Tentang Makna 'Rumah' Bagi Para Pejalan

“Because, a place doesn't make home. Then, people do”

SHARE :

Ditulis Oleh: Echi

Gambar oleh Echigo

Apa sih makna rumah buat kamu?

Ada yang bilang, kalau rumah itu bukan hanya sebuah bangunan untuk ditempati. Rumah mempunyai makna yang lebih dalam. Mereka mengartikan rumah sebagai suatu hal yang bisa menciptakan kenyamanan, kehangatan, dan kebahagiaan dalam hati.

Jika demikian, bangunan semegah dan semewah apapun tak bisa disebut dengan ‘rumah’ bila hati ini tidak merasa nyaman saat berada di sana. Sebaliknya, sebuah gubuk mungil yang apa adanya bisa menjadi ‘rumah’ asalkan perasaan ini bahagia ketika di sana.

Jadi, rumah adalah orang yang ada di dalamnya. Mereka yang menciptakan nyaman saat berada di dalam rumah.

Ada juga yang bilang, bukan mewahnya bangunan yang menciptakan nyaman dan bahagia, tapi orang-orang di dalamnya lah yang bisa melakukannya. Persis seperti apa yang Philip-philip tuliskan pada sepenggal lirik lagu ‘home’ miliknya. Katanya, rumah hanya bisa dibangun dengan ketulusan hati manusia.

What exactly home means?

Yap, itu memang benar adanya. Sebanyak apapun kita menciptakan ‘rumah’, kalau nggak diciptakan dengan tulus, rumah hanyalah sebuah bangunan.

Bagi saya, rumah adalah tempat ternyaman di dunia. Karena di sanalah, saya bisa mencurahkan segala keluh kesah saya kepada keluarga. Mereka tidak pernah mengeluh. Selalu menjadi pendengar dan pemberi solusi yang baik.

Yah, tapi saya adalah anak rantau yang suka jalan-jalan yang jarang berada di rumah. Saya tidak seperti kalian yang bisa bertemu keluarga setiap saat. Sering berada jauh dari rumah, memaksa saya untuk menemukan ‘rumah’ lainnya di perantauan.

Menemukan rumah bukanlah hal yang mudah. Percayalah, lebih mudah cari pacar. Bertemu banyak teman baru, jalan-jalan bareng, melakukan banyak hal seru. Namun, rasanya susah menciptakan rasa hangat dan nyaman saat berada dalam lingkaran itu.

Rumah adalah mereka yang bisa membuat saya menjadi diri sendiri. Mereka yang bisa membuat saya tertawa lepas hingga perut saya sakit. Berbincang semalam suntuk, membahas hal sepele yang berujung pada tangis dan tawa. Menertawakan kebodohan dan nasib hidup. Menangis karena bersyukur menemukan mereka. Kehadiran mereka mengingatkan saya kalau saya tidak sendirian di dunia ini.

Beberapa dari mereka mungkin tidak menyukai naik gunung. Tapi, mereka tetap mau mendaki bersama saya dengan segala resiko yang ada. Sama halnya ketika traveling tanpa teman laki-laki. Itu merupakan pengalaman pertama yang mengkhawatirkan bagi mereka. Namun, mereka tetap mempercayai saya. Dan meneruskan perjalanan. Terimakasih sudah melakukan perjalanan yang luar biasa bersama saya. Terimakasih sudah mempercayai saya. Terimakasih telah menjadi teman perjalanan yang paling menakjubkan.

Dan, terimakasih sudah mengajarkan saya tentang makna persahabatan. Tentang teman yang tidak akan membiarkan sahabatnya merasa kesepian. Terimakasih sudah mengajarkan saya tentang makna sebuah perjalanan. Bahwa perjalanan bukan hanya sebuah destinasi, melainkan menikmati setiap langkah dan menciptakan momen bersama. Terimakasih sudah menjadi rumah kedua bagi saya.

***

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU