Puja Mandala adalah sebuah tempat di Nusa Dua Bali yang mengajarkan masyarakatnya untuk berpegang teguh pada Bhineka Tunggal Ika. Di sinilah tempat beribadah dari 5 agama dalam 1 komplek.
Bali terkenal sebagai pulau yang mayoritas penduduknya beragama Hindu. Hampir di setiap sudut Bali memiliki pura-pura kecil sebagai tempat peribadatan mereka.
Akan tetapi yang bisa menjadi pelajaran bagi semua orang adalah kehidupan masyarakat di Bali memiliki toleransi tinggi. Untuk mengupayakan kedekatan antar umat tetap terjaga, dibangunlah sebuah tempat peribadatan bernama Puja Mandala. Inilah bangunan sebagai simbol toleransi antar umat di Bali.
Dibangun di atas tanah seluas 2 hektar, 5 bangunan ini didirikan dengan adil. Bangunan memiliki luas dan tinggi yang sama. Tidak ada pembatas antar satu bangunan dengan yang lain. Memiliki 1 halaman dengan pintu masuk yang sama, mereka bisa saling berbaur walaupun menuju tempat yang berbeda untuk beribadah.
Contoh toleransi di tempat ini adalah ketika sebelum memasuki adzan sholat dzuhur, kamu akan mendengar lonceng terdengar lebih dulu dari gereja. Setelah lonceng benar-benar berhenti, barulah muadzin akan segera mengumandangkan adzan.
Bangunan peribadatan satu dengan yang lain tak akan saling berebut. Berjalan beriringan dan saling menghormati. Ini menjadi lokasi unik ketika di luar sana tengah terjadi perselisihan antar umat, namun di Bali kerukunan tersebut tetap terjaga.
Puja Mandala, Jalan Kurusetra, Desa Kampial, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali