Logo Wonderful Indonesia berukuran jumbo menghiasi sejumlah bus di Berlin, Jerman. Bukan hanya logo Wonderful Indonesia saja, keindahan pariwisata Indonesia dari Bali, Borobudur, Raja Ampat, dan dunia bawah laut Kepulauan Komodo yang eksotis tampil mentereng di bus-bus dalam kota.
Pemasangan logo Wonderful Indonesia dan deretan gambar keindahan pariwisata Indonesia ini sedang diikutan dalam pameran wisata dunia, Internationale Tourismus Borse 2018, di Berlin. Pemerintah Indonesia melalui Kemenpar memanfaatkan momen ini untuk memperkenalkan brand Wonderful Indonesia khususnya pariwisata Indonesia.
Strategi promosi pariwisata yang dilakukan Kemenpar di Berlin Jerman ini bisa dibilang cukup efektif. Kehadiran bus dengan gambar-gambar mencolok akan menarik perhatian masyarakat Berlin dan wisatawan yang melihatnya. Apalagi bus-bus tersebut melewati rute yang panjang mulai dari Tauentzienstraβe Checkpoint Charlie, Lustgarten, East Side Gallery, Strausberger Platz, Mauerpark, Hauptbahnhof, Brandenburg Tor, hingga Siegessäule.
Saat ini, Internationale Tourismus Borse 2018 diikuti 187 negara yang berasal dari 5 benua dunia, 10 ribu exhibitors, 1.000 buyers top dunia, 26 ribu pengunjung konvensi, 120 ribu trade visitors kumpul di Berlin.
Mengutip dari industry.co.id, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan bahwa event besar seperti Internationale Tourismus Borse 2018 adalah momen yang istimewa untuk menjual sekaligus meningktan branding Wonderful Indonesia di komunitas pariwisata dunia.
Masih menurut Arief Yahya, Internationale Tourismus Borse 2018 di Berlin merupakan role model tren pariwisata dunia. Semua perkembangan terkini yang terkait teknologi, digital, destinasi, airlines, aksesibilitas, marketing, di sektor pariwisata dunia, terbaca di event ini.
“Ketika brand Wonderful Indonesia naik, orang dengan mudah mencari informasi tentang industri pariwisata Indonesia. Keunggulan dan daya tarik Indonesia bukan hanya dari keindahan destinasi, alam budaya, dan buatan manusia, tetapi juga potensi investasi di sektor pariwisata,” jelas Arief Yahya.
Mengingat wisatawan mancanegara asal Jerman berada di urutan ketiga besar kawasan Eropa yang berkunjung ke Indonesia (setelah Inggris dan Prancis), rasanya pasar Jerman memiliki potensi besar yang bisa terus digali.