flashpacker dan turis akan lebih semarak dibandingkan backpacker, tak lain karena tingkat kemampuan ekonomi era sekarang yang semakin meningkat
Sejak 2013 hingga 2015 tren traveling meningkat pesat. Traveling yang awalnya adalah kebutuhan tersier lambat laun menjadi gaya hidup dan bagi sebagian orang sudah menjadi kebutuhan primer. Ada banyak faktor, faktor pengaruh popularitas lewat social media juga faktor pertumbuhan ekonomi kelas menengah yang membuat traveling sudah menjadi kebutuhan.
Bagi kaum urban berpenghasilan tinggi, traveling tak cukup ke tempat dekat, eksplorasi akan dilakukan semakin jauh dan tempat-tempat unik. Bagi kaum non urban dan berpenghasilan sedang ke garis minimal, biasanya alam menjadi tempat tujuan traveling karena murah dan mudah dijangkau.
Tren yang naik ini diikuti beberapa permasalahan yang muncul, misalnya kerusakan alam tempat wisata, selfie yang masif sampai penuhnya tempat wisata bahkan tempat wisata yang baru sekalipun. Sisi positifnya kesadaran masyarakat tentang wisata juga mulai bertambah.
Dari tren yang terjadi dari 2013 dari 2015 terdapat beberapa peningkatan dan pergeseran tren traveling dan berdasarkan beberapa tren di tahun sebelumnya, saya membuat beberapa prediksi untuk tren traveling di 2016.
Destinasi wisata di tahun 2016 yang akan semakin moncer adalah Indonesia Timur. Indikasinya adalah pembangunan infrastruktur yang begitu pesat. Papua bisa menjadi mutiara baru wisata Indonesia di 2016 dengan Raja Ampat masih menjadi highlight utamanya, Kedatangan Jokowi ke Raja Ampat dan opininya untuk menjadikan Raja Ampat kawasan wisata eksklusif pasti akan membuat orang-orang semakin tertarik traveling ke Raja Ampat.
Komodo sepertinya juga akan mencuri perhatian di 2016. Setelah maskapai maskapai besar membuka jalur ke Labuan Bajo dan perluasan bandara, maka akses ke Komodo makin mudah dan cepat. Jangan lupakan Bali, bagaimanapun Bali akan tetap menjadi favorit terutama untuk turis mancanegara. Bedanya, akan banyak destinasi-destinasi baru di Bali yang akan dikembangkan, bukan hanya destinasi populer saja.
Tapi diam-diam ada yang mengintip, Kepulauan Anambas sepertinya akan menyeruak di 2016 sebagai salah satu kuda hitam destinasi wisata Indonesia. Anambas cenderung baru dikenal orang, namun komitmen warga lokal dan pemerintah yang ingin membesarkan nama Anambas membuat kepulauan ini sekarang semakin dikenal luas di Indonesia.
Bagaimana dengan destinasi di luar negeri? Asean masih akan menjadi idola bagi traveler yang baru memulai traveling ke luar negeri. Eropa Timur sudah mulai menarik bagi backpacker dari Indonesia. Rute traveler dari Indonesia memang bisa diraba, dimulai dari Asean, lalu Asia Timur seperti Hongkong, Jepang, Korea, Cina, jika sudah mulai eksplor India atau Australia, barulah ke Eropa atau Amerika Serikat. Bagi yang sudah sering menuju Eropa Barat, kini Eropa Timur mulai dilirik, kesan asing, misterius adalah hal yang menarik orang untuk datang ke Eropa Timur.
Ada 2 negara yang gencar promosi di 2015 dan menyasar pasar Indonesia, Jepang dan Australia. Saya mencatat concern Jepang pada wisatawan dari Indonesia adalah saat JNTO membuka perwakilan di Indonesia. Kebijakan bebas visa elektronik ke Jepang menjadi kunci, mudahnya menuju Jepang tentu akan dimanfaatkan banyak traveler untuk ke Jepang.
Hal ini ditambah dengan dukungan dari maskapai berbiaya rendah yang rutin memberikan tiket promo ke Jepang.Di Jepang sendiri, setelah perlambatan ekonomi, tumbangnya pabrik-pabrik elektronik besar, pemerintah Jepang mulai melirik pariwisata sebagai tumpuan ekonomi. Itulah mengapa sekarang Jepang membuka diri lebar-lebar untuk pariwisata.
Australia menarik sekali untuk dijelajahi. Benua di selatan ini menawarkan petualangan tiada akhir. 2 tahun ini anak-anak muda Indonesia juga banyak yang menuju Australia untuk program Working Holiday Visa. Kisah-kisah menarik WHV inilah yang kemudian memantik rasa ingin tahu tentang petualangan di Australia.
Program-program wisata Australia juga menyebar di banyak kanal, dalam pengamatan saya lomba-lomba berhadiah ke Australia makin banyak, promo-promo lewat agen travel pun makin masif. Saya kira pembukaan Bandara Ngurah Rai sebagai bandara pengubung Air Asia X Indonesia membuat arus traveler ke Australia makin mudah dan murah. Jadi tren orang Indonesia yang akan berwisata ke Australia di 2016 akan meningkat dan Australia akan makin populer di tahun ini.
