Sampah Plastik Siap Membungkus Bumi, Begini Cara Perusahaan Pariwisata Dunia Mengatasinya

Beberapa perusahaan dunia yang bergerak di bidang industri pariwisata pun melakukan aksi kurangi sampah plastik. Salah satunya dari Indonesia.

SHARE :

Ditulis Oleh: Echi

Permasalahan sampah plastik di bumi sudah berada pada tahap memprihatinkan.

The Ocean Cleanup Foundation memperkirakan sekitar 80.000 ton plastik berada di Great Pacific Garbage Patch atau ‘Area Sampah Pasifik Raya’ yang membentang antara California dan Hawaii, Amerika Serikat. Jumlah tersebut 16 kali lipat dari yang sebelumnya dilaporkan.

Baca juga: Perusahaan perhotelan Katamama terpilih sebagai perusahaan perhotelan pertama di Indonesia yang setujui perjanjian perubahan iklim ke arah yang netral

Mengerikannya, sampah plastik sendiri butuh waktu ratusan tahun untuk terurai. Bahkan, tahukah Anda, untuk menguraikan sebuah sedotan plastik saja butuh 200 tahun.

Jumlah polusi plastik yang kian meningkat dikhawatirkan akan merusak ekosistem yang ada. Mengutip dari Lonely Planet, setiap tahunnya, satu juta burung mati karena menelan plastik. Tak sampai di situ, jika sampah plastik tak diselesaikan secara serius, jumlah sampah plastik yang ada bisa menutupi permukaan bumi.

Polusi plastik telah menjadi masalah besar bagi seluruh dunia. Industri pariwisata pun ikut menjadi penyumbangnya. Tak tinggal diam, beberapa perusahaan dunia yang bergerak di bidang industri pariwisata pun melakukan aksi kurangi sampah plastik.

Alaska Airlines misalnya, mulai 16 Juni 2018 lalu, maskapai penerbangan Amerika Serikat pertama ini melarang penggunaan sedotan plastik di penerbangan mereka.

Kurangi penggunaan sedotan plastik menjadi salah satu cara paling mudah untuk ikut serta melawan sampah plastik di muka bumi. Foto dari Thanatham Piriyakarnjanakul / EyeEm

Sebelumnya, pada 2017 Alaska Airlines pun telah mendistribusikan 22 juta sedotan plastik dan menggantikannya dengan sedotan pengaduk non-plastik.

Mereka juga akan mengganti kotak jus plastik dengan kaleng aluminium yang bisa didaur ulang. Menakjubkannya, selama 8 tahun terakhir, Alaska Airlines telah mengumpulkan 12.000 ton bahan untuk didaur ulang.

Tak hanya Alaska Airlines, Ryanair pun menyatakan bahwa maskapai penerbangan berbujet rendah ini benar-benar bebas plastik pada 2023. Di kantor pusat, pangkalan pesawat, dan bandara tempat mereka beroperasi.

Hal ini berarti, Ryanair telah siap mengganti alat makan berbahan plastik dengan kayu atau bahan yang bersifat bio-degradable. 

Senada dengan Alaska Airlines dan Ryanair, Fiji Airways dan Thai Airways juga berjanji untuk mengurangi penggunaan plastik tahun ini.

Tak mau tinggal diam, London City Airport pun ikut beraksi. Bandara London ini pun menjadi bandara pertama yang melarang sedotan plastik.

Mengikuti tren ramah lingkungan, perhotelan dan perusahaan jasa makanan dunia pun ikut turut serta. Delaware North, perusahaan pelayanan jasa penyediaan makanan untuk perusahaan dan perhotelan telah menghapus penggunaan sedotan plastik di 200 lebih gerai makannya di 23 bandara di seluruh AS.

Baca juga: Traveler, ayo kurangi sampah! Plastik di samudera bertambah setiap tahunnya

Lalu, Hotel Hilton berencana untuk menghilangkan sedotan di 650 akomodasi dunia dan botol plastik dari konferensi yang diselenggarakan akhir tahun ini.

Pesaing Hotel Hilton, Marriott International juga membatasi polusi plastik dengan mengganti tempat sabun mandi di hotel-hotel Amerika Utara dengan dispenser yang dapat didaur ulang.

Di Indonesia pun, para pelaku perusahaan pariwisata dan perhotelan ikut ambil andil kurangi produksi sampah plastik untuk bumi. Perusahaan tersebut adalah Katamama Hotel dan Potato Head Beach Club Bali.

Perusahaan perhotelan tersebut menjadi pertama di Indonesia yang sepakat mendukung perubahan iklim dunia. Dikabarkan oleh United Nations Climate Change, perusahaan perhotelan di Bali tersebut telah menandatangani kesepakatan perubahan iklim ke arah netral.

CEO Katamama Hotel Bali and Potato Head Club Bali, Ronald Akili mengatakan bahwa perusahaan besutannya telah mengurangi jumlah sampah yang dikirim ke TPA secara drastis dan telah membentuk benchmark industri untuk menghilangkan limbah dan mendaur ulang sampah.

Rasanya, jika dunia bersatu padu kurangi menghasilkan sampah plastik, bumi akan lebih bersih. Jadi, kapan Anda akan mulai beraksi? Yuk, mulai dari yang terkecil dan dari diri sendiri.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU