Pemprov Jateng Bakal Anggarkan Rp 66 Miliar untuk Infrastruktur Kota Lama

Kawasan Kota Lama punya prospek baik secara bisnis maupun pariwisata.

SHARE :

Ditulis Oleh: Wike Sulistiarmi

Pemkot Semarang sedang menggencarkan penataan Kota Lama. Tahun ini, Pemkot melalui Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) Semarang menata pedagang kaki lima (PKL) dan drainase, sedangkan pembenahan infrastruktur dikerjakan pada 2017.

Pemilik bangunan di kawasan Kota Lama, Agus Winarto mengapresiasi langkah yang dilakukan Pemkot Semarang dan BPK2L dalam menghidupkan kembali kawasan Kota Lama. Agus meyakini jika pemilik bangunan ikut ambil bagian dalam menghidupkan kembali Kota Lama maka dampaknya semakin luas.

“Kawasan Kota Lama punya prospek baik secara bisnis maupun pariwisata. Kalau pemilik bangunan mau mengaktifkan kembali tentu Kota Lama akan semakin menggeliat, dampaknya besar,” ujarnya, Minggu (18/9).

Agus memiliki dua bangunan di Jalan Kepodang dan Branjangan. Salah satunya akan dipakai untuk butik dan galeri batik. Agus berharap pemilik bangunan tidak sekadar melakukan konservasi namun juga membuat kegiatan di dalam bangunan tersebut.

“Kalau dikonservasi tapi tidak ada kegiatan untuk apa. Kawasan Kota Lama harus hidup. Saya ingin membuat galeri batik karena ingin mengenalkan batik lebih dalam ke masyarakat. Ini yang disebut menghidupkan Kota Lama, ada dampak yang diberikan,” ujarnya.

Terpisah, Kasubid Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Bappeda Kota Semarang, Nik Sutiyani mengatakan pembenahan infrastruktur kawasan Kota Lama direncanakan mendapat sokongan dari Pemerintah Provinsi melalui bantuan keuangan sebesar Rp 66 miliar. Pembenahan infrastruktur akan dilakukan pada 2017.

“Pembenahan infrastruktur berupa pembenahan sistem drainase, paving, penanda jalan, hingga street furniture di antaranya lampu jalan, bangku, dan bentuk tempat sampah. Kami berharap bantuan keuangan dari provinsi itu bisa segera cair sehingga pembenahan infrastruktur di kawasan Kota Lama bisa segera dilakukan pada 2017,” kata Nik.

Nik mengatakan jika Bappeda dan BPK2L akan membantu pemilik bangunan dalam melakukan konservasi bangunan. “Akan kami dampingi bagian mana saja yang boleh direnovasi atau tidak. Dengan keberadaan BPK2L juga untuk mempermudah perijinan untuk investor. Pemkot juga memberi insentif PBB sebesar 50 persen,” ujarnya.

Kawasan Kota Lama yang masuk ke daftar tentative menjadi Warisan Budaya Dunia Unesco tidak difokuskan pada sektor pariwisata, melainkan kawasan tersebut dapat membuat nyaman dan mensejahterakan masyarakat.

“Ada kawasan di Tiongkok yang menjadi daftar warisan budaya dunia Unesco. Mereka berkegiatan jika hanya ada wisatawan, sehingga menjadi catatan bagi Unesco. Jadi tidak hanya dititik beratkan pada sektor wisata saja,” ujarnya.(*)

Artikel yang kamu baca adalah hasil kerja sama Phinemo dengan Tribun Jateng.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU