Baru-baru ini Automated People Mover System (APMS) atau Skytrain Bandara Soekarno Hatta diresmikan. Kehadiran skytrain inipun langsung menjadi tema perbincangan publik. Semua itu tidak lepas dari beragam fakta yang dimiliki oleh skytrain ini sendiri.
Apa sajakah fenomena dan fakta skytrain Bandara Soekarno ini? Berikut ini daftarnya:
Skytrain merupakan kereta yang memiliki bentuk mirip kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) tapi memiliki sistem otomatis sehingga tidak perlu ada masinis untuk mengendalikannya. Sistem ini sendiri merupakan sistem yang baru diterapkan Indonesia. Bisa dibilang, skytrain bandara Soekarno-Hatta adalah skytrain pertama di Indonesia.
Saat ini skytrain Bandara Soekarno Hatta sedang menjalani tahap awal. Di tahap ini skytrain ini hanya melayani perpindahan penumpang dari Terminal 2 ke Terminal 3 maupun sebaliknya. Skytrain ini sendiri beroperasi pada pukul 07.00-09.00 WIB, lalu 12.00-14.00 WIB, serta 17.00-19.00 WIB.
Waktu operasional 24 jam dan layanan hingga ke terminal 1 sendiri akan segera direalisasikan hingga akhir tahun ini.
“Selanjutnya pekerjaan keseluruhan selesaikan pertengahan Desember 2017, tahun ini juga. Sehingga diasumsikan enggak lewat 2017 keempat shelter dengan depo bisa dioperasikan,” ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero), M. Awaluddin.
Proyek kereta tanpa masinis ini ternyata dikerjakan dalam waktu 12 bulan saja. Lebih cepat dari target yakni sekitar 16-17 bulan.
Proyek kereta tanpa masinis ini dikerjakan dalam waktu 12 bulan atau lebih cepat dari yang ditargetkan yaitu sekitar 16-17 bulan.
“Ini proyek luar biasa yang diakselerasi dalam tempo 12 bulan,” ujar Muhammad Awaluddin.
Skytrain ini memiliki 2 gerbong dan jika dihitung-hitung, skytrain ini bisa mengangkut 176 orang dalam sekali jalan. Jika diakumulasikan maka dalam satu jam skytrain ini bisa mengangkut hingga 1000 orang.
Skytrain ini bisa digunakan oleh semua orang baik penumpang pesawat, pengantar, petugas bandara, hingga masyarakat umum di Terminal Intergrated Building, di antara Terminal I, terminal 2, terminal 3 dan sebalinya tanpa dipungut biaya.
Untuk menyelesaikan proyek ini biaya yang harus dirogoh adalah Rp 950 miliar. Pengeluaran ini digunakan untuk pengadaan transit sebesar Rp 530 miliar dan Rp 420 milliar untuk pembangunan lintasan.
Sekali perjalanan dari Terminal 3 ke Terminal 2 adalah sekitar 1,7 kilometer. Dengan menggunakan skytrain bandara, para pengunjung hanya akan menempuh waktu 3 menit sekali jalan. Begitupun sebaliknya dengan waktu tunggu 5 menit.
Waktu ini cukup efisien karena biasanya jika menggunakan shuttle bus biasanya penumpang akan menghabiskan waktu sekitar 15-20 menit.
Skytrain bandara ini adalah buatan Woojin dari Korea Selatan. Skytrain ini memiliki spesifikasi gerbong mirip LRT dan dilengkapi dengan self propelled yang memungkinkan kereta dapat bergerak sendiri dengan kecepatan 60 km/jam.
Kereta jenis ini juga telah digunakan di beberapa negara seperti Singapura sehingga sudah terjamin keamanannya.
Pada pembangunannya, pengadaan trainset sendiri disiapkan oleh PT LEN Industri (Persero) dan Woojin asal Korea Selatan, sementara itu untuk pembangunan lintasan beserta shelter oleh PT Wijaya Karya Tbk dan PT Indulexco.
Para penumpang pesawat yang berencana menggunakan skytrain ini bisa melihat jadwal keberangkatan dan kedatangan melalui aplikasi ‘Indonesia Airport’ di iOS dan android.
Meskipun skytrain ini bisa dioperasikan tanpa masinis ternyata skytrain ini masih akan didampingi oleh seorang masinis. Pendampingan masinis ini akan dilakukan hingga 6 bulan ke depan.
Ternyata banyak fakta yang tersimpan di Skytrain Bandara Soekarno Hatta ini. Kamu tertarik untuk mencobanya?