Beberapa daerah di Indonesia biasanya memiliki acara khusus untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan. Salah satunya yang telah menjadi agenda rutin adalah dugderan Semarang.
Bagi warga Semarang, dugderan adalah penanda awal masuknya Bulan Ramadhan. Salah satu bagian dari rangkaian acara dugderan adalah kirab budaya di mana masing-masing kecamatan di Semarang yang menampilkan berbagai karya seni budaya.
Bertempat di Lapangan Simpang Lima Semarang, karnaval budaya Dugderan Semarang 2018 dibuka secara resmi oleh Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi sekitar pukul 07.45 WIB.
Dalam pidato sambutannya, Hendrar Prihadi mengatakan total terdapat 15 ribu peserta karnaval yang berasal dari tiap kecamatan di Semarang.
“Terdapat 15 ribu peserta dalam karnaval budaya ini. Luar biasanya lagi, anggarannya adalah gorong royong. Ini adalah luar biasa karena warisan budaya bangsa masih dilakukan hingga sekarang.” tutur Hendi
Peserta kirab budaya dudgeran Semarang 2018 ini diikuti oleh Guru dan siswa TK, SD, MI, SM, MTs UPTD Pendidikan se-Kota Semarang. Mereka menampilkan ragam seni tradisional seperti pasukan warak, ogoh-ogoh warak, kesenian lokal, kembang manggar, hingga drum band.
Yang paling menonjol dalam karnaval dugderan adalah adanya percampuran budaya Tiongkok, Arab, dan Jawa. Semua bersatu padu dalam harmonisasi budaya.
Dugderan Semarang 2018 bagi masyarakat Semarang begitu berarti. Bagi warga Semarang, Dugderan ini sebagai penanda masuknya bulan ramadhan.
“Ketika mendengar istilah dugderan, orang Semarang pasti akan mengingat bahwa sebentar lagi puasa. Dugderan ini sendiri merupakan sebuah tradisi yang ada di kota Semarang di mana ulama, umarak saling sowan (berkunjung) dan saling bersilaturahmi kemudian mereka sepakat bahwa dalam waktu dekat akan datang bulan ramadhan, sehingga harus diumumkan kepada masyarakat. Dan serangkaian prosesi upacara silahturahmi ulama, umarak ini terdapat acara salah satunya adalah kirab budaya ini.” jelas Hendi.
Bukan hanya warga Semarang yang tampak bersuka cita, di antara ribuan peserta yang hadir, seorang wisman asal Prancis bernama Valentine pun larut dalam serangkaian acara.
Valentine merupakan seorang volunteer asal Prancis yang sedang bertugas di salah satu SD di Semarang. Saat tim Phinemo mewawancari Valentine, dia mengaku sangat senang bisa menjadi bagian dari karnaval ini. Dia bisa melihat beragam seni budaya dari Semarang lebih dekat.