Surabaya, sebuah kota yang pernah menjadi saksi perjuangan bangsa kita. Banyak hal yang bisa dilakukan di kota yang penuh sejarah ini.
Saya pernah keliling Surabaya dalam waktu sehari karena tidak sengaja datang ke Surabaya gara-gara pesawat yang saya tumpangi delay selama satu hari.
Bingung mau kemana akhirnya saya memutuskan mengelilingi kota Surabaya. Banyak sekali tempat wisata disini yang wajib untuk dikunjungi.
Tempat yang pertama kali saya datangi ketika sampai di surabaya. Dari Stasiun Pasar Turi saya berjalan kaki ke arah Tugu Pahlawan, lumayan jauh saya dan teman saya berjalan kaki.
Di Surabaya, meskipun masih sangat pagi namun mataharinya terasa sangat terik. Ternyata Surabaya lebih panas dari Jakarta!
Tugu Pahlawan dibangun untuk menghormati para prajurit Surabaya yang tewas selama pertempuran besar melawan tentara sekutu. Di salah satu sisi tugu ini terdapat patung mantan presiden Ir. Soekarno dan wakilnya Drs Mohammad Hatta ketika sedang membacakan teks proklamasi kemerdekaan. Saya sempatkan diri untuk narsis berfoto bersama patung-patung bersejarah ini, selfie dengan macam-mavam gaya.
Di dalam tugu terdapat Museum 10 November. Hanya dengan menunjukan kartu mahasiswa saya diperbolehkan masuk dalam museum gratis.
Museum 10 November ini dibangun untuk menyimpan bukti-bukti peristiwa bersejarah 10 November 1945. Banyak hal yang bisa kita lakukan di museum ini, dari menonton film zaman proklamasi, keliling melihat lukisan 4 dimensi hingga mendengarkan rekaman pidato proklamasi kemerdekaan.
Saya tidak pernah menbayangkan tempat apa ini sebelumnya.
Untuk sampai di House Of Sampoerna saya harus naik satu kali angkot dan dilanjut jalan kaki kurang lebih 1 kilometer jaraknya karena jalannya berliku.
Ketika sampai di House of Sampoerna saya langsung masuk ke dalam. Isinya seperti museum pada umumnya. Hanya saja yang membuat House of Sampoerna ini menarik yaitu : saya menyaksikan ratusan karyawan membuat rokok bersama, dengan gerakan yang sangat cepat dan kompak! Dibalik kaca terlihat betapa kompak dan cekatannya para pekerja membuat rokok.
Sayang sekali saya tidak punya dokumentasi saat berada di pabrik rokok sampoerna karena di tempat ini tidak boleh mengambil gambar dalam bentuk apapun.
Ada pula toko souvenir yang menjual macam-macam pernak-pernik yang berhubungan dengan pabrik rokok tersebut.
Dalam komplek House of Sampoerna ini juga terdapat Art Gallery. Art gallery adalah pameran lukisan-lukisan indah yang berbeda tergantung tema pada saat kita berkunjung. Kita bisa melihat macam macam lukisan dengan berbagai tema. Saya menyempatkan diri untuk ikut Heritage Track yang di sediakan House Of Sampoerna, gratis!
Kita harus reservasi dulu sebelumnya. Karena saya tidak reservasi akhirnya kloter pertama dan keduapun penuh. Beruntungnya saya, seorang petugas museum wanita yang baik hati memasukan saya ke daftar waiting list kloter 2.
Saya sempat ketiduran di bangku taman karena menunngu lebih dari 3 jam. Pengorbanan saya tak sia-sia, ternyata banyak rombongan kloter 2 yang batal sehingga saya dapat mengikuti Heritage Track.
Sebuah pengalaman menarik di House of Sampoerna.
Saya sempat berpikir, “Museum Bank Mandiri? Ah, di Jakarta juga ada Museum Bank Mandiri, pasti isinya sama“.
Nyatanya ketika saya mencoba masuk ke dalam, banyak sekali perbedaan, seperti dari segi arsitektur ruangan yang masih sangat terasa kentalnya gaya kolonial.
Saya keliling museum bersama pemandu yang menjelaskan secara rinci semua sudut yang ada di dalamnya.
Di Museum Bank Mandiri kita bisa melihat barang-barang perbankan zaman dahulu kala. Uniknya bank ini masih beroperasi sampai saat ini. Di salah satu sudut museum terdapat ruangan yang biasa digunakan untuk kegiatan perbankan sampai saat ini.
Paling menarik di kawasan Wisata Sunan Ampel ini yaitu Kampung Arab, yang memang ditempati warga keturunan Arab.
Saat malam hari, kampung ini akan berubah menjadi pasar malam. Kita bisa berwisata kuliner disini, dan tentu saja yang berjualan adalah para keturunan Arab.
Makanan yang dijual pun makanan-makanan khas Timur Tengah. Harganya bervariatif, namun masih terjangkau bagi kantong backpacker.
Kawasan Wisata Sunan Ampel ini sangat terkenal di kalangan pegiat wisata religi. Ada sebuah masjid yang paling dikenal dan dianggap suci oleh masyarakat muslim Surabaya selain Masjid Akbar surabaya.
Tepat di belakang Masjid Ampel, terdapat makam Sunan Ampel yang meninggal pada 1481.Saat itu makam dipenuhi orang-orang yang berniat berziarah.
Patung hiu dan buaya merupakan ikon Kota Surabaya, dan tentu saja saya tak menyia-nyiakan kesempatan berfoto di patung ini. Cukup ramai wisatawan bernarsis ria dan bergaya di depan patung ini.
Sebenarnya di Kebun Binatang Surabaya kita bisa bertemu dengan binatang-binatang yang ada di dalam. Cuma memang yang paling menarik yaitu patung Hiu dan buaya yang ada tepat di depan pintu masuk Kebun Binatang Surabaya ini. Patung tersebut nampaknya sudah melekat dengan kota ini, jadi terasa kurang jika berkunjung kesini namun tak berfoto di depan patung tersebut.
Saat saya tiba di KBS ini sudah sangat sore dan ternyata KBS sudah tutup. Karena itu, sekadar saran, masukan kunjungan ke KBS ini pada pagi atau siang hari.