Sejak dulu, generasi 90-an memang sudah terlihat memiliki bakat menjadi seorang traveler. Kamu anak 90-an pasti ingat betapa banyak permainan yang mendorong passion kamu sebagai traveler. Ingat nggak serunya membangun tenda-tendaan dan masak-masakan? Dan sekarang, saat kamu sudah segede ini pun mengalami hal yang sama. Saya rasa, anak 90-an memang ditakdirkan menjadi traveler.
Zaman dulu tidak ada tenda yang bisa mereka sewa. Cara mengakalinya, anak 90 an menggunakn kain atau seprai milik ibu untuk mendirikan tenda. Nah, saat tenda sudah selesai dibangun, anak-anak 90 an tidur di dalam sambil membawa senter. Persis seperti yang dilakukan anak-anak zaman sekarang.
Jadi, saat sekarang camping sedang ngehits, mereka yang hidup di tahun 90an sudah nggak kaget lagi. Sudah biasa.
Hayo, siapa yang subuh-subuh suka pergi ke sawah nyari ikan? Anak 90-an, lah!
Nggak heran kalau sekarang mereka suka banget jalan-jalan ke pelosok nyari yang hijau-hijau. Mungkin sudah kangen dengan pemandangan kala itu.
Destinasi favorit kamu apa? Kalau saya Hawaii dan New York. Hehe..
Tuh kan, sedari kecil saja mereka sudah dikenalkan dengan destinasi wisata yang keren-keran. Diajak untuk keliling dunia dan Indonesia melalui sebuah permainan. Nggak heran kan kalau banyak traveler Indonesia yang berasal dari anak 90an.
Kalau ditanya, “nggak takut jatuh naik pohon tinggi-tinggi?”, mereka mungkin akan menjawab “enggak, dari ujung pohon pemandangannya bagus,”. Sama seperti yang mereka cari dari naik gunung. Melihat pemandangan dari ketinggian memang menciptakan tenang.
Dulu, mandi di kali sudah menjadi agenda rutin mereka saat akhir pekan. Permainan masa kecil mereka masih terbawa sampai sekarang lho, lihat saja mereka nggak ada takutnya bermain rafting di sungai
Anak tahun 90 an memiliki jiwa petualang yang besar. Mereka suka banget sepeda-sepedaan dengan rute yang bisa dibilang cukup jauh untuk ukuran bocah kala itu. Mereka suka mengeksplorasi tempat-tempat baru. Terkadang sampai lupa waktu karena saking serunya main sepeda.
Traveling terkadang “memaksa” kita untuk menjadi sosok yang supel dan mudah bergaul dengan lingkungan baru. Saat mereka harus berpindah ke satu kota ke kota lainnya, anak 90-an nggak mengalami kesulitan untuk beradaptasi.
Mental mereka sudah terlatih di alam bebas. Siap berpanas-panasan dan bergerak bebas untuk hal yang disukainya, nggak heran kalau pekerjaan traveling di tempat panas nggak bikin mereka patah semangat.
Hidup di zaman 90-an merupakan kado terindah dari Tuhan. Anak-anak 90 an memang nggak mengalami zaman modern penuh gadget seperti sekarang. Dahulu sangat sederhana, dengan permainan yang apa adanya, namun kesederhanaan itulah yang mendidik mereka menjadi sosok yang supel, berjiwa sosial tinggi, dan tumbuh sebagai seorang traveler tangguh. Mereka tumbuh sesuai dengan masanya, nggak kehilangan masa kecilnya, dan ketika dewasa pun mereka masih bisa menikmati kecanggihan teknologi.