Makhluk Tuhan paling ribet
Karakter ribet pada diri cewek (menurut kacamata cowok) seperti udah menjadi sebuah stereotip tersendiri.
Tapi, kalian para cowok pernah mikir nggak sih kenapa cewek bisa seribet itu? Apa alasannya? Apa yang mendasari karakter itu muncul hampir di setiap individu cewek? Jika memang benar ribet, kalian pernah coba buat memahami atau memaklumi nggak apa yang para cewek rasakan?
Nih kami beri beberapa penjelasannya, kenapa cewek bisa jadi super ribet kalau mau jalan-jalan:
Mungkin beberapa dari kalian para cowok pernah berpikir “dia bawa apa aja sih? Banyak banget kayak mau pindahan”.
Bagaimanapun keadaannya, ya emang itulah barang-barang kebutuhan para cewek, bukan berarti karena cewek nggak tahu cara dan teknik packing, tapi jika dibandingkan dengan cowok, barang bawaan cewek memang lebih banyak.
Coba pikirkan, para cewek dikodratkan mengalami siklus menstruasi setiap bulannya, di mana ada yang teratur dan tidak teratur alias kadang bisa datang secara tiba-tiba. Konsekuensinya, para cewek harus membawa pembalut dan ekstra underwear selama di perjalanan.
Atau lagi nih, para cewek itu, asal kalian tahu aja, membutuhkan pakaian dalam yang lebih banyak dari cowok! Cowok nggak membutuhkan bra dan tanktop, sedangkan cewek butuh, otomatis akan menambah barang bawaa.
Tidak semua memang, tapi beberapa diantara kaum kami memang suka bersolek walaupun berada di luar ruangan. Bukan karena kami itu centil, tapi kami suka terlihat fresh walaupun tersengat matahari secara langsung.
Kami tidak suka terlihat pucat atau kusam ketika berkunjung dan bertemu orang-orang baru ketika traveling, apalagi ketika mengabadikan momen dengan foto, walaupun suka berdandan, tapi kami pun tahu batasan-batasan berdandan, kami tahu caranya membedakan bara berdandan ke pesta atau saat traveling.
Kami sering mengoceh dan berkomentar bukan hanya sekedar meramaikan tanpa isi, kami hanya ingin mengemukakan pendapat. Mungkin cara kami yang agak berisik “lebay” dalam mengemukakan pendapat, tapi kami hanya ingin didengar dan melengkapi, tidak hanya dianggap sebagai followers dalam perjalanan.
Jika berkunjung ke suatu tempat yang belum pernah didatangi, para cewek cenderung gila dan kalap dalam hal belanja dibandingkan dengan cowok, biasanya. Tapi apa yang kami lakukan tidak hanya sekedar memberi makan napsu konsumtif belaka, kami memilah-milah mana benda yang sekiranya tidak dijumpai di daerah asal.
Kami juga cukup pandai dalam memanajemen keuangan, sehingga kami hanya membeli cindera mata untuk kenang-kenangan, belum tentu kami bisa datang ke tempat ini lagi dan kami hanya ingin memberikan buah tangan untuk teman atau keluarga di rumah.
Tidak setiap waktu seorang cewek itu sensitif, biasanya kami sensitif di waktu-waktu tertentu. PMS (premenstrual syndrome) misalnya, akibat pengaruh si hormon serotonin ini, kestabilan emosi kami akan sedikit terganggu.
Percayalah para cowok, sensitif bukan jenis emosi yang kami kehendaki, ini adalah salah satu kodrat yang kami terima sebagai keturunan hawa. Kami Cuma butuh pengertian di saat-saat seperti ini, karena cewek cenderung berpikir ke arah perasaan dan cowok ke logika, maka mengertilah dan maklumilah kami.
Saya akui memang beberapa di antara kami terkadang cepat lelah, bukan karena manja, tapi memang keadaan yang tidak kami inginkan inilah yang terkadang dirasakan terutama bagi traveler cewek yang baru pertama kali melakukan traveling, mungkin belum terbiasa denga keadaan outdoor.
Tapi sesungguhnya keinginan traveling kami tidak seburuk atau selemah yang kalian pikirkan, kami juga memiliki hasrat traveling yang harus dipenuhi sebagai hobi, sedikit bersabarlah kalian, kami hanya butuh penyesuaian keadaan dan kami akan segera terbiasa dengan cuaca super panas, bawaan berat, perjalanan jauh, dan perubahan cuaca.
Sebagian cewek menganggap berat badan adalah hal yang sangat penting dan haram hukumnya untuk dilupakan, sebagian lagi dapat menikmati segala macam kuliner dengan bahagia tanpa ada pikiran “takut gemuk”. Setiap cewek memang memiliki ketakutan tersendiri tersendiri terhadap perubahan bentuk tubuh. Efeknya, sebagian dari kami tidak dapat menikmati kuliner khas daerah tertentu yang dianggapnya berlemak dan mengandung kolesterol.
Bukan berarti kami tidak solid atau menghargai kesamaan dari apa yang kalian makan, tapi bagi sebagian di atara kami menjaga pola makan adalah hal wajib dilakukan walaupun dalam keadaan traveling sekalipun.
Itulah beberapa bocoran dan sebagian curahan hati kami untuk para traveler cowok agar tidak terjadi kesahalpahaman atau muncul stereotip terhadap traveler cewek yang sudah dianggap “ribet”. Kami selalu mencoba menghargai kalian, tapi cobalah untuk mengerti keadaan kami. Perbedaan itu indah bukan? Apalagi jika dapat saling melengkapi.