Dua pendaki Gunung Semeru asal Cirebon yang hilang sejak Jum’at (20/5/2016) akhirnya Selasa kemarin ditemukan, Pendaki bernama Supyadi (26) dan Zirli (16) ini ditemukan di kawasan Air Terjun Boto, Desa Tawon Songo, sekitar pukul 16.05 WIB.
Jalur ini ternyata terletak sangat jauh dari jalur yang biasa digunakan oleh para pendaki Gunung Semeru.
SAR sempat mencari di kawasan Sumber Mani, lokasi dimana Supriyadi mengirim SMS kepada salah satu temannya. Tim SAR sempat menemukan jejak kedua pendaki ini, namun setelah mencari hingga blank 75 kedua pendaki ini tak kunjung ditemukan. Hingga akhirnya Tim SAR menemukan bivak terbuat dari dedaunan di sekitar sana.
Ternyata kedua pendaki ini tersesat hingga sampai ke ujing timur Gunung Semeru, tepatnya di koordinat 08°05’04.00″S 112°58’19.02″E dimana kedua pendaki ini ditemukan. Jalur ini merupakan kawasan Air Terjun Boto dimana jalurnya disebut jalur maut yang tak pernah dilalui pendaki. Selain itu, medan jalur ini merupakan jalur sungai kering Gunung Semeru.
Dua pendaki bernama Supriyadi dan Zirli ini awalnya mendaki bersama dengan 4 rekannya, jadi total ada 6 orang di awal pendakian. Namun, seorang pendaki merasa sakit saat akan mendaki Mahameru, dua pendakipun memutuskan untuk turun. Lalu, 4 orang melanjutkan perjalanan samapi di Watugedhe, namun seorang pendaki kembali sakit hingga akhirnya 2 pendaki memutuskan untuk menunggu di Watugedhe dan 2 lainnya (Supyadi dan Zirli) melanjutkan perjalanan mereka.
Lama menunggu di Watugedhe, 2 pendakipun turun. Namun setelah lama menunggu, Supyadi dan Zirli tak kunjung turun. Hingga akhirnya pendaki yang turun ke Kalimati bertemu dengan Saver Gunung Semeru dan melaporkan kejadian tersebut. Saverpun mencoba mencari kedua pendaki ini, namun nihil.
Hingga akhirnya laporan resmipun dilakukan oleh Saver di Kantor Resort Ranupani. Akhirnya pencarianpun dilakukan, namun sampai waktu 1×24 jam 2 pendaki ini belum juga ditemukan. Akhirnya pendakian Gunung Semerupun di tutup dan mulai dilakukan Open SAR.
Teman korban sempat mendapatkan pesan singkat dari korban, sempat meminta untuk mengisi pulsa karena pulsa Supriyadi sedang limit dan juga baterai sedang lowbat. Korban juga sempat memberikan informasi lokasi, namun 4 hari pencarian oleh Tim SAR, korban tak kunjung ditemukan meskipun SAR telah menyusuri kawasan yang diinfokan oleh korban.
Hingga akhirnya hari ke lima Tim menemukan bekas Bivak yang diperkirakan digunakan oleh kedua pendaki ini untuk bertahan hidup di hutan. SAR pun akhirnya bisa menemukan kedua korban setelah mereka berteriak minta tolong, tepatnya di kawasan Air Terjun Boto, Desa Tawon Songo.
Kedua pendaki ini ditemukan dalam keadaan lemas dan penuh luka. Segera Tim SAR memberikan makan dan minum kepada mereka. Meskipun lemas dan luka-luka, pendaki ini tetap kuat berjalan hingga sampai di Pos Tawon Songo. Setelah medapatkan perawatan sementara, kedua pendakipun dibawa ke Rumah Sakit (RS) Dokter Hayoto.
Korban Supyadi mengatakan, jika luka yang dialaminya merupakan akibat jatuh dan terbentur batu saat mencoba mencari jalan namun karena kabut tebal, iapun terjatuh. Setalah mendapatkan perawatan dari Tim Medis, kedua korban inipun dilarang untuk dibawa pulang. Hal ini dikarenakan kondisi korban yang masih lemah karena 5 hari berada di hutan tanpa asupan makanan.