8 Destinasi Wisata Banyuwangi untuk Backpacker Mandiri Tahun 2019

Tak hanya Kawah Ijen, Alas Purwo atau G-Land. Banyuwangi masih punya banyak destinasi menarik untuk jadi referensi tujuan backpacker kamu.

SHARE :

Ditulis Oleh: Achmad Taufik

Berlama –lama berdiam diri di rumah adalah salah satu hal yang dapat mengurangi semangat untuk menjelajah jengkal demi jengkal keindahan alam Indonesia ini. Itu menjadi salah satu alasan saya mengapa tidak begitu suka mengurung diri di dalam rumah.

Saya banyak uang? Tidak juga. Selalu ada banyak cara untuk mengejar mimpi kita -tentu jika kita serius ingin mengejarnya. Uang pas-pasan tak menjadi kendala untuk melangkah. Nampaknya ini saatnya saya mencoba melakukan perjalanan dengan backpacking. Banyuwangi, kota berjuluk ‘sunrise of Java’ menjadi tujuan.

1. Perjalanan dimulai dari Pantai Mustika Pancer

Foto oleh Achmad Taufik

Tujuan utama dari backpacking Banyuwangi ini adalah menuju Pantai Wedi Ireng. Untuk mencapai Pantai Wedi Ireng tersebut kami melewati Pantai Mustika Pancer, pantai yang terletak di Dusun Pancer, Desa Sumber Agung, Kecamatan Pasanggaran.

Mencapai Pantai Mustika Pancer tidak begitu sulit. Jika kalian pernah mengunjungi Pantai Pulau Merah ( pantaiyang disebut sebagai pantai terindah kedua di Banyuwangi setelah G-Land), Pantai Mustika Pancer terletak di sebelahnya.

Pantai Mustika Pancer jauh dari kata kumuh dan kotor. Di pantai ini kita akan disuguhi hamparan pasir putih seperti yang kamu dapatkan di Pantai Kuta Bali.

Keindahan bintang lima yang cukup ditebus hanya dengan tiket seharga Rp 2000,-.

2. Pantai Wedi Ireng berpasir putih

Foto oleh Achmad Taufik

Setelah puas di Pantai Mustika perjalanan kami lanjutkan ke Pantai Wedi Ireng.

Untuk mencapai Pantai Wedi Ireng kita dapat menggunakan dua pilihan, pertama menggunakan jasa kapal nelayan dengan membayar konstribusi Rp.25.000 per orang untuk pulang pergi dan kedua trekking dengan melewati bukit yang menjadi pemisah antara Pantai Pancer dengan Pantai Wedi Ireng. Jika ingin menghemat bujet, opsi dua bisa jadi pilihan.

Sempat kaget ketika kami tiba di Pantai Wedi Ireng karena pantai tersebutjustru berpasir putih, tak sesuai dengan namanya wedi ireng (bahasa jawa yang berarti pasir hitam).

Namun nampaknya kami mengetahui kenapa pantai ini dinamakan Pantai Wedi Ireng. Saat kami tak sengaja mengeruk pasir putihnya, ternyata dilapisan dalamnya terkandung butiran pasir yang berwarna hitam! Sungguh unik.

Tiket masuk Pantai Wedi Ireng dengan jalur melintasi medan bukit kami dikenai biaya tiket masuk Rp.3000,-.

3. Jangan lupa mampir di Pulau Merah

Foto dari initempatwisata

Sebenarnya, Pantai Wedi Ireng, Pantai Mustika Pancer dan Pantai Pulau Merah bisa kalian jadikan  paket perjalanan karena letakya yang berdekatan. Namun sayang pada perjalanan kami kala itu tidak bisa singgah di Pantai Pulau Merah karena saat itu sedang diadakan event surfing internasional dan kami sangat yakin pulau merah dipenuhi dengan lautan manusia. Tak cukup nyaman bagi kami sehingga kami putuskan untuk langsung melanjutkan perjalanan ke Teluk Ijo di Taman Nasional Merubetiri.

4. Surga tersembunyi di balik belantara Merubetiri

Foto dari Achmad Taufik

Tujuan kami selanjutnya adalah teluk ijo atau Green Bay. Ia merupakan obyek wisata yang berada dalam area Taman Nasional Merubetiri yang terletak di Desa Sarongan, Kecamatan Pasanggaran.

Untuk menuju Teluk Ijo membutuhkan perjuangan yang cukup menantang andrenalin. Melalui jalan setapak yang curam dan berbatu, setelah itu masih harus menuruni bukit pula. Terdengar melelahkan bukan? Namun inilah keseruan perjalanan menuju Teluk Ijo.

