Mendaki gunung bersama bayi? Apakah mungkin? Ini adalah cerita tentang Max, bocah pendaki berusia 3 tahun.
Max kini telah berusia 3 tahun. Kaki kecilnya mungkin belum cukup kuat untuk memijak setiap tanjakan curam, tubuhnya mungkin belum terlalu kebal untuk menahan dingin, tapi bocah lelaki bernama Max tersebut selalu bersemangat untuk terus mencapai setiap puncak gunung di Indonesia. Nyoman Sakyarsih, ibunda Max telah mengenalkan alam pada Max semenjak ia masih belum tahu apa-apa. Masih menjadi bayi yang diam di gendongan, menangis karena lapar, dan tidur dengan nyenyak saat nyaman. Saat mungkin anak-anak lain telah mengenal gadget ‘sedini mungkin, Nyoman lebih memilih untuk mengenalkan alam sejak dini pada Max.
Mulanya yang dilakukan oleh Nyoman beberapa kali mendapat cibiran oleh orang-orang yang ditemuinya dipendakian. Namun, kini hal tersebut mulai diterima oleh banyak orang, bahkan banjir pujian. Max selalu menjadi primadona di tiap pendakian yang dilakukannya. Para pendaki terkadang berebut untuk bisa berfoto atau sekadar mendekati Max. Sebanyak 15 gunung telah berhasil didaki Max sampai puncak, diantaranya Gunung Rinjani, Gunung Argopuro, dan beberapa bukit di kawasan Dieng, Jawa Tengah.
“Walaupun sampai usia 3 tahun dia belum dapat bicara, tapi kedewasaan dan ketabahannya jauh di atas rata-rata anak seusianya. Itu hanya bisa kulihat di lapangan, tidak di rumah, tidak di sekolah, ketika dia bisa bermanja-manja dengan semua orang di dekatnya. Jadi pendakian terakhir inilah yang paling bikin aku terharu.”- Nyoman Sakyarsih
Baca juga, 8 cerita perjalanan paling inspiratif