Brand 'Wonderful Indonesia' Kini Masuk 50 Besar Dunia Kalahkan 'Truly Asia' Malaysia

Menpar Arief Yahya sebut Indonesia punya modal kuat untuk berjaya di industri pariwisata. Selain faktor alam dan budaya, kreativitas anak muda Indonesia disebut berpotensi bersaing di tingkat dunia

SHARE :

Ditulis Oleh: Shabara Wicaksono

Menpar Arief Yahya didampingi Gubernur Jambi Zumi Zola dalam acara launching Direct Promotion Tourism Jambi. Foto diambil dari Indopos

Meski saat ini kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia masih jauh di bawah Malaysia, Singapura, dan Thailand, Menteri Pariwisata Arief Yahya optimis, di tahun 2020 Indonesia dapat mengalahkan Malaysia dan Thailand.

Dari data kunjungan wisman 2015, Indonesia baru tembus 10,4 juta wisman, sementara Singapura 15 juta, Malaysia 25 juta, dan Thailand 30 juta.

“Saya yakin, dengan rencana yang telah disusun, dalam dua tahun kita akan mengalahkan Malaysia, dan dalam empat tahun mengalahkan Thailand,” jelas Arief Yahya, dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan bersama stakeholders di Sumatera Selatan, dikutip dari HarianTerbit, Selasa, (12/4).

Saat ini, tercatat pertumbuhan wisman ke Indonesia, naik 10,3%, Singapura naik 0,9%, Malaysia turun 15,7%, sementara Thailand sukses naik 20,4%.

“Dari country branding, Wonderful Indonesia naik menjadi peringkat 47, dari sebelumnya tidak punya peringkat. Itu sudah mengalahkan Truly Asia Malaysia papan 96, termasuk Amazing Thailand peringkat 83,” tambah Arief yang mengambil referensi dari World Economic Forum 2015.

Tak hanya itu, Indonesia pun sukses menggondol berbagai penghargaan dari berbagai kompetisi yang digelar secara resmi (official) oleh lembaga resmi yang mengurusi pariwisata dunia. Misal saat World Halal Travel Award 2015, di Abu Dhabi, Uni Arab Emirate, Indonesia berhasil sabet 3 penghargaan. Malaysia yang selama ini menjadi rajanya “halal destination” tak mendapat penghargaan apapun. Dari UNWTO Award 2016 di Madrid Spanyol, Indonesia juga menyabet 3 penghargaan, dan Malaysia kembali nihil. Bahkan di level regional ASEAN, dalam ajang ASEANTA Award di Manila, Filipina, Indonesia lagi-lagi raih 3 penghargaan, sementara Malaysia 2 penghargaan.

“Jadi sekarang skor sementara 10 : 2 untuk Wonderful Indonesia,” terang Arief.

Dalam berbagai travel mart bergengsi pun Indonesia berjaya. Di India International Travel Mart 2016, Indonesia mendapat 3 penghargaan sekaligus, pun saat Hongkong di Flower Festival 2016 juga. Yang paling membanggakan tentu, ‘The Best Exhibitors Award’ di ITB Berlin, travel mart terbesar dan paling populer di dunia.

“Kemenangan adalah sesuatu yang direncanakan!” tegas Menpar Arief Yahya.

Satu hal yang membuat Menpar Arief Yahya begitu optimis salah satunya adalah potensi anak-anak muda Indonesia dalam industri kreatif.

“Anak-anak Indonesia itu mampu bersaing, mereka luar biasa untuk urusan kreativitas. Kita juga punya potensi alam dan budaya yang kuat. Kita punya modal yang kuat. Wonderful Indonesia sudah membuktikan, bahwa mengalahkan Malaysia itu tidak sulit,” Arief menyemangati audiens yang hadir.

 

Mencontoh Korea Selatan

Masih dalam forum yang sama, Menpar Arief Yahya berkali-kali menekankan tentang pentingnya mendesain perencanaan.

“Kalau mau menjadi pemain dunia, pakailah standar dunia di bidang apapun,” ucap Arief.

Arief menjelaskan, ada negara yang bisa dijadikan contoh, Korea Selatan. Industri kreatif Negeri Ginseng tersebut telah mampu memberi sumbangsih besar kepada devisa negara, dibandingkan dengan manufacture-nya. Korea berhasil menghasilkan perusahaan berskala global yang sanggup bersaing di bidangnya.

“Fitur-fitur teknologi canggih yang didesain Samsung dan LG sebagai buah karya kreatif sudah berhasil menggeser produk-produk elektronik Jepang seperti Sony dan Toshiba,” Arief memberi contoh.

Arief melanjutkan, dalam bidang otomotif pun begitu. Pabrikan mobil asal Korea Selatan, KIA dan Hyundai, terus merangsek di pasar dunia dan berhasil diterima pasar karena technology development-nya.

Selain itu pentingnya alokasi dana dari pelaku industri pun memegang peran penting. Arief Yahya ajak pengusaha tak takut berinvestasi di industri pariwisata.

Pariwisata, menurut Arief, adalah sektor jasa atau service. “Kalau kita sudah tahu bahwa ke depan itu era industri kreatif, gelombang cultural industry menanti di depan mata, perusahaan services punya prospek kuat, seperti Google yang dibangun dengan 20 orang dalam waktu cepat menjadi raksasa dunia,  WhatsApp yang rugi memiliki valuasi USD 20M, mengapa harus ragu mengalokasikan bujet yang proporsional untuk mendorong industri kreatif?” pungkas Arief Yahya.

 

Baca juga:

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU