Semua orang suka memotret. Itu hal yang saya pelajari saat melancong ke beberapa tempat. Tak peduli hanya menggunakan smartphone dengan kualitas kamera beresolusi rendah, yang terpenting adalah bagaimana perjalanan kita terdokumentasikan.
Gambar buram atau bahkan blur tak masalah, setidaknya memiliki bukti otentik bahwa kita pernah berada di tempat tersebut.
Seorang teman pulang dari perjalanannya ke Baluran Jawa Timur dan dengan bangganya dia memamerkan hasil foto-foto menggunakan DSLR barunya. Tak ada pilihan selain memuji. Hubungan sebagai teman tetap saya utamakan, meski yang saya lihat hanya gambar-gambar blur.
Berusaha menghasilkan foto yang lebih bagus akan menolong teman-teman dekatmu nanti saat Kamu menunjukan hasil-hasil jepretanmu saat traveling. Mereka tentu berharap melihat semua keindahan yang telah Kamu lihat secara langsung. Teman-temanmu tak akan mendapatkan keindahan itu pada foto-foto yang buram, blur atau dari sudut yang itu-itu saja.
Mempelajari bagaimana menghasilkan foto yang indah saat traveling tak merugikanmu.
Menghasilkan foto menarik saat traveling tak perlu harus menjadi fotografer profesional. Ada beberapa hal simpel yang telah saya coba dan patut untuk Kamu coba.
Mungkin kita telah terbiasa melihat andong, atau kendaraan tradisional lain, namun percayalah, memotret hal-hal lokal yang menunjukan stereotip suatu daerah masih menjadi hal yang menarik. Jangan pernah lupa untuk memotret hal-hal bersifat lokal saat kita bepergian.
Tak perlu menggunakan sebuah kamera mahal untuk menghasilkan foto indah. Smartphone-smartphone sekarang sudah dilengkapi dengan fitur panorama yang telah built in seperti di android atau iphone. Bahkan fitur photosphere yang memungkinkan kita untuk memotret 360 derajat ke segala arah telah tersedia di android-android terbaru.
Cobalah format-format yang berbeda tersebut agar hasil fotomu tak membosankan.
Potretlah suatu tempat dalam kondisi berbagai cuaca. Menunjukan perbandingan-perbandingan yang muncul akan nampak menarik. Misal tampilkan long shot dari Candi Borobudur saat hujan dan cerah. Siapkan peralatanmu sedemikian rupa agar tak kemasukan air.
Contoh lain, saat awan mendung muncul juga dapat membuatmu menghasilkan foto yang indah. Cobalah komposisikan awan mendung sekecil mungkin, serta tonjolkan pada objek yang menonjol di tempat tersebut. Bereksperimenlah dengan ND filter.
Teman seperjalanan dapat membuat foto travelingmu lebih bervariasi. Saat berkunjung ke Keraton Jogja cobalah minta dirinya mengenakan seragam pasukan kerajaan, atau suruhlah dia untuk berpura-pura menjadi abang tukang becak. Foto-foto sejenis itu akan memancing senyum kalian suatu waktu nanti.
Momen tak datang 2 kali. Selalu setting kameramu pada posisi siap memotret. Usahakan jangan menggunakan mode auto karena justru memperlambatmu dalam mendapatkan momen. Latihlah dirimu agar terbiasa menggunakan mode manual.
Jika Kamu menggunakan kamera DSLR settinglah pada posisi AV (apperture priority), dengan setting misal F8 dan ISO 400. Setiingan tersebut cukup aman saat Kamu berada di luar ruangan. Setting lingkup fokus yang luas akan meminimalisir blur.
Fitur seperti IS (image stabilization) atau VR (vibration reduction) pada kamera-kamera DSLR kini banyak terdapat pada smartphone keluaran terbaru.
Pelajari tentang fitur tersebut dan manfaatkanlah. Fitur tersebut akan membuatmu mendapatkan gambar yang tajam meski kondisi minim cahaya dan tanpa tripod. Tapi ingat, fitur tersebut bukan menjamin gambarmu tak akan blur, fitur tersebut hanya membantu.
Sebuah lampu jalan yang nampak biasa saja pada siang hari bisa nampak indah jika kita memotretnya pada menjelang matahari terbenam. Warna yang muncul saat siang hari mungkin lebih banyak, namun terlalu monoton dan tak ada yang membedakan fotomu dengan orang lain.
Jika ingin memotret landscape, Kamu harus memasukan suatu objek yang menarik sebagai foreground. Memfokuskan gambar pada pemandangan gunung dan laut saja sudah terlalu biasa, Kamu akan menemukan jutaan foto yang sama di luar sana. Objek menarik yang Kamu temui di gunung atau laut lah yang harusnya jadi tokoh utama di fotomu.
Di perjalanan mungkin Kamu akan menemukan rimbunnya pepohonan, megahnya gunung, atau matahari terbenam yang romantis. Lebih dari itu ekspresi orang-orang yang Kamu temui dalam perjalanan tetap objek paling menarik yang dapat diambil.
Ekspresi tertawa beberapa warga lokal Toraja yang sedang berkumpul bersama, ekspresi lelah abang tukang becak yang saya lihat di Jogja, atau ekspresi datar para warga Baduy. Terdengar simpel, namun sebuah ekspresi pada foto dapat menjelaskan beragam cerita bagi yang melihatnya.
Paling penting dalam sebuah travel fotografi adalah menikmati perjalanan. Fokus memotret dan tak merasakan petualanganmu justru akan membuat Kamu frustrasi jika hasil foto tak kunjung sesuai harapan. Enjoy your trip!