Traveler itu Wajib Foto Selfie!

SHARE :

Ditulis Oleh: Shabara Wicaksono

photo from www.thebeautyoftravel.com

Perjalanan ke Bali bulan lalu memberiku pelajaran baru tentang traveling, ketika sedang bersantai sambil mencari sudut terbaik untuk memotret senja di tanah lot, tiba-tiba teman-temanku menyeretku untuk berfoto selfie. Keasyikan berfoto selfie membuatku kehilangan momen saat matahari terbenam. Anehnya, tak ada penyesalan. Berfoto selfie, apalagi beramai-ramai bersama teman-teman saat traveling ternyata cukup menyenangkan.

Fenomena foto selfie memang telah merebak dimana-mana. Termasuk dikalangan traveler. Banyak yang berpendapat bahwa hal tersebut tergolong alay, narsis dan hal lainnya. Bukan itu yang akan keceritakan. Toh, semua orang pada dasarnya pernah mengalami fase alay. Aku teringat saat berkunjung ke rumah kakek nenekku di desa. Dirumahnya hanya bisa kutemukan 2 buah foto kakek dan nenekku, yaitu foto bersama kedua orang tuaku saat menikah, serta foto bersama keluargaku saat aku ulang tahun.

Kedua foto itu sudah cukup tua,terbingkai dalam pigura yang tua juga. Awet terpajang di meja tamu rumah kakek nenekku. Kakek senang bepergian, tidak hanya saat muda, bahkan belum lama ini dirinya pergi ke suatu kebun strawberry di kaki gunung untuk sekedar meregangkan badan. Sayangnya, kakek tak terbiasa mendokumentasikan perjalanannya, sehingga semua hanya tersimpan diingatannya.

Seorang yang baru mengenal kakek mungkin tak akan percaya bahwa dirinya suka bepergian. Tentu saja, hanya dengan 2 foto pernikahan dan ulang tahun di ruang tamu tak bisa menunjukan diri kita seorang yang mempunyai hobi jalan-jalan ke berbagai tempat.

Sekarang bukan zamannya lagi kita memamerkan foto pemandangan tempat yang kita kunjungi. Semuanya kurang lengkap jika tidak berfoto selfie saat traveling. Traveling adalah tentang kita sendiri. Harusnya kita yang menjadi pusat dalam dokumentasi foto-foto kita, bukan tebing-tebing, pegunungan, laut atau hutan-hutan. Perkara orang lain akan protes karena semua foto perjalanan kita hanya berisi pose-pose aneh dan gaya narsis kita diberbagai destinasi yang kita kunjungi, itu bukan masalah. Sekali lagi kutekankan bahwa perjalanan ini tentang kita. Mereka mungkin lupa bahwa kita traveling dengan biaya kita sendiri, bukan mereka yang menggelontorkan uang.

Terkadang kita sering menghemat baterai atau memori kamera diperjalananan dengan alasan nanti tidak bisa memotret saat sudah sampai ditujuan akhir kita. Percayalah, traveling tidak selalu tentang panorama indah tempat yang kita tuju. Justru berbagai momen tak terduga di perjalanan jauh lebih menarik untuk didokumentasikan.

Foto-foto saat kita selfie bersama warga lokal, atau selfie disamping muka teman kita yang tertidur kecapekan saat perjalanan pulang di bus akan nampak lebih menarik menghias foto album kita nanti. Jika saat traveling aku ingin memotret dan ternyata memori kameraku penuh, aku lebih memilih menghapus foto-foto pemandangan dibanding foto berisi momen-momen bersama teman seperjalanan.

Bayangkan 20 atau 30 tahun kelak ketika berkumpul kembali bersama teman seperjalanan kita dulu, melihat bagaimana dulu lengan kekar kita yang masih kuat mengangkat baskom berisi penuh ikan hasil pancingan,atau muka-muka letih setelah berjuang mendaki gunung bersama, rambut yang dulu hitam legam kini mulai beruban, semua kenangan itu tak hanya tersimpan diingatan kita, namun nyata terpampang dalam beberapa lembar foto. Jadi, berfoto selfie tak ada salahnya bukan?

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU