Batik tulis Lasem dari Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, sudah lama dikenal memiliki ciri khas dan tingkat kerumitan cukup tinggi. Hal ini menyebabkan harga Batik Tulis Lasem melambung tinggi.
Rifai (48), pengusaha Batik Tulis Lasem dari Ningrat Batik Lasem, menjelaskan bahwa Batik Tulis Lasem sudah terkenal sejak abad 13, saat masih menjadi bagian dari Kerajaan Majapahit.
“Motif batiknya dipengaruhi sangat kuat oleh budaya Cina karena pendaratan pasukan Cheng Ho saat itu. Lalu berpadu dengan budaya lokal sehingga motif dan warnanya unik,” jelas Rifai.
Rifai bercerita bahwa perkembangan Batik Tulis Lasem dimulai sejak masa Na Li Ni, istri Bi Nang Un, seorang anggota ekspedisi Cheng Ho yang memperkenalkan teknik membatik pada abad ke-15.
Batik Tulis Lasem masa itu diekspor secara besar-besaran ke Singapura dan Sri Lanka. Meski demikian, ternyata pada 1970-an Batik Tulis Lasem sempat mengalami kemunduran. Setelah batik diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO pada tahun 2009, Batik Tulis Lasem juga mulai bergairah kembali.
“Motif Batik Tulis Lasem itu biasanya naga, bunga teratai, digabung dengan motif lokal. Yang paling khas itu warna merahnya. Di sini disebut ‘getih pitik’, atau ‘darah ayam’. Merahnya khas karena bahan baku mineralnya hanya ada di Lasem,” tambah Rifai.
Kekhasan dan rumitnya motif Batik Tulis Lasem membuatnya dihargai tinggi.
“Harga Batik Tulis Lasem secara umum berkisar 100 ribuan rupiah hingga 50 juta rupiah, tergantung proses pengolahan kainnya,” terang Rifai.
Berburu batik saat berada di Rembang bisa jadi pilihan. Bagaimana, Kamu tertarik belanja batik tulis Lasem?