Beberapa negara memiliki tradisi unik saat merayakan natal. Umumnya kamu akan menemukan pohon cemara yang dihias saat natal ,tapi di India, kamu bisa menemukan pohon pisang atau mangga yang dihias menggunakan berbagai macam aksesoris dan lampu-lampu hias yang indah, atau jika kamu berkunjung ke Ukraina, jangan kaget jika mendapati pohon-pohon natal yang dihias menggunakan sarang laba-laba.
Adapula yang mengasyikan seperti kebiasaan menggunakan ice skating saat berangkat misa ke gereja di Caracas Venezuela, dan saat kamu di Inggris, berhati-hatilah mengunyah puding kismis yang dihidangkan untukmu, karena mereka terbiasa memasukan koin ke dalam adonan kue. Bagi siapa yang mendapatkan koin itu dalam potongan kuenya dia akan mendapat keberuntungan.
Tradisi-tradisi unik diberbagai negara tersebut dapat kamu temukan pula di beberapa penjuru nusantara. Negeri kita ini memang sangat kaya akan ragam budaya. Budaya daerah setempat sering melebur dalam perayaan agama yang dianut. Tradisi-tradisi unik tersebut diantaranya sebagai berikut.
Tradisi ini dianut oleh masyarakat Batak di Sumatera Utara. Masyarakat bersama-sama menyembelih seekor hewan saat Natal. Hewan yang disembelih dibeli dari hasil menabung sekumpulan warga, beberapa bulan sebelum natal. Hewan tersebut bisa kerbau, lembu atau babi, sesuai dengan kesepakatan bersama.
Tradisi ini memiliki makna pentingnya kebersamaan dan gotong royong dalam bermasyarakat. Selain itu, tradisi marbinda juga disebut dapat mempererat hubungan silaturahmi antar agama karena dalam tradisi marbinda masyarakat muslim pun terlibat dengan membantu menyembelihkan hewan yang dikorbankan.
Semua bagian hewan yang dipotong dibagikan merata pada seluruh warga. Uniknya, orang yang biasanya dipercaya untuk membagikan daging pada tradisi ini akan dipilih sebagai kepala desa pada pemilihan berikutnya. Hal ini dikarenakan tidak sembarang orang dipercaya unutk membagikan potongan hewan, hanya orang yang diyakini bersifat adil dan jujur saja yang ditunjuk.
Proses penyembelihan dan pembagian dilakukan dengan penjagaan cukup ketat. Saat penyembelihan dan pemotongan bagian-bagian hewan, tak boleh ada masyarakat yang menonton karena ditakutkan ada masyarakat yang mencuri daging. Hal terpenting dalam tradisi ini adalah bukan banyak tidaknya daging yang diperoleh, melainkan lebih pada kebersamaan dan kekompakan sesama warga batak.
Buat kamu yang tinggal di Jakarta pasti tahu Kampung Tugu. Tedapat komunitas portugis yang bermukim di kampung yang terletak di Koja, Jakarta Utara ini. Saat natal, suasana Kampung Tugu sangat meriah. Banyak persiapan yang dilakukan, bahkan sejak satu bulan sebelumnya.
Selain ritual wajib seperti membersihkan gereja dan lingkungan sekitar, disini ada Tradisi Rabo-Rabo. Sekelompok warga akan bermain musik keroncong memainkan lagu-lagu natal sambil berkeliling ke tiap rumah. Uniknya, penghuni rumah yang telah dikunjungi wajib mengikuti rombongan ini hingga sampai di rumah terakhir. Saat berkeliling mereka akan menyanyi dan menari bersama.
Puncak perayaannya adalah tradisi mandi-mandi. Pada tradisi ini, tiap orang akan saling mencoretkan bedak putih ke wajah orang lain. Hal itu dilakukan sebagai lambang pembersihan diri. Seseorang yang yang telah dicoret wajahnya menandakan dia telah membersihkan dirinya dari dosa setahun lalu, serta siap menyambut tahun berikutnya. Kedua tradisi tersebut biasanya dilangsungkan setelah ibadah di gereja dan berziarah.
Umat kristiani di Bali merayakan natal menggunakan tradisi khas Bali. Mereka mengenakan pakaian adat bali, kain sarung dan udeng atau ikat kepala untuk pria dan kebaya untuk wanita,saat pergi ke gereja. Warna-warna yang dipakai biasanya berwarna hitam dan putih. Gereja-gereja disinipun dihias dengan ornamen khas bali yaitu penjor. Penjor merupakan batang bambu yang dihias dengan janur. Hal ini tentunya menjadi pemandangan unik.
Jika di hari Galungan, umat hindu mengolah masakan seperti lawar, urutan dan be balung, umat kristen saat natal pun melakukan hal yang sama. Hal ini sudah berlangsung secara turun temurun. Warga hindu dan kristiani hidup berdampingan dengan rukun. Mereka saling membantu dalam tiap perayaan agama masing-masing.
Di Desa Bonan, Tabanan, ada tradisi dimana umat kristiani yang merayakan natal memberikan bingkisan berupa daging pada tetangganya yang beragama hindu. Tradisi ini bernama ngejot. Tradisi ini dilangsungkan untuk mempererat keharmonisan umat beragama.
Persiapan perayaan natal di Manado berlangsung sejak awal Desember hingga puncaknya pada minggu pertama Bulan Januari. Warga membersihkan makam anggota keluarga dan dihias dengan beberapa aksesoris. Setelah natal, bukan berarti perayaan usai, justru disinilah puncaknya. Di sini terdapat tradisi Kunci Taon atau Kuncikan.
Tradisi ini biasa dilakukan untuk menutup semua rangkaian perayaan natal ditempat tersebut. Tradisi tersebut berupa parade dengan mengenakan kostum-kostum unik. Antusiasme warga dalam perayaan ini sangat tinggi. Dalam setiap pelaksanaan tradisi ini bisa dipastikan warga akan memadati ruas jalan yang digunakan sebagai rute. Tradisi ini merupakan tradisi turun temurun yang umum dilakukan oleh masyarakat Minahasa.
Setelah selesai beribadah di Gereja, umat kristiani Papua biasa melakukan barapen atau bakar batu. Bakar batu ini adalah salah satu cara mengolah kuliner sesuai adat menggunakan batu yang dibakar. Upacara Barapen merupakan salah satu upacara adat tertua di Papua. Dalam upacara barapen semua orang berpartisipasi dengan menyumbangkan daging (biasanya daging babi), sayur-sayuran, ataupun umbi-umbian. Semuanya dimasukan pada sebuah lubang ditanah yang telah dilapisi daun pisang untuk menyerap lemak daging, kemudian ditindih menggunakan batu yang telah dipanaskan sebelumnya. Kebersamaan menjadi tujuan digelarnya upacara ini.
Di berbagai pelosok negeri ini masih banyak tradisi unik lain saat natal, jika kamu penasaran segera kemasi ranselmu dan kunjungilah, kamu akan mengalaminya secara langsung.