Banyak pelajaran yang bisa di ambil dari sebuah pendakian, mereka para pendaki memiliki filosofi tersendiri untuk menggambarkan pelajaran yang bisa mereka ambil sebelum, saat, dan sesudah mendaki gunung. Semua pelajaran itu memiliki porsi yang tak semua orang tahu bisa mengubah cara pandang tentang hidup seseorang.
Ini filosofi-filosofi pendaki gunung yang bisa mengubah cara pandangmu pada hidup menjadi lebih bermakna:
“Mendaki Itu bukan tentang menaklukkan alam, tapi menaklukkan diri sendiri”
Dalam langkah-langkah kecil para pendaki, tak semuanya penuh dengan ambisi puncak. Saat mereka lelah mereka akan istirahat, begitupun disaat mereka merasa sudah cukup untuk istirahat, mereka akan melangkah kembali. Begitu seterusnya hingga mereka menemukan ritmenya, memahami diri, dansadar akan dingin malam dan panasnya siang adalah sebuah anugerah yang harus disyukuri di gunung.
Benar, beberapa pendaki memang merasa angkuh merasa bisa melakukan segala hal ketika di gunung, beberapa ada yang nekat untuk mendaki tanpa perlengkapan atau hanya fokus dengan puncak tanpa memikirkan orang lain, alhasil mereka tersesat dan cidera karena memaksakan diri. Tapi dengan kejadian seperti ini, Kamu akan tahu bahwasanya mendaki gunung itu mengajarimu memahami diri, dan keangkuhan hanya akan membuatmu menjadi pecundang.
“Puncak bukanlah akhir dari tujuan, yang terpenting adalah kembali pulang dengan selamat”
Bagi pendaki gunung, bisa sampai puncak adalah sebuah bonus. Tujuan mendaki sendiri adalah bisa pulang dengan selamat. Karena di sana orang-orang yang kita cintai dan yang mencintai kita sedang menunggu kepulangan kita dengan selamat. Begitupun hidup, kemanapun kita pergi, itu bukanlah sebuah tujuan. Tapi bisa pulang melihat mereka yang mencintaimu adalah tujuannya. Maka, pulanglah jika Kamu kini sedang berada di tempat yang jauh, Kamu akan menemukan dirimu menjadi manusia paling bahagia sedunia.
“Kamu bisa mendaki sendirian, namun akan lebih baik jika Kamu berjalan bersama teman, begitupun hidup.”
Mendaki memang bisa dilewati sendirian, namun akan lebih bermakna jika para pendaki melakukannya bersama teman-teman yang mereka kasihi. Saat mendaki bersama teman-teman yang kamu kasihi, Kamu tidak akan kesepian, Kamu akan menemukan betapa berartinya dirimu, dan betapa menyenangkannya menghabiskan perjalanan bersama orang-orang yang Kamu sayangi.
Begitupun dengan hidup, Kamu bisa saja melewati segala hal dalam hidupmu sendirian, tapi alangkah bahagiannya jika Kamu melewati hari-harimu bersama dengan orang-orang yang Kamu cintai, semuanya akan lebih bermakna pada akhirnya. Iya bukan? Kamu harusnya mulai untuk menghubungi teman-temanmu untuk membuat hari-harimu bermakna, menghabiskan waktu bersama mereka.
“Mendaki itu butuh rencana, logistik, peralatan, kondisi tubuh, partner mendaki, semuanya harus tersusun matang, begitupun hidup.”
Pendaki selalu memiliki rencana matang untuk bisa mengksekusinya. Semua kebutuhan selama pendakian harus terpenuhi agar menjadi pendakian yang bermakna. Memang harus repot menyiapkan banyak logistik, peralatan memasak dan camping, hingga partner untuk mendaki. Meskipun rencana sudah dipersiapkan dengan matang, selalu ada saja hal yang membuat rencana pendakian terganggu.
Begitupun dengan hidup, rencana adalah hal penting, tempat dimana Kamu bisa menuliskan berbagai impianmu, dari kapan lulus, kapan memiliki rumah, hingga kapan menikah. Meskipun Kamu tidak bisa memperhitungkan rencana Tuhan itu seperti apa, dengan rencana Kamu bisa membuat solusi permasalahanmu teratasi satu-persatu.
“Sebelum mendaki, Pendaki harus menentukan tujuan terlebih dahulu, ingin sampai puncak gunung atau tidak. Begitu pula dalam hidup.”
Pendaki selalu menentukan tujuan mereka sebelum memutuskan mendaki, ingin sampai puncak atau tidak. Tujuan itulah yang akan menentukan mereka akan menuju kemana dan dengan tujuan itu mereka memiliki patokan yang dengan cara apa mereka meraih tujuan itu.
Semuanya sama dengan hidup, tujuan adalah hal yang utama. Tujuan hidup akan menuntun langkah-langkah yang harus ditempuh. Alangkah buang-buang waktu saat semua yang Kamu lakukan tak pernah bertujuan. Lebih baik punya tujuan untuk ‘pamer’ daripada berjalan tanpa pegangan. Kamu harusnya membuat tujuan hidup yang jelas agar hidupmu lebih baik dan bermakna suatu hari nanti.
“Untuk bisa mencapai puncak tujuan itu butuh pengorbanan, begitu pula dengan hidup”
Banyak hal yang harus dikorbankan saat mendaki gunung, dari waktu, uang, hingga keringat. Banyak pendaki harus rela merasa kelelahan untuk bisa mencapai tujuannya. Mereka tak kenal lelah jatuh bangun. Begitupun kehidupan, harus ada banyak hal yang dikorbankan untuk mencapai segala tujuan.
Tak perlu merasa menjadi orang yang tak berarti saat Kamu belum meraih tujuan dan cita-citamu, karena semuanya akan dataang dengan segala pengorbanan yang telah Kamu lakukan. Be positif!
“Kamu akan merasa kecil dan tak berdaya setelah sampai di puncak gunung, pun dalam hidup.”
Ketika sampai di puncak, ada rasa bahagia di hati karena Kamu telah berhasil melewati semua rintangan untuk sampai di sana. Namun, rasa puas ini hanya akan berlangsung beberapa waktu saja, selanjutnyua Kamu akan merasa sadar bahwa Kamu hanyalah titik kecil di dunia yang begitu besar dan luas. Yap, pada masanya nanti, Kamu akan merasa demikian ketika Kamu telah mencapai tujuan dan cita-cita hidupmu.