Setiap negara memiliki cara masing-maisng saat mengolah kopi untuk dinikmati. Berikut ini adalah berbagai cara unik membuat kopi dari berbagai negara,
Seperti dalam video, kopi Vietnam memiliki keunikan dalam penyeduhannya yang menggunakan penyaring/filter. Lalu dicampur dengan susu krim.
Metode ini memang sudah menjadi hak di negara manapun, namun sebenarnya metode french press adalah metode penyajian kopi dari negara Prancis.
Alat seperti ini sudah ada di Indonesia. Kalau kamu pernah pesan Turkish Coffee pasti kamu sudah tahu dari mana asal metode penyajian ini.
Kalau ke kedai kopi, kamu pasti pernah melihat menu Aamericano Coffee. Sebenarnya cara penyajiannya cukup simpel dan bisa kamu praktekkan di rumah.
Kalau Indonesia, dari dulu nggak mau ribet membuat kopi. Yang penting kumpul dan ngobrol sampai pagi. Makannya, Indonesia bikin kopinya cuma mencampurkan air, kopi, dan gula saja. Sederhana.
Espresso berasal dari Bahasa Italia yang berarti express atau “cepat” karena dibuat untuk disajikan dengan segera kepada pelanggan. Pada setiap espresso terdapat suatu komponen yang disebut crema yang merupakan busa keemasan yang terdiri dari minyak, protein, gula yang mengambang di permukaan. Secara teknis, espresso diperoleh ketika 45 ml air disemburkan melewati 7 hingga 9 gr kopi bubuk pada temperatur 90 °C dengan tekanan 9 atm.
Loeff dari Berlin di tahun 1830-an, mendedikasikan sebuah alat yang sering disebut vacuum method atau siphon method. Saat ini memang sudah dipakai di seluruh dunia.
Cara kerjanya, seperti saat praktikum di laboratorium IPA. Lucu, ya..
Meskipun di Jepang sering merasakan cuaca dingin, ternyata mereka mengonsumsi kopi dengan menggunakan es batu.
Ini nih yang pecinta drama Korea, ternyata beginilah cara orang korea mengolah kopi.
Dari seorang barista Thailand, kamu bakal tahu cara penyajian kopi di Thailand. Ada yang hot ada juga yang dingin. Kamu tinggal milih.
Balik lagi nih sama negara Italia. Mereka selalu punya cara tersendiri untuk membuat kopi menjadi minuman favorit.
White Coffee yang lagi digandrungi sama orang Indonesia, ternyata sering menjadi jamuan orang London. Wah, nggak nyangka kan?