Para wanita ini tangguh, berani, dan mengagumkan. Ketika profesi pilot masih didominasi oleh pria, mereka justru dengan berani melakukan penerbangan dengan awak pesawat keseluruhan adalah wanita!
Tujuan penerbangan pertamanya pun tak tanggung-tanggung, Arab Saudi, negara yang memiliki aturan melarang wanita untuk mengemudi. Penerbangan itu dipimpin oleh Kapten Sharifah Czarena Surainy, Kopilot Sarian Nordin, dan Kopilot Dk Nadiah Pg Khashiem. Aksi ketiganya menerbangkan pesawat spontan mendapat apresiasi tinggi dari dunia. Berbagai pemberitaan di media internasional memuat tentang kesuksesan penerbangan dengan seluruh awak wanita di Brunei Darussalam.
Mereka berhasil menakhkodai pesawat Boeing 787 Dreamliner milik maskapai Royal Brunei Airlines yang berangkat dari Brunei Darussalam menuju Jeddah, Arab Saudi, pada bulan Februari.
Hal itu dilakukan dalam rangka menyambut 32 tahun Hari Kemerdekaan Brunei dari belenggu penjajahan Inggris.
Tujuan mendarat di Arab Saudi ini memberi angin segar serta inspirasi bagi kebebasan hak-hak wanita di Arab Saudi. Arab Saudi merupakan satu-satunya negara di dunia yang melarang wanita mengemudi.
Tahun 2014, seorang perempuan Arab Saudi, Loujain Hathloul, ditahan karena mencoba untuk mengemudi dari United Arab Emirated ke Arab Saudi. Wanita itu diberhentikan di perbatasan, paspornya disita, dan ditahan. Seorang wanita lain yang mencoba membantu justru ikut masuk penjara.
Penerbangan tiga pilot tangguh dari Brunei Darussalam ke Arab Saudi jelas memberikan angin segar dan inspirasi bagi wanita-wanita di seluruh penjuru dunia. Sang kapten pesawat, Czarena, menyatakan rasa bersyukurnya atas pencapaian yang diraih. Sebagai seorang wanita Brunei, memimpin penerbangan dengan seluruh awak kapal wanita adalah prestasi yang membanggakan. Sebab hal ini benar-benar menunjukkan bahwa generasi muda atau para gadis muda khususnya, dapat bebas bermimpi dan mewujudkannya jadi nyata.
Sharifah Czarena sendiri adalah pilot wanita yang sudah berpengalaman. Dia bukan hanya dinobatkan sebagai kapten pilot wanita pertama di Brunei Darussalam, tapi juga di Asia Tenggara pada tahun 2012. Hal itu dibuktikan dengan jam terbang Czarena yang sudah sangat tinggi, lebih dari 5000 jam di tahun itu.
Czarena memulai karirnya sebagai di dunia penerbangan sejak tahun 2003, ketika itu dirinya belajar di Cabair Flying School, United Kingdom. Setelah lulus pada 2004, Czarena dikirim untuk membantu Loganair sebagai awak di pesawat turbo Saab 340 sebelum akhirnya kembali ke Brunei tahun 2006 dan menjadi awak B767-300ER.
Di Indonesia pun pernah pula ada penerbangan di mana seluruh awaknya perempuan, yaitu di tahun 2015 dalam rangka memperingati Hari Kartini. Penerbangan tersebut melibatkan enam srikandi AirAsia Indonesia dan dipimpin oleh Kapten Dewi Meiliana, yang merupakan kapten wanita pertama di Air Asia Indonesia. Demi memperingati hari keseteraan gender di Indonesia tersebut, seluruh awak kapal menggunakan aksesoris bertema Kartini.
Penerbangan QZ 7526 dengan tujuan Jakarta-Denpasar itu sukses membawa 165 penumpang sampai ke tujuan. Selain itu Indonesia juga memiliki banyak pilot perempuan seperti Patricia Yora yang sudah menjadi pilot maskapai Garuda Indonesia di usia 23 tahun, Sarah Widyanti Kusuma yang memulai jam terbangnya sejak usia 21 tahun, dan masih banyak lagi.
***
Emansipasi wanita memang sudah saatnya mendapat pengakuan dunia. Para wanita pun juga bisa merambah bidang profesional yang (dianggap) bersifat maskulin. Seperti kata kapten Sharifah Czarena:
Saya ingin menunjukkan pada seluruh wanita muda di dunia, jika punya impian, kejarlah! Selama Anda tak menyerah, Anda pasti bisa meraihnya