Dalam penyelenggaraannya yang ketiga pada tahun ini, Women Adventure Camp memiliki misi tersendiri di balik penyelenggaraannya.
Menurut Control Service EIGER Adventure Service Team, Galih Donikara, Women Adventure Camp merupakan bagian dari EAST (EIGER Adventure Service Team).
Galih Donikara berbagi cerita mengenai awal mula diadakannya Women Adventure Camp. (Foto oleh Echi/Phinemo.com).
“Namanya juga adventure service, jadi memang tim ini diciptakan untuk memberikan pelayanan adventure. Nah, selama ini, anggota EAST kan kebanyakan pria. Kami terpikir, kenapa tidak meluaskan pasar ke perempuan? Apalagi tren pendakian bagi pendaki perempuan ini makin meningkat,” jelas Galih.
Tingginya minat wanita untuk mendaki memang harus diikuti oleh pengetahuan cukup mengenai ilmu pendakian untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tak diinginkan.
“Takutnya nanti di saat mereka mendaki malah terjadi kecelakaan di gunung. Bukan menyepelekan, tapi kan cewek ini biasanya apa aja dibawa. Padahal alam itu tidak membedakan laki dan perempuan, tua atau pun muda,” imbuh Galih.
Karena itu, Galih menambahkan, Maka dari itu, EAST berinisiatif untuk mengedukasi para pendaki wanita supaya aman saat naik gunung.
Galih bercerita, setelah Eiger Women Adventure Camp dilaksanakan 2 kali dan tahun 2018 merupakan kali ketiga penyelenggaraan, dampak secara empirik memang belum ada data.
“Tapi, kalau melihat para alumni yang sudah ikut Women Adventure Camp ini, ada perubahan yang baik. Mereka mengaku malu jika harus buang sampah sembarang lagi,” terang Galih.
Ke depannya, EIGER Women Adventure Camp kemungkinan akan dilaksanakan 2 kali dalam setahun.
“Namun jumlah pesertanya tidak akan kami tambah lagi, tetap di kuota 75-100 orang,” pungkas Galih.
