Cinta Lokasi di Perjalanan Bukan Hanya Mitos Belaka

Orang bilang, cinta lokasi hanya mitos belaka. Perjalanan ke Kawah Putih Bandung membuatku sadar, cinta lokasi itu nyata.

SHARE :

Ditulis Oleh: Wike Sulistiarmi

Foto dari Hipwee

Indah bila kita bisa menghabiskan waktu bersama orang yang kita sayangi. Itulah yang saya rasakan saat berada di Kawah Putih, Bandung -tempat yang dahulu dikenal angker, bahkan segerombolan burung yang terbangpun jarang sekali melewati tempat ini. Ini disebabkan karena menurut kepercayaan masyarakat setempat, di daerah tersebut terdapat 7 makam para leluhur. Keangkeran wilayah tersebut terpatahkan setelah seorang belanda keturunan jerman bernama Dr. Franz Wilhem Junghunh yang berani masuk ke dalam hutan dan menemukan danau indah yang selanjutnya digunakan sebagai pabrik kapur. Tak peduli dengan mitos yang ada karena bagi saya, kesan angker itu sudah tak ada. Berganti menjadi sebuah tempat yang layak untuk dinikmati bersama orang terkasih.

***

Kala itu saya sedang menikmati Kota Bandung dengan teman satu jurusan di kampus dan kebetulan perjalanan ke Bandung ini adalah perjalanan bersama pertama kali dengan salah seorang teman yang saya anggap “spesial”. Awalnya saya pikir cinta lokasi adalah sebuah mitos, tapi setelah saya merasakan sendiri, ternyata cinta lokasi itu nyata adanya.

Keberangkatan kami tertunda beberapa jam karena kunjungan ke Museum Geologi yang memakan waktu banyak hingga hari sudah lumayan sore, ditambah saat itu cukup mendung. Kata penjual oleh-oleh yang berada di sekitar kawah putih, kami harus cepat-cepat agar tidak kehujanan, karena setelah Ashar biasanya hujan turun di kawasan Kawah Putih.

Saya kira memang benar, sedari tadi langit semakin gelap. Walaupun begitu, saya dan teman-teman saya harus cepat sampai di kawasan kawah putih dan menikmati pemandangan yang indah di sana.

Tidak seperti kisah cinta dua pasangan yang saling mencintai, saya memang bersama dengan orang yang sangat saya cintai, tapi sebagai tukang cinlok tentu saja tidak banyak yang bisa saya lakukan, apalagi belum terlalu mengenalnya, sempat berpikir bisa melakukan adegan seperti di film My Heart yang diperagakan oleh Irwansyah dan Acha Septriasa, menghabiskan waktu bersama bersama di Kawah Putih, menikmati makan dan minum bersama dengan meja berhiaskan mawar merah. Sayangnya, itu hanya ada di film, kenyataannya cinta lokasi selalu mengintai para pejalan -baik cewek maupun cowok. Rasa yang biasanya hanya mampu bertahan hingga akhir perjalanan, selanjutnya rasa itu hilang tanpa ada kelanjutan.

Saya beruntung bisa merasakan kawah putih yang indah dengan pasir dan juga airnya yang putih dengan pohon-pohon kering di pinggir kawah walau beberapa sesal tidak sempat berfoto bersama “orang itu” karena hujan tiba-tiba turun sangat deras.

***

Terima kasih Tuhan telah menciptakan kenangan diperjalanan kali ini dengan tetesan hujan yang akan saya ingat sepanjang masa. Hujan-hujanan mencari tempat teduh, menunggu hujan reda bersama, dan juga naik jeep hujan-hujanan bersama “dia”.

Tuhan memang selalu bisa membuat cerita traveler penuh cinta dan kenangan di perjalanan, menemukan cinta diperjalanan dan berakhir pula di perjalanan.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU