Bursa Wisata Indonesia 4 Resmi Digelar di Semarang

Bursa Wisata Indonesia 4 resmi digelar di Semarang, intip keseruannya di sini!

SHARE :

Ditulis Oleh: Rizqi Y

Tak dapat dipungkiri, minat masyarakat pada pariwisata memang meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Di Jawa Tengah sendiri kunjungan wisatawan terus meningkat dari tahun ke tahun. Urip Sihabudin, selaku Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Jawa Tengah pun memaparkan data peningkatan wisatawan yang masuk ke Jawa Tengah. 

“Untuk wisatawan mancanegara tiap tahunnya naik. Jika tahun 2016 lalu bisa mencapai sekitar 578ribu, maka dengan target peningkatan 50% tahun ini bisa mencapai 830ribu wisman. Sedang target tahun 2018 mendatang adalah 1,1juta wisman, sehingga ditahun 2019 bisa mencapai angka 1,2juta,” jelas Urip Sihabudin. 

Ia juga menambahkan bahwa pertumbuhan wisatawan domestik atau wisatawan nusantara di Jawa tengah sangat bagus. Saat ini jumlah wisatawan domestik di Jawa Tengah sekitar 30-40 juta orang.

Pertumbuhan wisatawan  yang akhirnya membuka peluang market share 

Terbukanya peluang market share dengan meningkatnya wisatawan. Foto oleh Rizqi Y/Phinemo.com

Meningkatnya jumlah wisatawan ke Jawa Tengah akhirnya sukses membuka peluang yang bagus untuk mendapatkan market share  bagi para agen travel di Indonesia dan dari mancanegara. Melihat peluang ini, DPD ASPPI pun tergerak untuk ikut serta memberikan sumbangsih nyata dalam mengangkat potensi wisata yang ada, terutama di wilayah Jateng. 

Bukti nyata sumbangsih tersebut adalah digelarnya event promosi dua kali dalam setahun, salah satunya  Bursa Wisata Indonesia yang diadakan tanggal 7 November 2017 di Patra Jasa Hotel & Convention Semarang. BWI tahun 2017 ini merupakan event promosi tahunan yang sudah digelar sebanyak empat kali, dan tiap tahunnya selalu mengalami peningkatan baik dari segi buyer, seller maupun nilai transaksi. 

Sekilas tentang Bursa Wisata Indonesia 4

Pembukaan Bursa Wisata Indonesia 4 di Patra Jasa. Foto oleh Rizqi Y/Phinemo.com

Bursa Wisata Indonesia 4 digelar satu hari penuh pada tanggal 7 November 2017 di Patra Jasa Hotel & Convention Semarang. Tema yang diangkat dalam sesi Bursa Wisata Indonesia 4 kali ini adalah Adventure Gayeng, yang artinya sebuah petualangan yang penuh semangat, tangguh, ramah, menggembirakan, dan hangat. 

Dalam acara Bursa Wisata Indonesia 4 terdapat beberapa kegiatan yang bisa diikuti oleh semua peserta, di antaranya talk show, seminar pariwisata, expo UKM, dan kontes fotografi. Acara talk show rencananya akan diisi oleh Ganjar Pranowo selaku Gubernur Jateng dan Hevearita selaku Wakil Walikota Semarang sekaligus ketua BPK2L. Acara talk show ini mengusung tema Kiprah Pariwisata dalam Mensukseskan Jateng Gayeng” dan “Eksotika Semarang Old City”. Selain itu ada juga Seminar pariwisata yang mengusung tema “Profesi Pariwisata, Hobi yang Dibayar” dengan pembicara dari hotelier, tour guide dan travel blogger.

Dalam penyelenggaraan Bursa Wisata Indonesia 4 tahun 2017 ini, ada setidaknya 318 buyer yang terdiri dari member ASPPI se-Indonesia, Travel Agent, dan Biro Perjalanan Wisata potensial dari seluruh Indonesia. Sedangkan seller sejumlah 110 berasal dari dinpar kota dan kabupaten, Asosiasi Wisata Agro Indonesia, desa wisata, hotel, resort, airlines, cruise, dan banyak lagi lainnya. Target transaksi di Bursa Wisata Indonesia 4 adalah 1,5 M, melihat tahun sebelumnya nilai transaksinya bisa mencapai 1,1M. 

Menilik minat pasar tour operator di tahun 2017

Sharom sedang menawarkan produk pada buyer. Foto oleh Rizqi Y/Phinemo.com

Jika dilihat dari data ASPPI, peminat Bursa Wisata Indonesia 4 memang makin meningkat dari tahun ke tahun. Jika tahun lalu peminat buyer hanya 210, maka tahun ini meningkat menjadi 318. Begitu juga seller yang tahun lalu berkisar 100 ditahun ini sedikit meningkat menjadi 110. 

Peningkatan buyer dan seller ternyata tak lepas dari makin meningkatkan minat masyarakat pada wisata dan juga tour operator. Sharom, salah satu pengelola wisata alam di Cikole yang juga menjadi seller dalam Bursa Wisata Indonesia 4 mengungkapkan adanya peningkatan minat tersebut. 

“Kalau di Grafika Cikole sendiri sekarang peminatnya makin meningkat. Mayoritas memang dari generasi anak muda atau milenial,” ungkap Sharom pada tim Phinemo di Patra Jasa. 

Mayoritas peminat wisata sampai saat ini memang masih dari para generasi muda atau milenial. Ini tak lepas juga dari pengaruh sosial media. Untuk bisa memuaskan para wisatawan milenial ini, Grafika Cikole juga terus melakukan beberapa inovasi. Misalnya saat ini Grafika Cikole menambahkan pementasan sendratari Sangkuriang di luar atraksi lain seperti outbond, hotel, glamping dan resto. 

Senada dengan Sharom, Asep yang merupakan tour operator dari Solo yang berlaku sebagai buyer pun mengungkapkan hal serupa. 

“Sekarang itu peminat tour operator atau agen travel mulai ramai dan meningkat. Bahkan rombongan-rombongan dari kampung juga sudah mulai banyak. Mayoritas itu mintanya ke wisata alam, soalnya terjangkau dan masih bisa dinego,” pungkas Asep. 

Inovasi yang dilakukan para agen travel salah satunya adalah terus memberikan pembaruan armada transportasi, karena ini akan berhubungan dengan kenyamanan wisatawan. Selain itu juga saat ini makin banyak objek-objek wisata alam yang baru, jadi pilihan destinasi yang bisa ditawarkan ke masyarakat juga makin banyak. 

Adanya Bursa Wisata Indonesia 4 bagi Sharom dan Asep yang lain pastinya sangat membantu. Keduanya sama-sama mendapatkan keuntungan, dan tentunya pemerintah setempat juga terbantu dengan meningkatnya kunjungan wisatawan. Dari segi wisatawan juga semakin terbantu dengan tersedianya akomodasi yang nyaman, aman dan terjangkau. 

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU