Mumpung Masih Muda, Jangan Pernah Ragu Langkahkan Kaki Sejauh Mungkin!

Kumpulkan kisahmu selagi muda!

SHARE :

Ditulis Oleh: Prameswari Mahendrati

Foto diambil dari sini

Mumpung masih kuliah, masih muda dan masih strong kita bisa backpackeran kemana aja. Kalau udah tua mah, udah punya keluarga, susah, kagak bakal sempet.

Itulah ucapan Ozi, seorang teman yang hobi backpacking, yang sering terngiang di telingaku. Aku setuju dengan perkataannya karena cukup realistis.

Kakakku, seorang Pegawai Negeri Sipil, pekerjaannya terstruktur dan terjadwal.  Beberapa kali ia mengatakan padaku bahwa ia rindu bertualang entah ke manapun bersama teman-temannya. Tapi apa daya, waktu cuti ia simpan untuk perayaan lebaran dan acara penting keluarga, nyaris tak sempat meluangkan waktu untuk backpacking.

Perkataan Ozi dan pengalaman kakakku adalah alasan utama mengapa aku tak ragu mengemasi ransel dan rajin berhemat agar dapat mengunjungi destinasi-destinasi impianku.

Mengapa harus sekarang juga?

Mungkin kamu pernah berpikir seperti ini, “Aku kan masih mahasiswa, dan anak kost, ngapain buang-buang uang, makan aja ngirit apalagi buat backpacking?”, “Ntar aja ah kalau udah kerja, punya duit sendiri, baru deh backpacking”, atau “Ngapain sih backpacking sekarang? Urus dulu tuh skripsi, biar cepet lulus, backpacking mah bisa kapan-kapan, skripsi nggak bisa ditunda”.

Ucapan-ucapan di atas pun seringkali ku dengar ketika aku mengajak beberapa teman kuliah untuk melakukan backpacking.

Memang aku tidak dapat memaksa, tapi, apakah kamu bisa menjamin hidupmu panjang? Atau menjamin mendapatkan pekerjaan nyaman dan mudah untuk memperoleh cuti? Bahkan apa kamu juga menjamin kalau pekerjaanmu akan memenuhi kebutuhan hasrat backpackingmu?

Hidup ini terlalu sulit untuk ditebak, kawan. Lakukanlah apa yang kamu inginkan sekarang, jangan batasi keinginanmu hanya karena masalah-masalah kecil yang (sebenarnya) bisa ditangani.

Percayalah, tak ada masalah tanpa solusi. Jika kamu seorang mahasiswa dan belum punya dana tambahan untuk backpacking, kamu bisa menabung, kurangi godaan untuk berbelanja sesuatu yang bukan kebutuhan pokok. Kerja part time atau freelance juga bisa menjadi alternatif, selain mendapatkan hasil, kamu juga bisa berlatih mandiri.

Kalau kamu punya masalah dengan waktu, agendakanlah kegiatanmu dari list yang paling penting, usahakan catat setiap kegiatanmu agar bisa menentukan waktu luang untuk backpacking.

Punya tanggungan tugas akhir? Justru ini seharusnya jadi pemicu semangat kamu untuk segera menyelesaikan tugas akhir jika kamu memang memiliki hobi backpacking.

Alasan lain kamu harus backpacking selagi muda adalah sebagai ‘tabungan’. Tabungan apa? Tabungan kenangan dan cerita untuk anak cucumu kelak. Ceritakanlah betapa indah tempat-tempat yang kamu kunjungi, seperti betapa indahnya dunia bawah air di Bunaken, betapa indahnya sunset di Tanah Lot, betapa indahnya pasir pink di Pulau Komodo, betapa mengasyikannya lika-liku perjalanan, betapa bersyukurnya kamu dikelilingi oleh teman-teman yang solid, bersyukur bisa mengenal orang-orang baru, dan betapa luasnya dunia ini.

Jika kamu sudah tahu solusi dari masalahmu, persiapanmu matang, kamu benar-benar menyukai traveling (tak sekadar ikut tren), tunggu apa lagi? Benar ucapan Ozi, habiskan hobimu, kumpulkan kisahmu selagi muda, banyak sekali yang bisa kamu lakukan selagi kamu “bebas”.

Jangan biarkan masa mudamu berlalu dengan datar tanpa kesan, tanpa petualangan, dan yang paling penting, jadilah pejalan yang bertanggung jawab!

 

Baca juga:

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU