Beberapa kali mendaki gunung, membuat saya paham bahwa ada berbagai jenis pendaki gunung. Salah satunya adalah mereka yang hobi membuat api unggun di area camping. Fungsinya untuk menghangatkan area sekitar tenda, juga untuk menjauhkan pendaki dari serangan binatang buas. Meskipun demikian, pendaki perlu paham aturan membuat api unggun yang benar agar tidak menimbulkan kebakaran.
Ada 3 teknik pembuatan api yang biasanya digunakan saat di gunung. Teknik ini disebut “Leave No Trace” karena dianggap lebih aman dan dapat meminimalisir kebakaran.
Nah, ini dia ketiga teknik tersebut dan tutorial bagaimana cara mengaplikasikannya.
Yang perlu dilakukan sebelum membuat api unggun dengan teknik lingkaran api, Kamu harus membuat lubang terlebih dahulu. Diameter lubang bisa Kamu sesuaikan sesuai kebutuhan, seberapa besar api yang ingin Kamu buat. Lebih disarankan tidak terlalu besar, jika Kamu hanya beberapa orang saja cukup membuat diameter 50-60 cm. Kedalaman lubang bisa Kamu buat sekitar 10-15 cm.
Jika lubang sudah siap, Kamu bisa mulai mencari kayu bakar atau ranting sebagai bahan dasar pembuatan api lalu membakarnya di dalam lubang yang sudah dibuat. Usahakan untuk membuat api jauh dari pepohonan untuk menghindari resiko kebakaran hutan. Kamu juga harus menjaga api agar tidak terlalu besar.
Jika merasa sudah cukup dengan api yang Kamu buat, segera matikan api dengan menyiram air sampai benar-benar padam. Setelah itu tutup kembali lubang bekas api dengan tanah bekas pembuatan lubang. Dengan begitu api tidak akan hidup kembali, dan kondisi area campingmu juga akan kembali bersih seperti semula.
Kalau Kamu berencana membuat api unggun dengan teknik ini, ada baiknya Kamu sudah menyiapkan panci sebelum mendaki. Panci dapat terbuat dari bahan yang tak mudah terbakar, misalnya seng dan aluminium. Diameter panci tak perlu terlalu besar, cukup 40-50 cm saja.
Cara membuat apinya sama seperti Kamu membuat api unggun di tanah. Siapkan kayu dan tata seperti piramida, setelah itu nyalakan api. Pastikan kayu yang sudah terbakar tidak keluar dari panci untuk menghindari kebakaran.
Untuk lebih jelasnya Kamu bisa simak video ini:
Teknik ini juga sering digunakan oleh para pendaki. Cara membuatnya juga cukup mudah. Berikut urutan cara membuatnya:
Ketika Kamu menggunakan tehnik ini, Kamu harus perhatikan bara api agar tidak tersebar kemana-mana dan mengakibatkan kebakaran. Setelah selesai menggunakan api unggun, siram tanah dengan air agar tidak menyisakan bara. Untuk selanjutnya tanah bisa diletakkan di tempat yang aman, atau bisa juga disebar. Jangan lupa bawa kembali karung, plastik atau aluminium foilmu, ya.
Teknik ini bisa Kamu terapkan ketika Kamu benar-benar membutuhkan api unggun. Kamu harus tetap berhati-hati saat membuat api unggun, apalagi ketika musim kemarau. Hutan di gunung cenderung lebih mudah terbakar dan sulit dipadamkan saat kemarau.
Kalau memang tidak terlalu membutuhkan api unggun, ada baiknya Kamu tak perlu membuatnya. Bersikap bijak saat di gunung harus dilakukan oleh seorang pendaki.
Intinya, lakukan segala hal sesuai kebutuhan, bukan hanya sekadar sesuai keinginan saja.
***