Akuisisi Instagram oleh Facebook membuat aplikasi ini makin populer 2 tahun ke belakang. 2015 bahkan tingkat popularitas Instagram meningkat pesat. Pada 2015 juga ada keputusan penting yang membuat Instagram makin meroket, yaitu perubahan pada aplikasi yang menyokong format gambar non square / 1:1. Selain itu dukungan video juga membuat Instagram berada di puncak popularitas.
Socmed berbasis visual memang paling cocok untuk dunia traveling karena impresi pertama yang menarik orang untuk traveling adalah kontak visual. Itulah kenapa Youtube sebagai yang menyajikan konten video juga makin banyak dilirik orang. Banyak videografer bermunculan, format vlog juga makin populer untuk menceritakan kisah jalan-jalan. Jadi setidaknya Instagram, Youtube masih akan menjadi platform media social yang akan banyak digunakan di 2016.
Namun pada 2016 nanti saya melihat ada aplikasi yang bisa jadi merebut tahun 2016, Periscope dan Snapchat. Sebabnya adalah infrastruktur telekomunikasi yang disediakan operator sudah semakin berkembang. Layanan 4G sudah marak dan layanan 3G sudah menjangkau daerah-daerah terpencil. Report live lewat streaming video akan semakin mudah dilakukan dan Periscope serta Snapchat akan semakin masif digunakan.
Bagaimana dengan blog? Pada 2014 dan 2015 Travel Blog memang sudah mencapai titik puncak. Pada 2016 travel blog yang sudah settle sebelumnya jika mampu menjaga konten akan semakin berkembang. Mungkin platform Medium.com akan menjadi pilihan bagi yang tidak ingin repot membuat blog.
Ada 3 highlight tentang fotografi travel yang akan berkembang di 2016, Mirrorless, Drone dan Action Cam. Kebutuhan traveling yang semakin ringan dijawab produsen kamera dengan menghadirkan kamera Mirrorless yang ringan namun berkemampuan tinggi. Teknologi ini akan membuat para user DSLR akan beralih ke Mirrorless Camera yang lebih ringan.
Fotografi udara juga akan semakin berkembang di 2016. Tahun 2015 banyak bermunculan para videografer drone, bahkan sampai muncul batasan penggunaan drone untuk fotografi di Jakarta. Hasil yang memukau, cakupan landscape yang lebih luas membuat drone akan semakin digemar. Catatan juga pada akhir 2015 ini sudah mulai terjadi perang harga dan produk dari para produsen drone, fitur-fitur bersaing dengan range harga yang semakin bervariatif maka 2016 penggunaan drone akan semakin bervariasi dari sisi merk.
Ketika Go Pro Killer bermunculan, pada saat itulah dunia fotografi traveling memasuki tren baru. Narsistas berkembang dalam bentuk lain, action cam di Indonesia berkembang menjadi piranti selfie yang amat populer. Tren ini tampaknya akan berkembang di 2016. Mungkin juga akan ditambah berkembangnya pemahaman fungsi sesungguhnya dari Action Cam.
Benang merah dari tiga tren fotografi adalah selfie. Mirrorless ada mirrorless khusus selfie dengan layar flip, jangan heran drone pun akan digunakan untuk selfie dan Action Cam memang sudah melenceng jadi alat selfie. Selfie tak apa asal jangan selfie yang merusak kebun bunga.
Pertumbuhan kelas menengah dan meningkatnya kemampuan ekonomi tentu akan mengubah gaya perjalanan. Backpacker di 2014 dan 2015 sempat hits, namun tampaknya mulai bergeser. Backpacker hanya akan dianut oleh orang-orang yang sungguh idealis.
Road trip juga tampaknya akan mengalami perkembangan pesat, slow traveling sembari menikmati perjalanan tanpa melihat tujuan tripnya juga mulai berkembang. Yang jelas gaya berjalan saat ini tak akan terbatasi istilah, semua akan memulai gaya perjalanannya masing-masing.
Pendapat saya sendiri melihat flashpacker dan turis akan lebih semarak dibandingkan backpacker, tak lain karena tingkat kemampuan ekonomi era sekarang yang semakin meningkat. Pandangan masyarakat yang berubah juga mempengaruhi. Tampaknya destinasi-destinasi yang jauh akan lebih diminati tanpa memandang gaya perjalanan lagi.
Ada tiga kunci utama pergeseran gaya traveling, Teknologi, Infrastruktur dan Ekonomi. Mau tidak mau ketiga hal tersebut yang akan mengubah, teknologi membuat perjalanan semakin mudah, infrastruktur membuat jangkauan lebih jauh dan ekonomi menopang kemampuan traveler untuk melakukan perjalanan.
Prediksi tinggal prediksi dan mari kita nanti 2016 tren traveling akan menuju ke mana. Mari nikmati 2016 dengan perjalanan kita sendiri.
Tabik.
Foto dari Unsplash.com
***
Tulisan ini pertama kali terbit di Efenerr.com pada 5 Januari 2016 dengan judul “Prediksi Tren Traveling 2016”