Sebuah Kejadian Tak Terduga di Masjid Layur Semarang

Saat melakukan perjalanan, selalu ada banyak hal tak terduga terjadi. Hal seperti inilah yang membuat jalan-jalan tak pernah membosankan.

SHARE :

Ditulis Oleh: Shabara Wicaksono

Foto oleh Baskoro Endrawan

Siang itu sangat terik, seperti siang hari lainnya di Semarang.

Saya berdiri didepan sebuah menara masjid, di Kampung Melayu Semarang. Sebuah menara yang nampak cukup tua. Menara tersebut berbeda dengan menara masjid pada umumnya, Nampak lebih seperti mercusuar.

Pintu utama masjid menghadap Kali Semarang, bukan menghadap jalan darat. Lantainya ditinggikan karena sering terkena rob. Tembok setinggi tiang listrik berwarna hijau pupus mengelilingi masjid.

Suasana masjid sangat sepi. Hanya ada beberapa orang duduk santai di depan masjid. Saya memilih duduk barang sebentar di sebuah bangku kayu samping masjid sembari memotret landscape masjid.

Sebuah becak tiba-tiba berhenti didepan saya. Bapak tukang becak turun dan mengipas-kipas topinya. Keringat mengucur dari leher dan mukanya.

Beliau meneguk beberapa kali bekal minumnya. Kemudian merebahkan tubuhnya di atas lantai semen. Melihat ekspresi dan posenya yang menarik, saya bermaksud memotretnya.

‘Jangan kurang ajar Mas!’

Saya kaget, Bapak tukang becak membentak saya.

‘Kamu ngapain foto-foto saya, saya bukan maling, bukan rampok, ndak usah foto-foto!’ bapak tukang becak berbicara dengan nada tinggi sembari menunjuk-nunjuk kamera saya.

Saya berusaha meminta maaf dan menjelaskan maksud saya memotret hanya untuk koleksi perjalanan.

‘Ndak usah, saya bukan artis ndak usah foto-foto,’ bapak tukang becak beranjak pergi. Saya hanya bisa terdiam. Seumur saya melakukan perjalanan, baru pernah saya mengalami kejadian seperti ini.

Hasil jepretan foto masih tersimpan di kamera, namun entah kenapa saya tak bernafsu lagi menyimpannya. Saya segera menghapusnya.

Sebuah kejadian yang berlangsung sangat cepat, bahkan membuat saya tak sadar apa yang sebenarnya terjadi.

Saya pikir tak ada yang salah dengan memotret warga lokal, sebelum kejadian ini tentunya. Penampilan saya pun seperti turis biasa, tak seperti wartawan kriminal yang akan menginvestigasi pelaku pembunuhan.

Ternyata mencoba street photography seperti yang dilakukan Bruce Gilden di video ini tak semudah dibayangkan.

Saat para generasi muda kita menjadi pecandu kamera, masih ada beberapa orang dari generasi sebelumnya yang anti dengan kamera.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU