Indonesia dikenal sebagai negara multikultural yang terdiri atas lebih dari 300 suku bangsa dengan budaya dan adat kebiasaan yang berbeda-beda. Dari semua suku bangsa di Indonesia, Suku Jawa merupakan suku bangsa terbesar dengan jumlah hingga 40% dari total populasi. Suku Jawa banyak bermukim di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan D.I. Yogyakarta.
Suku Jawa adalah suku unik yang masih mempercayai berbagai mitos-mitos aneh dalam kehidupan sosialnya. Meskipun terdengar aneh, jika dipikir-pikir kembali mitos-mitos tersebut ternyata masuk akal juga. Berikut ini disajikan beberapa mitos orang jawa yang ternyata masuk akal.
Brewok bagi orang jawa identik dengan hal-hal yang tidak bersih. Perempuan-perempuan jawa cenderung menyukai pria yang bersih tanpa brewok dan kumis rapi. Mitos ini bertujuan untuk menakut-nakuti anak-anak perempuan agar rajin dalam membersihkan rumah dengan bersih.
Mitos orang jawa satu ini bertujuan untuk mendidik agar seoranga anak perempuan berlaku sopan. Dalam adat kebiasaan masyarakat jawa, duduk di depan pintu merupakan hal yang kurang sopan karena menghalangi akses keluar masuk ruangan.
Mitos ini sangat populer di kalangan anak-anak zaman dulu. Ternyata dibalik mitos ini ada pengajaran penting untuk melestarikan alam dengan tidak rakus memakan buah beserta bijinya, melainkan juga menyebarkan biji-bijian tersebut ke tanah agar dapat tumbuh kembali.
Orang jawa dikenal sangat sederhana, saat sedang duduk mereka lebih sering lesehan. Dari hal inilah anak-anak banyak menggunakan bantal sebagai alas duduk. Mitos ini berkembang untuk mengajarkan bahwa tidak baik menggunakan benda untuk kepala sebagai alas pantat.
Mitos ini sangat populer bagi anak-anak zaman dahulu agar tidak makan sambil tiduran. Alasannya cukup masuk akal yaitu karena akan berdampak buruk bagi pencernaan manusia.
Wewe Gombel adalah sosok lelembut dalam mitologi masyarakat jawa yang dikenal gemar menculik anak-anak. Mitos ini berkembang bertujuan agar anak-anak tidak keluar saat menjelang waktu maghrib karena merupakan waktu untuk beribadah dan berkeumpul bersama keluarga.
Mitos ini ditujukan untuk anak-anak yang sulit makan dan selalu tidak pernah menghabiskan makanannya. Dahulu hampir setiap keluarga memiliki hewan ternak ayam yang sangat disayang anak-anak. Doktrin dengan mitos-mitos ini bertujuan agar sang anak bersedia makan dan menghabiskannya demi ayam kesayanggannya. Pengajaran yang tersimpan dibalik mitos ini adalah menghargai makanan sebagai sebuah rezeki yang harus disyukuri, sebab diluar sana masih banyak orang mati kelaparan.