AirAsia Tinggalkan Bagasi Tanpa Pemberitahuan, Penumpang Terlantar di Bandara

Dengan alasan kelebihan bobot, AirAsia tinggalkan bagasi penumpang

SHARE :

Ditulis Oleh: Echi

Antrian panjang para penumpang Air Asia. Foto diambil dari The West Australian.

Sekitar 100 turis yang berasal dari Perth, Australia harus memulai liburan sekolah mereka di Bali tanpa barang bawaan. Dikutip dari The West Australian, barang bawaan penumpang diturunkan dari pesawat tanpa sepengetahuan mereka.

Maskapai penerbangan Air Asia QZ535 dengan total 161 penumpang tiba di Denpasar pada Sabtu, (9/4) pukul 11.20 waktu setempat. Mereka tiba tanpa membawa barang bawaan. Air Asia meninggalkan hampir seluruh barang bawaan para penumpang di Perth, Australia setelah diminta untuk membatasi jumlah beban pesawat sesaat sebelum take off.

Salah satu juru bicara AirAsia menyatakan bahwa pesawat Air Asia QZ535 menempuh jalur penerbangan yang lebih singkat dari yang seharusnya karena jalur penerbangan yang harusnya dilewati sedang dalam pengembangan.

Pesawat tipe A320 membutuhkan jalur penerbangan setinggi 2400 meter untuk take off dalam kondisi yang baik tetapi penerbangan pada jalur yang lebih singkat hanya membutuhkan 2163 meter. Untuk mengurangi bobot beban pesawat, sejumlah 104 barang bagasi diturunkan dari kabin.

Seorang penumpang bernama Dennis McDougall berkata bahwa tak ada pengumuman tentang penurunan barang bawaan dari pesawat sebelumnya. Mereka baru menyadari bahwa mereka terbang ke Bali tanpa barang bawaan ketika mereka hanya melihat tas tangan yang sampai di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali.

McDougall berkata, ia sebenarnya sempat melihat petugas maskapai menurunkan barang dari bagasi pesawat sesaat sebelum terbang. Ia dan penumpang lain berpikir jika barang-barang tersebut adalah milik penumpang dari maskapai lain.

Seharusnya pihak AirAsia bisa mengatakan apa yang terjadi ketika masih berada di Perth, tetapi mereka tak mengatakan apapun pada penumpang.

McDougall yang saat itu berlibur bersama istri dan kedua anaknya bersyukur karena koper istrinya merupakan satu dari sedikit koper yang bisa dibawa Air Asia. Sedangkan para penumpang lain dipaksa menginap hanya menggunakan pakaian yang dikenakan dan barang-barang yang ada di tangan. Lebih buruknya lagi, mereka masih mengenakan baju hangat saat tiba di Bali dengan cuaca 30 derajat Celsius.

Belasan penumpang terlihat mengantre di ruang kehilangan barang di bandara. Mereka terlantar menunggu kabar tentang barang bawaan yang tertinggal.

Untungnya, menurut keterangan McDougall, staf bandara sangat ramah dalam melayani penumpang. Mereka mencatat nama dan alamat penumpang yang ketinggalan barang.

Pada akhirnya penumpang mendapatkan barang-barang mereka kembali pada keesokan harinya, (10/4), hampir 24 jam setelah tiba di Bali. Dan yang sangat disayangkan, penumpang tak memperoleh kompensasi dari pihak Air Asia.

 

Baca Juga:

 

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU