Traveling merupakan satu hal yang perlu dilakukan untuk meringankan beban pikiran.
Dengan travelling, kita bisa mendapatkan ide-ide cemerlang. Ide-ide berdatangan, hal tersebut tentu dapat meningkatkan produktivitas.
Orang melakukan traveling dengan tujuannya masing-masing. Ada yang karena bosan di rumah, ada yang ingin refreshing, ada juga yang hanya ingin menghabiskan uang. Travelling bersama siapa saja juga kebebasan dari traveler itu sendiri, baik sendirian, bersama teman, atau bahkan bersama orang yang tidak dikenal sebelumnya.
Namun, biarpun tujuan orang melakukan traveling ada bermacam-macam, mereka memiliki kesamaan. Ada beberapa karakteristik positif yang umumnya dimiliki oleh travelers, seperti:
Bagi Kamu yang sudah sangat cinta travelling, secara tidak langsung mengasah jiwa petualangmu. Travelling juga membuatmu bertemu dengan orang baru, membicarakan hal baru, dan mempunyai pengalaman baru.
Jika Kamu memiliki jiwa petualang, Kamu tidak akan menyesali hal tersebut (pergi ke tempat baru). Semakin banyak Kamu melakukan travelling, semakin besar jiwa petualang yang Kamu miliki. Dan Kamu tidak akan takut untuk pergi kemanapun dengan siapapun.
Seorang traveller juga mempunyai rasa empati yang tinggi. Sering bertemu dengan orang-orang baru tentu juga mendapatkan cerita-cerita baru tentang kondisi orang tersebut. Dengan travelling, Kamu dapat melihat permasalahan dari semua perspektif dan menerimanya.
Berbeda dengan orang yang setiap harinya hanya duduk di depan komputer mungkin. Mereka akan melihat dunia dan masyarakat hanya berdasarkan kacamata-nya saja, tanpa melihat bahwa banyak orang di luar sana yang bisa memberikan perspektif berbeda.
Traveller tentu mempunyai kemauan kuat untuk mengetahui hal-hal baru. Hal tersebut membuatmu mudah belajar hal-hal baru, serta menerima dan menghargai perbedaan yang ada.
Perjalanan memaksamu harus mau belajar tentang itu jika ingin bertahan selama berpergian. Ini juga bermanfaat, karena skill-mu terus bertambah.
Sikap menerima perubahan juga tentu dimiliki oleh para traveller. Jika tidak, akan sulit untuk beradaptasi di tempat baru. Budaya, bahasa, dan perilaku orang pasti berbeda dari satu tempat ke tempat lain.
Dengan menerima perubahan, Kamu tahu bahwa di dunia ini tidak ada yang serupa sama, serta tak ada yang stagnan, semuanya pasti berubah dan Kamu harus menerima perubahan tersebut untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Jika tidak, Kamu tidak akan berkembang dan hanya berkutat di tempat yang sama.
Selain Intelectual Quotient (IQ) , Emotional Quotient (EQ) juga penting untuk dikembangkan dan dijalankan bersama-sama. EQ yang kita miliki akan berkembang seiring pengalaman yang Kamu temui. Travelling membuat Kamu menemukan pengalaman-pengalaman yang belum pernah Kamu temui sebelumnya, dan hal tersebut sangat berpengaruh pada EQ Kamu.
Dengan melakukan travelling, Kamu akan mengetahui seperti apa diri Kamu sebenarnya. Apakah orang yang bisa diandalkan, atau orang yang selalu merepotkan. Dengan sering berpergian dan mempelajari serta merenungkan apa yang Kamu temui, itu akan mengembangkan kesadaran diri yang lebih tinggi.
Dengan travelling, Kamu membuat diri keluar dari zona nyaman. Mengapa? Karena Kamu tidak akan pernah tahu apa yang akan dihadapi di luar sana.
Tapi ketika Kamu sudah terbiasa mengatasi ketidakterdugaan itu, Kamu semakin percaya diri bahwa Kamu mampu mengatasinya.
Travelling mengajarkan untuk lebih mengenal diri kita sendiri. Apa yang bisa dilakukan, apa yang tidak. Mengetahui apa yang disuka, apa yang tidak suka.
Ketika Kamu berada di kerumunan orang, apakah yang Kamu rasakan? Apakah Kamu senang dengan itu atau Kamu merasa berada di antah-berantah? Hal-hal seperti itu yang bisa Kamu temukan jika Kamu travelling.
Mengerti diri sendiri lebih dalam sangat penting sebelum Kamu belajar untuk mengerti orang lain.
Dengan travelling, Kamu akan lebih bersyukur pada semua hal, sekecil apapun. Ketika Kamu melakukan perjalanan, tentu bertemu dengan orang dengan berbagai kondisi, baik yang kondisinya di atas, maupun yang tidak seberuntung dirimu. Kamu tidak akan melihat hal tersebut jika berada di rumah.
Hal ini membuat Kamu harusnya menjadi lebih bersyukur. Kamu memiliki apa yang mungkin tidak mereka miliki, bisa pergi kemana saja, atau bahkan bisa menjadi yang pertama untuk merasakan hal-hal baru. Kebiasaan mengeluhmu perlahan akan hilang.
Sikap lainnya yang pasti dimiliki para traveller adalah rasa untuk lebih menghargai. Dari rasa syukur tersebut kemudian dikembangkan menjadi apresiasi yang besar.
Saat traveling ke destinasi yang tergolong pelosok, Kamu tidak mungkin meminta makanan yang aneh-aneh seperti pizza maupun spaghetti. Kamu mau tidak mau harus menghargai semua makanan yang tersedia di depanmu, tanpa pilih-pilih.
Travelling juga mengajarkan Kamu untuk menjadi lebih mandiri. Saat Kamu melakukan solo travelling misalnya, Kamu tidak punya siapa-siapa untuk diandalkan dan Kamu harus melakukan segala sesuatu dengan kemampuanmu sendiri.
Kamu bertanggungjawab dengan apa saja yang Kamu lakukan. Jika Kamu melakukan kesalahan, Kamu harus memperbaikinya dengan usahamu sendiri.
Menjadikan Kamu pengamat yang baik juga manfaat dari travelling yang kita lakukan. Banyaknya informasi yang Kamu dapatkan dari satu tempat ke tempat lain akan membuat otak Kamu ‘meledak’.
Oleh karena itu seorang traveller diharapkan mempunyai pengamatan yang baik tentang suasana di destinasi yang di tuju dan mampu memilah, mana yang sekiranya berguna dan yang tidak.
***
Travelling mungin benar menghabiskan uang, tapi tidak selamanya itu adalah pemborosan. Travelling mampu memberikan banyak manfaat, pencerahan pikiran, dan juga peningkatan kemampuan, baik itu hard skills maupun soft skills. Jadi, kapan Kamu siap untuk perjalanan berikutnya?