Image Pariwisata Indonesia?"">#ASKPHINEMO: "Bagus Nggak Sih Wisata Bencana Bagi Image Pariwisata Indonesia?"

Wisata Bencana adalah kekuatan dan ide kreatif untuk menghapus kesedihan masyarakat. Apakah image Pariwisata Indonesia akan tercoreng dengan ini?

SHARE :

Ditulis Oleh: Echi

#aksphinemo adalah sebuah gerakan untuk para penggemar Phinemo yang memiliki pertanyaan seputar dunia travelling untuk di bahas dalam satu artikel khusus di phinemo.com

Sebelumnya, terima kasih kepada teman-teman yang sudah bergabung dalam #askphinemo. Dari ribuan pertanyaan yang masuk (sebenarnya tidak sampai ratusan sih, apalagi ribuan pertanyaan hehehe), selamat kapada @fadhlisofyan di Instagram, pertanyaan Kamu terpilih untuk kami jawab.

“Bagus nggak sih destinasi wisata bencana macam lumpur panas, bekas galian tambang, atau semacamnya buat image dunia pariwisata, khususnya Indonesia?”

Bencana alam merupakan peristiwa yang tidak pernah bisa diprediksi kapan terjadinya dan berapa kerugian yang diciptakannya. Kalau boleh meminta, tentu kita tak akan pernah mau terkena musibah bencana alam. Ketika bencana itu terjadi, kita hanya pasrah menerima keadaan.

Kerugian yang ditimbulkan memang menyiksakan sengsara bagi para korbannya. Sebagai contoh, korban bencana alam lumpur lapindo, tsunami, dan letusan gunung berapi. Harta benda mereka lenyap dan musnah. Ternak dan sawah sebagai sumber mata pencaharian pun rusak.

Beruntung setelah bencana terjadi, mereka masih tetap bisa survive menjalani hidup. Salah satu upaya mereka untuk tetap survive adalah dengan memanfaatkan wilayah bekas bencana sebagai pariwisata. Contoh wisata bencana alam di Indonesia adalah Wisata Museum Sisa Hartaku, Yogyakarta, Wisata Kapal PLTD I Apung, Aceh, dan wisata lumpur lapindo.

Lantas, bagus tidak wisata bencana bagi image wisata Indonesia?

Banyak bermunculannya wisata bencana Indonesia akan menimbulkan kesan bahwa Indonesia merupakan negara yang rawan bencana. Tentu, hal ini kurang bagus bagi image pariwisata Indonesia. Para wisatawan akan berpikir ulang untuk berkunjung ke Indonesia karena merasa Indonesia kurang aman.

Tapi, saya sendiri optimis, jika wisata bencana tidak memberikan image negatif pada pariwisata Indonesia. Bencana merupakan kejadian diluar kuasa kita. Tak satupun orang menginginkannya.

Tapi, ada hal-hal positif yang bisa kita ambil dari wisata bencana;

Orang Indonesia merupakan orang-orang yang sangat kreatif

Foto berasal dari sini

Kreatifitas warga memanfaatkan bekas bencana sebagai pariwisata memang patut diacungi jempol. Tidak sembarang orang bisa segera bangkit dari keterpurukan, bahkan dengan cepat bisa membangun kembali roda kehidupan mereka.

Sebagai contoh, warga jogja mengumpulkan barang-barang sisa-sisa keganasan Merapi dan menjadikannya sebuah museum. Tidak ada ketentuan berapa harga tiket masuk, namun disediakan kotak amal agar para pengunjung bisa memberikan sumbangan sukarela.

Wisata bencana jadi bukti betapa kuatnya warga Indonesia menjalani hidup

Pak Suwadi, berdiri di belakang rumahnya yang rusak akibat lahapan lumpur lapindo. Foto berasal dari sini

Warga korban bencana pun menunjukan kepada kita bahwa mereka orang-orang yang kuat. Mereka tidak menggantungkan hidup dari bantuan pemerintah atau donatur saja. Mereka menciptakan peluang hidup sendiri.

Sebagai contoh, wisata bencana lumpur lapindo. Ironis memang, pemukiman yang seluas 1500 ha kini menjadi wisata bencana. Pada satu sisi, warga terus berduka melihat kenyataan bahwa harta benda, ternak, dan rumah mereka terlahap lumpur. Sisi lainnya, mereka harus menerima kenyataan untuk tetap hidup dengan memanfaatkan lahan bekas bencana untuk wisata.

Setiap pengunjung yang ingin menikmati wisata bencana dikenakan biaya yang tidak murah. Mereka dikenakan tiket masuk dan uang parkir sebesar 15.000. Itu masih belum termasuk biaya keamanan (5.000) dan biaya ojek yang akan mengantar keliling di sekitar daerah wisata sebesar 25.000.

Menjadi pembelajaran dari setiap musibah yang menimpa

Aceh terus berbenah. Foto berasal dari sini

Wisata bencana tidak hanya terjadi di Indonesia. Bencana banjir yang melanda Belanda pada tahun 1953 dan telah memakan 1800 korban jiwa menjadi titik balik kebangkitan Belanda. Setelah bencana itu terjadi, pemerintah setempat membangun Bendungan Delta untuk mengantisipasi kejadian serupa. Kini, Bendungan Delta Belanda mampu menarik minat wisatawan berkunjung ke sana.

Hal serupa pun terjadi di New York, Amerika. Semua pasti ingat tentang musibah pengeboman gedung WTC New York yang telah memakan ribuan korban jiwa. Reruntuhan Gedung WTC yang kini diberi nama Ground Zeru telah diubah menjadi tempat wisata. Banyak turis yang berkunjung untuk melihat puing-puing sisa pengeboman. Setelah pengomban terjadi, pemerintah Amerika semakin memperketat keamanan negara.

***

Wisata bencana menjadi pembelajaran pemerintah untuk berbenah dan mengantisipasi bencana yang akan muncul lagi. Selain itu, wisata bencana menunjukkan kepada negara lain, bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang kuat dan kreatif.

Bagaimana kalau menurut kamu? Yuk tuliskan pendapat kamu di kolom komentar.


Artikel ini dibuat berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan melalui Sosial Media dengan tanda #AskPhinemo. Kamu ada pertanyaan? 

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU