Ternyata, selama ini saya belum ke mana-mana. Hanya di puncak gunung dan tanjakan-tanjakan terjal saja
Pada artikel sebelumnya, saya menuliskan tentang Trinity yang menjadi pahlawan traveling saya. Karena dia, saya memperoleh banyak inspirasi dan mimpi untuk jalan-jalan. Namun, di balik semua itu, ada seseorang yang benar-benar menjadi pahlawan dalam kehidupan traveling saya.
Teruntuk Kamu yang selalu mendukung dan mendorong saya untuk terus melangkah ke depan melihat dunia yang begitu luas, “Selamat Hari Pahlawan”. Mungkin, bila waktu itu tak jumpa denganmu, saya masih saja berkutat dengan gunung, puncak, dan tanjakan-tanjakan terjal.
Yap, karena tadinya, saya hanya seorang wanita penggila gunung. Setiap ada waktu senggang, tempat liburan saya hanya gunung, gunung, dan mendaki gunung. Bucket list tahunan saya penuh dengan nama-nama gunung di Indonesia. Seolah hidup ini hanya dihabiskan untuk pendakian.
Tidak ada yang salah dengan gunung, toh sampai sekarang pun saya masih naik gunung. Namun, saya merasa ada yang salah pada pemikiran ini. Kenapa tak mencoba traveling? Kenapa hanya gunung yang saya cari?
Perjalanan hidup ini berubah ketika saya bertemu dengan dia, MuhammadSAmien (MSA). Saya masih ingat, saat dia menanyakan beberapa destinasi wisata dan saya hanya menggelengkan kepala.
“Udah pernah ke pantai-pantai Gunung Kidul?”
“belum “jawab saya
“Udah pernah ke Dieng?” lagi-lagi saya menggelengkan kepala
“kalau ke Gunung Bromo?”
“Belum juga “
Lalu dia berkata,
” Sabtu depan aku ajak ke sana”
Jujur, saya merasa tertohok dengan pertanyaan itu. Kesimpulan yang saya ambil dari pertanyaan itu, “Berarti saya belum ke mana-mana?”. Sedih, karena selama ini saya merasa sudah melanglang buana (hanya) dengan mendaki banyak gunung. Kenyataannya, kaki ini hanya melangkah di situ-situ saja.
Dia mengajak saya mengunjungi tempat-tempat yang belum saya kunjungi sebelumnya. Berbagai destinasi wisata Dieng, Gua Trawang, Jogjakarta, Gunung Bromo Malang, Coban Rondo, Air Terjun Madakaripura, Malang, Banyuwangi, dan banyak lagi tempat-tempat yang kami kunjungi.
Saat itulah mata dan pikiran saya terbuka. Indonesia begitu luas. Bukan sebatas puncak gunung dan basecamp pendakian. Alam Indonesia beragam, pantai, curug, hutan pinus, candi, bukan semata-mata tanjakan terjal yang membuat ngos-ngosan.
Karena dia jugalah, saya tahu traveling itu bukan cuma melihat yang indah-indah, tapi bercengkerama dengan warga lokal. Mengamati wajah-wajah mereka yang bahagia tanpa beban atau melihat mereka yang berjuang dengan keras mencari nafkah agar asap dapur terus mengepul.
Yup, dia mengajak saya untuk melihat wajah Indonesia dari berbagai sudut lensa kamera. Begitu kaya akan keindahan, meneduhkan, membahagiakan, terkadang membuat hati miris, namun sarat akan kearifan budaya lokal. Semua hal itu mungkin sangat sulit saya temui saat pendakian.
Ah, beruntungnya saya Tuhan, Engkau telah pertemukan saya dengan orang sebaik dan setulus dia. Berawal dari perjalanan, sedikit banyak telah mengubah cara saya dalam memandang hidup. Tentang bagaimana cara mensyukuri hidup. Tentang bagaimana menikmati perjalanan dengan tenang tanpa ambisi. Bukankah sudah seharusnya perjalanan itu dinikmati? Bukan sebatas memenuhi bucketlist perjalanan?
Dekat dengannya membuat impian-impian menjadi nyata. Mimpi masa SMA untuk melakukan perjalanan ke luar negeri pun jadi nyata. Memang, terkadang bukan dia yang mengajak saya, tapi dia selalu ada untuk membantu mempersiapkan segalanya.
Kalau boleh jujur lagi, saya adalah seseorang yang mudah “down” dan kurang percaya diri. Bulan ini, saya akan melakukan perjalanan besar dalam hidup saya. Dan dia tak pernah berubah, selalu mendukung dan memotivasi untuk mewujudkan mimpi. Rasanya, sudah lama sekali tidak lagi menjelajah bersama dia.
Hei, kalau Kamu baca tulisan ini, aku mau bilang “Terima kasih, selama ini sudah menjadi seseorang yang berada di belakangku untuk mengenalkan indahnya negeri ini. Kini, tak perlu lagi Kamu di belakang, bergeserlah ke sisiku, sudah saatnya kita berjalan berdampingan mengeksplor lebih jauh ‘rumah kita’, bumi nusantara.”
***
Pahlawan traveling dalam kehidupan adalah dia yang selalu mendorong untuk memenuhi bucketlist perjalananmu. Jadi, siapa pahlawan traveling dalam hidupmu? Kalau berani, tag orangnya di kolom komentar!