“Gantungkan keinginan lo 5 cm di depan jidat lo biarkan mengambang, mengambang seakan-akan lo meraihnya.” ― Donny Dhirgantoro, 5 cm.
Film 5CM memang nggak bisa dibilang film yang biasa bagi para pendaki dan penikmat film. Setiap scene selalu menceritakan hal menarik dan sarat akan makna.
Bukan hanya tampilkan keindahan Semeru yang bikin banyak orang nggak sabar pengen lihat surga dunia itu aja, Film 5Cm ini menyajikan alur cerita yang menarik.
Bumbunya, film yang di sutradarai Rizal Mantovani ini menyajikan kombinasi antara drama persahabatan, percintaan, dan komedi yang menarik. Yang nggak kalah menarik perhatian, film ini dibintangi oleh artis cantik dan ganteng Indonesia seperti Raline Shah, Harjunot Ali, Fedi Nuril, Denny Sumargo, dan Pevita Pearce.
Film 5 Cm begitu berkesan dan membekas. Hebatnya, 5 cm mampu membuat perubahan minat millennial Indonesia, yang tadinya hanya jalan-jalan di situ-situ saja, beralih hobi menjadi seorang pendaki gunung, seperti tokoh-tokoh dalam film 5 cm.
Dalam sekejap, film 5 cm menjadi kiblat bagi sebagian dari kita untuk menjadi pendaki. Namun karena tak banyak tahu soal dunia pendakian, banyak orang yang mendaki tanpa ilmu, perbekalan yang matang, atau pun gears yang safety.
Yap, Film 5 Cm sudah 5 tahun berlalu, namun euforia film 5 cm masih dipegang teguh oleh anak muda masa kini. Kini long weekend di Semeru pun jadi hari padat se-TNBTS.
Tak masalah banyak orang yang datang ke gunung ini, toh Semeru bukan milik perseorangan. Tiap orang bebas ke sana. Yang disayangkan, nggak semua pendaki punya rasa cinta alam yang tinggi, sehingga kini Semeru dipadati oleh sampah plastik. Bahkan, ada juga pendaki yang menemukan pembalut yang tercecer di Ranu Kumbolo, danau terindahnya Semeru.
Kerjaan siapa nih?
Meskipun film 5 cm sudah 5 tahun berlalu, namun masih banyak pendaki yang ingin mengukir kenangan layaknya film 5 cm. Camping di depan danau Ranu Kumbolo adalah salah satu kegiatan yang wajib. Alhasil, camping ground Ranu Kumbolo yang dulunya sepi senyap jadi seperti ini.
Para warga lokal yang melihat antusias pendaki yang kian memuncak di Gunung Semeru pun tak habis akal. Demi mendapatkan uang, warga lokalpun berjualan di spot-spot menarik di Gunung Semeru.
Ada juga penjual yang menjajakan es, cemilan, air minum, bahkan krupuk, biskuit, hingga gorengan.
Mendaki Semeru kini pun jadi pendakian instan dengan adanya penjual-penjual ini.
Di tahun 2016 ada sebuah kasus yang melibatkan seorang pendaki cewek bernama Putri. Ia mencoba mengedukasi para pendaki Gunung Semeru untuk mencabut bunga indah berwarna ungu di Oro-oro Ombo, namun netizen malah marah-marah karena mereka beranggapan Putri merusak tanaman.
Padahal, verbena brasiliensis adalah hama berbahaya yang mengganggu keseimbangan ekosistem. Kamu bisa baca kasusnya lagi di sini.
Kasus ini menjadi bukti, netizen dan pendaki pemula tanpa edukasi memang sangat sensitif menanggapi perihal berkaitan dengan Semeru.
Baca kisahnya di sini: Petik Bunga Verbena di Semeru, Seorang Pendaki Justru Dibully Netizen
Masalah sampah, banyak orang yang nyinyir, hingga kasus pendaki hilang memang kerap menghiasi Gunung Semeru. Tapi, masih banyak hal positif yang tersimpan di Gunung Semeru, yaitu pemandangannya!
Hingga sekarang, Semeru masih istimewa dan cantik. Ranu Kumbolo pun masih seperti lima tahun lalu (meski dihiasi sampah pendaki).
“Mendaki itu bukan cuma soal puncak, tapi juga bagaimana Kamu belajar dari mendaki. Jangan lupa bawa sampahmu turun gunung agar pegunungan tetap bisa terlihat indah. Gerakan kecilmu ini bisa merubah dunia,”