Kamu Tergolong Pejalan yang Mana? Backpacker atau Flashpacker?

Coba deh cek gaya travelingmu di sini! Kamu tergolong flashpacker atau backpacker?

SHARE :

Ditulis Oleh: Mia Kamila

Kalau berbicara tentang gaya traveling, Kamu lebih suka disebut “flashpacker” atau “backpacker”? Eits, sebelum dijawab, jangan-jangan Kamu malah belum paham apa beda backpacker dan flashpacker? Biar Kamu nggak gagal paham, berikut perbedaan antara flashpacker dengan backpacker! 

I’m flashpacker Sumber foto

Flashpacker adalah backpacker yang naik kelas ke level yang lebih nyaman. 

1. Secara umum, berapa pun budget saat traveling tidak jadi masalah buat seorang flashpacker

Sebagian besar dari seorang flashpacker sudah bekerja dengan penghasilan yang lebih untuk traveling. Jadi mereka tidak pernah menghitung berapa biaya yang dia keluarkan untuk traveling. Jadi, berapa pun dia keluar uang untuk traveling nggak ada masalah, yang penting bisa traveling ke tempat yang dia mau!

Kalau backpacker selalu membatasi budget yang dia bawa

Ya, kalau bisa sih, kurang dari budget yang sudah di anggarakan. Tapi paling nggak sesuai budget bair selamat gitu di jalan. 

2. Flashpacker biasanya dilakukan oleh anak muda di usia 25 keatas, setelah mengenal penghasilan yang lebih

Usia memang bukan patokan sih. Tapi, rata-rata seorang flashpacker itu di range usia mateng yang sudah kerja dengan penghasilan lebih. Kamu yang ada di antara usia itu dan sudah mendapatkan penghasilan sendiri tidak akan merasa sia-sia menggunakan uang untuk jalan-jalan.

Sedangkan backpacker rata-rata mahasiswa atau anak muda yang masih cekak dalam hal finansial

Masalah utamanya adalah budget. Mereka yang belum berpenghasilan biasanya melakukan perjalanan dengan cara backpacking. 

3. Bicara soal penginapan, para flashpacker ini lebih mengutamakan kenyamanan hotel ketimbang harga

Seorang flashpacker tidak pernah mempedulikan harga hostel yang mereka pilih. Mereka lebih mengutamakan kenyamanan dong! dari pada harus menginap di hostel yang murah tapi jorok dan berisik. Tak jarang mereka pun memilih hotel budget sebagai tempat menginap.

Lain lagi dengan para backpacker, mereka lebih memilih penginapan dengan harga murah. Kalau bisa sih, dapat tumpangan gratis 

Nggak peduli mau tidur di mana, yang penting murah dan bisa tidur. Kalau bisa gratis itu lebih baik. Soal kenyamanan kadang nggak begitu diperhatikan sih. 

4. Kalau berbicara tentang destinasi, flashpacker cenderung lebih loyal saat mengeluarkan uang demi sebuah pengalaman 

Sampai di tempat tujuan pastinya ada dong yang mau dieksplor, misalnya ingin menikmati alam dengan naik paralayang. Para flashpacker gak segan-segan keluarkan uang untuk membeli pengalaman itu.

Sedangkan bagi backpacker, meski perjalanan mereka on budget, tapi mereka punya cara sendiri untuk menikmati perjalanannya 

Lantaran alasan budget, backpacker lebih memilih destinasi yang bisa dinikmati dengan gratis. Kenikmatan itu bisa dirasakan olehnya sediri dengan cara yang berbeda. Misalnya menikmati pantai sambil membakar jagung atau menyeduh secangkir kopi.  

5. Daripada harus menunggu waktu transit, flashpacker lebih memilih transportasi yang cepat untuk sampai di tempat tujuan

Buang-buang waktu nggak sih kalau Kamu harus transit selama delapan jam di salah satu kota untuk menuju kota tujuan terakhir? Bagi flashpacker ini membuang waktu. Harusnya dia bisa mempersingkat perjalanan dan menikmati liburannya lebih lama dan lebih cepat. 

Sedangkan bagi backpacker, nggak masalah kalau harus naik kereta api lalu nyambung naik bus antar kota

Yang penting biaya perjalanan yang dikeluarkan lebih murah. Hebatnya backpacker, mereka nggak mengenal lelah meski harus berpindah-pindah. Bahkan, mereka terlihat sangat menikmati perjalananya. Keren!

6. Para flashpacker nggak permasalahkan harga tiket. Tapi, kalau lagi ada tiket promo kenapa nggak? 

Yap. Karena bagi flashpacker, harga tiket promo adalah bonus. Yang paling penting sih, bisa pergi ke destinasi wisata dengan aman dan nyaman. 

Backpacker selalu memburu tiket promo, kalau bisa bayar murah kenapa harus mahal? 

Jadi, mereka rela banget mantengin info tiket promo demi dapat tiket murah. Nggak perduli deh kalau berangkatnya pun harus tahun depan. 

7. Flashpacker nggak pernah memikirkan biaya untuk makan. Yang penting dia puas dengan makanan yang dia makan

Jadi, kalau kamu nggak sungkan keluarkan banyak uang buat bisa cicipi makanan lokal yang direkomendasikan. Yang penting kan pengalamannya.

Karena on budget, backpacker lebih memilih makanan yang murah meriah. Kalau bisa sih murah dan enak! 

Jadi nih, kalau si backpacker lagi makan di tempat makan, hal yang dilihat pertama kali pada menu makanan adalah label harganya, betul? 

8. Saat transit, flashpacker lebih memilih menginap di hotel bandara

Kalau memang harus transit lama, flashpacker lebih memilih tidur di hotel bandara yang dia sewa dengan biaya perjam. Ini membuat dia lebih nyaman dan terhindar dari rasa capek. Masa iya, pulang traveling badan jadi lebam karena capek yang menumpuk?

Beda dengan backpacker yang lebih memilih ngemper di bandara

Daripada buang-buang duit buat tidur di hotel, lebih baik menunggu penerbangan selanjutnya dengan tidur di bandara. Banyak temannya juga. 

9. Untuk berpindah-pindah dari satu destinasi ke destinasi wisata lain, si Flashpacker ini juga nggak masalah kalau harus sewa mobil 

Yang penting cepat sampai dan nyaman deh.

Kalau bagi backpacker, sewa mobil jadi opsi terakhir 

Opsi I : kalau lokasinya deket, ya jalan kaki 

Opsi II : kalau jauh, sewa motor aja deh  

Opsi III : bisa sih sewa mobil, tapi share cost dibagi rame-rame biar murah. 

***

Intinya, seorang flashpacker lebih utamakan kenyamanan dan pengalaman saat traveling. Sedangkan bagi backpacker, mereka mau melakukan apapun untuk sampai ke tempat tujuan. Kadang pun nggak perduli bagaimana caranya biar bisa sampai ke sana. Well, pada akhirnya, flashpacker adalah backpacker yang naik kelas ke level yang lebih nyaman. 

Baca juga artikel phinemo lalinnya ya!

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU