Foto oleh Echigo
Di sosial media, banyak netizen yang ramai membahas #maafmantan. Entah siapa yang memulai tagar ini. Yang aku heran, kenapa harus minta maaf? Apakah cuma ingin terlihat tegar dan menunjukkan kalau sekarang sudah move on? Ingin bilang “Nyesel kan, sudah putus sama aku?”
Kamu tahu, dia mungkin akan bangga jika kamu berucap seperti itu. Mungkin dia akan bilang,“Memang dasar ini mantan, sampai sekarang belum bisa move on, sampai buat begituan?”
Sudahlah, tak ada gunanya juga saling meninggi atau pamer keadaan diri kalian sekarang.
Hubungan yang berakhir tak perlu kembali diungkit. Justru dari berakhirnya hubungan ini, aku ingin berterima kasih, karena:
Jika kita masih bersama, belum tentu aku dapat mendaki gunung impianku sejak lama: Rinjani! Karena sekarang sendirian tanpa pasangan, aku lebih bebas traveling ke manapun. Naik gunung bersama teman-teman pun tidak ada yang melarang.
Jalan-jalan ke luar negeri membutuhkan biaya tak sedikit sehingga banyak traveler yang mencari barengan ke luar negeri.
Kalau kalian sudah punya pasangan, sepertinya akan jadi cukup kendala mendapat teman barengan, apalagi jika dalam rombongan lebih dominan lawan jenis.
Kalau kita sendirian, tentu lebih fleksibel untuk menentukan perjalanan dengan siapa dan ke mana.
Tak boleh makan ini dan itu. Katanya, bisa gemuk lah, atau nanti jerawatan lah. Atau bahkan terkadang aku sendiri yang membatasi diri untuk tak makan sembarangan agar tetap tampil langsing di depan pasangan, supaya pasangan tidak pindah ke lain hati.
Dengan berakhirnya hubungan, aku tak perlu takut makan apapun dan bisa mencicipi enaknya kuliner-kuliner lokal di destinasi yang sedang dikunjungi.
Bayangkan kalian menyelam bersama bersama ikan manta, nemo, bertemu schooling baraccuda yang cantik.
Saat aku masih punya pasangan, dia yang tak bisa berenang selalu keberatan menemani diving. Dan sekarang saat sendiri, aku bebas menikmati diving sesuka hati.
Entah kenapa, setelah putus dengan pasangan justru membuatku sebagai pribadi yang semakin terbuka. Bahwa dunia itu luas, tak hanya sebatas aku dan dia.
Pergi solo traveling saat masih memiliki pasangan hampir mustahil bagiku dulu. Setelah kini tak lagi bersama, berbagai macam itinerary solo traveling telah ku susun selama 1 tahun ke depan!
Traveling bersama mantan ternyata mempersempit akses untuk mengenal orang baru di perjalanan. Padahal, aku hanya ingin mengenal kebiasaan orang lokal, mengenal budayanya lebih dekat, memperluas pergaulan juga.
Ditambah, nampaknya orang lain selalu segan menyapa saat aku ke mana-mana pergi bersama pasangan saat traveling kala itu.
Kini, tanpa ada beban, aku bebas mengenal orang di perjalanan.
***
Terimakasih kepada semua mantan, setelah kita tak lagi bersama, aku kini tahu jika dunia ini ternyata sangat luas!
