Saat ini mendaki menjadi sebuah kegiatan alam yang tidak hanya diminati oleh orang-orang yang memiliki berat badan normal, tapi juga dilakukan oleh orang-orang yang memiliki berat badan di atas rata-rata. Jujur, saya juga merupakan deretan orang yang memiliki berat di atas rata-rata yang juga memiliki ketertarikan dengan dunia pendakian. Baca kisah pendakian saya di Badan Gemuk Bukan Alasan Untuk Tidak Mendaki
Saat pertama kali mendaki di tahun 2011, saya merasa seperti makhluk minoritas dan sering dipandang sebelah mata karena bentuk tubuh saya yang lebar dan orang-orang sering bilang kepada saya “emang situ bisa sampai puncak?”. Memang agak kurang PD sih di-bully dengan kata-kata itu, tapi semua bully-an itu nyatanya bukan pengahalang bagi saya untuk mendaki sampai puncak.
Di Instagram, saya mencoba untuk menemukan deretan pendaki gemuk dengan hashtag #pendakigendut yang bisa membuktikan bahwa orang-orang yang memiliki berat badan di atas normal juga bisa melakukan apa saja dalam hidupnya, termasuk mendaki gunung.
Dalam postingan Instagram @ratucumi ini, ia menyapa teman-teman Instagram dengan caption “Selamat pagi, Kecup dari Anjani ? “
“Semua nya berawal dari ketidak sengajaan sampai pada akhir nya menjadi hobi bahkan menjadi rutinitas”
“Butuh perjuangan untuk mendaki, selalu jadi yg terbuncit tidak menjadikanku takut,”- @ejherockchan
“Cara menikmati alam adalah dengan bersyukur bersyukur telah diberikan alam yang begitu indah,”-@sarahayunnisa
“One, two, three, pose! ???????? Hi, my name is Melissa, I am Miss Semeru! *ala-ala miss universe, atau none jakarte, atau, mojang bandung, atau misleuk*” @ratucumi
“Merah putih terusLah kau berkibar. Di ujung tiang tertinggi di Indonesiaku ini. Merah putih terusLah kau berkibar. Ku akan seLaLu menjagamu…???” @n.widyasari_nyenotz
“Sejuk, indah, sepi, damai, dingin, segar, bukit, air, danau, matahari, kabut, bintang, bulan.
Ranu kumbolo ingin rasanya aku kembali untuk menjamahmu lagi,” @yusufkurniawann_
Dengan mendaki, kamu akan melihat dunia dari sudut yang berbeda, mulai dari awan, danau, bahkan kamu tidak akan pernah percaya bahwa dunia ini tak sekecil yang dibayangkan.
“Semakin tinggi kualitas hidupmu, semakin banyak juga hambatan yang harus dihadapi. Menyeimbangkan keduanya perlu usaha lebih keras lagi…”-@sadpalopo