Menjelang bulan Ramadhan, biasanya daerah memiliki ciri khas masing-masing untuk menyambutnya, termasuk di Semarang, Jawa Tengah. Warga Semarang memiliki tradisi Dugderan, sebagai penanda awal masuknya bulan Ramadhan.
Tahun ini Dugderan digelar di Lapangan Simpang Lima pada Rabu (24/5) dan di Balai Kota Semarang pada Kamis (25/5). Dengan mengusung tema “Dugderan Meneguhkan Tekad Meraih Semarang Hebat”, diharapkan seluruh warga Kota Semarang dapat menyatukan hati meneguhkan tekad untuk bersama-sama membangun Kota Semarang menuju Semarang Hebat serta masyarakat yang semakin sejahtera.
Karnaval di Simpang Lima dimulai hari ini, Rabu (24/5) pukul 06.00 dengan peserta anak-anak TK, SD/MI, SMP/MTs. Mereka menampilkan aneka ragam seni tradisional yang unik di antaranya pasukan warak, kesenian lokal, kembang manggar, drum band, pasukan Bhinneka Tunggal Ika, visualisasi tari dan kera ekor panjang serta seni olah raga sepeda roda satu.
Sementara karnaval yang diselenggarakan di Halaman Balai Kota Semarang rencananya akan diikuti pasukan Drumband PIP, Pasukan Muhammadiyah, NU, Kementerian Agama, siswa-siswi SMA/SMK, Perguruan Tinggi di Kota Semarang, Hotel dan Perusahaan, Organisasi Kepemudaan, Komunitas seniman, 16 Kecamatan se-Kota Semarang, Bendi Hias dan Kereta Kencana yang dinaiki oleh Walikota Semarang selaku Kanjeng Bupati Arya Purbaningrat.
Karnaval di Balai Kota dijadwalkan mulai pukul 12.15 dengan rute Jalan Pemuda – Masjid Kauman Semarang – Jl. Kolonel Sugiyono (sebelah timur Hotel Dibya Puri).
Selanjutnya, Walikota beserta rombongan menuju Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) melalui Jl. Kartini.
Sesampainya di Jl Jolotundo akan disambut dengan berbagai kesenian dari Kecamatan Semarang Timur, Genuk, Gayamsari, Drumband AMNI serta kesenian lain yang berasal dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan juga MAJT.
Nantinya selama prosesi karnaval Dugderan Jalan Pemuda hingga Paragon Mall akan ditutup sekitar pukul 12.00 hingga acara selesai.