Dua puluh satu tahun dirawat, buaya “Kojek” milik Muhammad Irawan akhirnya harus dievakuasi ke Taman Safari Indonesia.
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSD) wilayah I Jawa Barat mengevakuasi buaya muara seberat 200 kilogram tersebut ke Taman Safari Indonesia. Evakuasi itu harus dilakukan karena buaya termasuk dalam hewan yang dilindungi.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999 dan juga undang-undang nomor 5 tahun 1990, hewan yang dilindungi dan tidak boleh diperjualbelikan, dikembangbiakan untuk diperdagangkan, dan juga tak boleh dipelihara.
Melansir dari Merdeka.com, PPNS BKSDA wilayah I Jawa Barat, Adjat Sudrajat, mengatakan bahwa siapapun yang memelihara binatang dilindungi berdasarkan Pasal 21 UU No. 5 tahun 1990 akan dikenai pidana.
Setelah melalui proses pendekatan dan pemahaman antara si pemilik dan BKSDA, akhirnya Muhammad Irawan atau akrab disapa Iwan rela menitip rawatkan buaya Kojek ke Taman Safari.
Dua puluh satu tahun bukanlah waktu yang singkat. Dalam kurun waktu tersebut Iwan begitu menyayangi buaya Kojek dan merawatnya dengan baik. Awalnya, Iwan membeli buaya muara ini dari anak-anak kecil di Cianjur yang hendak memotong buaya. Menurut pengakuannya, daripada hewan predator ini meninggal, dia memutuskan untuk membelinya seharga 30 ribu rupiah. Kini, buaya muara yang bernama Kojek tersebut telah memiliki berat 200 kilo dan panjang 2. 7 meter.
Proses pemindahan Kojek berjalan cukup dramatis. Iwan dan keluarganya tak mampu menahan tangis ketika melihat Kojek akan dievakuasi.
Maemunah, Ibu kandung Iwan yang juga sehari-hari ikut merawat Kojek terus berlinang air mata. Ia terus memanggil nama Kojek yang terus bergerak ketika Iwan mencoba menenangkannya.
Awalnya, Kojek memang sempat melawan dan terus bergerak ketika diarahkan ke peti khusus untuk dipindahkan.
Iwan mencoba terus berbicara kepada Kojek untuk menenangkannya. Perlahan, Iwan menutup mata dan mulut Kojek dengan lakban. Setelah selama sekitar 30 menit Iwan berkomunikasi, Kojek akhirnya merangkak dan masuk ke dalam peti.
Oleh 8 petugas dibantu Iwan, buaya dengan berat 200 kilogram tersebut diangkut dengan cara dimasukkan ke dalam peti kayu.
Menggunakan kendaraan khusus, buaya Kojek dibawa ke Taman Safari Indonesia untuk dirawat.
Pemindahan Kojek juga menjadi tontonan warga. Warga sekitar memang sudah mengenal Kojek sejak lama. Keberadaan buaya di tengah mereka sudah menjadi hal biasa sejak 21 tahun lalu. Beberapa warga juga terus memanggil nama Kojek saat Kojek nampak gelisah ketika akan dimasukkan ke dalam peti kayu.
Seperti diketahui, buaya Kojek dulu sempat menghebohkan dunia maya dan menjadi viral setelah video rekaman Iwan yang dengan santai memandikan buaya peliharaannya itu tersebar di internet. Sejumlah media juga sempat memberitakannya.
Ada hal cerita menarik dari si buaya Kojek ini. Melansir dari detik.com, buaya kojek ini pernah dilibatkan dalam pembuatan proses sinetron. Namun, karena si buaya kojek kelelahan, Iwan memutuskan untuk tidak meneruskan kontraknya.
Jika penasaran dengan buaya Kojek, akhir pekan nanti coba datang ke Taman Safari Indonesia.