Beberapa ratus meter sebelum sampai, kami disuguhi hamparan bebatuan, yang menjadi salah satu keunikan teluk ini. Tiga ratus meter ke arah barat dari tempat ini kami akan sampai di tujuan,  Teluk Ijo (Green Bay).

Akhirnya kami sampai! Pantai ini cukup tenang, tak banyak wisatawan. Ah, ada pesan dari Teluk Ijo untuk para pejalan

Welcome in the Green Bay,don’t leave anything but footprint, don’t take anything but picture

5. Tak bisa snorkeling, panjat tebingpun jadi!

Foto oleh Achmad Taufik

Satu momen yang paling kami tunggu di Teluk Ijo ini adalah bermain dengan ikan di dasar laut dan menikmati indahnya batu karang yang konon seindah di Wakatobi. Namun sayang, akhirnya kami hanya bisa gigit jari melihat ombak yang tak bersahabat. Daripada tak ada kerjaan, kami mencoba hal lain yang tak kalah menantang. Memanjat batu karang menjadi pilihan.

Letaknya di sebelah timur bukit kecil di Teluk Ijo. Sepintas mirip dengan Pantai Gigi Hiu di Lampung. Di cekungan batu karang tempat ini kita dapat melihat terumbu karang dan ikan kecil yang berenang dengan bebas.

Untuk menuju batu karang butuh nyali yang kuat. Namun tenang jangan khawatir, batu karangnya masih kokoh, tak rapuh saat diinjak.

Sekadar tips, jika sebelumnya memang sudah memutuskan untuk menuju batu karang ini usahakan membawa peralatan keamana yang lengkap demi keselamatan.

Jika belum puas dengan Teluk Ijo, lanjutkan perjalanan ke penangkaran penyu di Sukomade kira – kira sekitar 17 km dari Teluk Ijo. Di sana kita dapat melihat secara langsung saat penyu bertelur dan juga dapat ikut melepaskan anak penyu ke lautan.

6. Icip-icip jajan tradisional di Pasar Kalibaru

Foto oleh Achmad Taufik

Petualangan kami masih belum selesai. Iseng-iseng kami coba menjelajah pasar mencari jajanan tradisional yang ada di Kalibaru.

Ada banyak kuliner tradisional di sini, diantaranya cenil, lopis, getuk, lunpia dan banyak lagi.

Untuk menikmati jajanan pasar di Pasar Kalibaru jangan hawatir dengan harga. Jajanan tradisional di sini berkisar Rp.2000 sampai Rp.5000, sangat terjangkau bukan?

7. Sensasi ekstra pedas Nasi Tempong, kuliner khas Banyuwangi

Foto oleh Achmad Taufik

Banyuwangi mempunyai salah satu andalan kuliner yaitu Nasi Tempong. Nasi dengan lauk sederhana khas pesisir dengan sayuran segar, gorengan tahu dan tempe, dadar jagung, plus ikan asin dan dapat juga diberi lauk tambahan seperti pepes cumi, pepes tongkol, ayam goreng dan menu lainnya. Yang paling unik adalah sensasi ekstra pedas sambal pelengkap nasi tempongnya, kamu harus mencobanya.

Saya mencoba nasi tempong Mbok Nah di Jl.Kolonel Sugiono No.16 Banyuwangi. Nasi tempong Mbok Nah cukup terkenal di Banyuwangi. Ia buka mulai  14.00 WIB sampai 00.00 WIB.

Uuntuk harga satu porsi Nasi Tempong Mbok Nah berkisar antara Rp.4000 sampai Rp.10.000 tergantung dengan menu tambahan yang dipilih.

8. Hidangan penutup: Keindahan Air terjun Tirto Kemanten di kaki Gunung Raung

Foto oleh Achmad Taufik

Perjalanan terakhir kami adalah mengunjungi Air terjun Tirto Kemanten. Air terjun ini terletak kurang lebih 5 km ke arah utara dari Stasiun Kalibaru tepatnya berada di perkebunan PTP Nusantara XII kebun jatirono, Wonorejo, Kalibaru wetan.

Tak sulit menuju Air terjun Tirto Kemanten ini, selain sudah di kelola profesional, di sini sudah tersedia fasilitas tangga yang dapat memudahkan pengunjung.

Tiket masuk wisata Air Terjun Tirto Kemanten ini hanya Rp.2000.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU