Bulan Madu Ala Traveler di Perkampungan Suku Bajo

Bulan madu sembari bercengkrama bersama suku asli yang mendiami pulau, akan memberi pengalaman berbeda.

SHARE :

Ditulis Oleh: Faiz Jazuli

Foto oleh Pessi

Orang bilang, bulan madu adalah saat terbaik untuk pasangan baru. Bagi pasangan berjiwa petualang,  tidak ada hari tanpa penjelajahan, termasuk saat bulan madu.

Kepulauan Togean, Sulawesi Tengah cocok bagi pasangan traveler yang mendambakan bulan madu berbeda dan berkesan. Bercengkrama bersama suku asli yang mendiami pulau, akan memberi pengalaman berbeda.

Ada 3 cottage terbaik disini, salah satu yang paling direkomendasikan adalah Black Marlin. Menginap di cottage tersebut, kemudian jelajahi Kepulauan Togean mengenal Suku Bajo.

Suku Bajo yang legendaris

Laut adalah halaman bermain bagi anak-anak Suku Bajo, suku asli yang mendiami Kepulauan Togean. Mereka tinggal di rumah panggung kayu bertiang setinggi orang dewasa. Hal tersebut sengaja untuk mengatasi laut pasang.

Pantai pasir putih pulau-pulau di sini sangat sunyi, tempat yang cocok untuk menikmati senja syahdu bersama pasangan. Sesekali terdengar orkestra nyanyian burung dari pedalaman hutan yang masih asri dan hijau.

Tempat ini jauh dari segala hal modern. Listrik disediakan melalui genset, air hanya dialirkan ke penginapan-penginapan pada pukul 18.00 – 23.00 WITA. dan juga sama sekali tak terjangkau operator seluler apapun.

Hanya ketenangan dan panorama penyegar mata yang lengkap tersedia di sini. Cocok untuk pasangan berjiwa petualang.

Salah satu hal paling menarik saat traveling adalah mengenal adat dan kebiasaan warga lokal.

Banyak hal luar biasa dari Suku Bajo. Mereka memiliki cara tersendiri untuk menangkap ikan. Para nelayan biasa menjala ikan dengan menebar jaring di wilayah tertentu kemudian menepuki permukaan air laut beramai-ramai untuk memancing ikan berkumpul.

Suku Bajo juga dikenal sebagai salah satu penyelam alami terbaik di dunia. Mereka sanggup menyelam di lautan selama 5- 10 menit untuk berburuk ikan menggunakan tombak. Hal yang membuat mata terbelalak adalah, mereka sanggup berjalan di dasar laut kedalaman 30 meter, hanya menggunakan kacamata. Ikan barakuda ganas sudah menjadi kawan akrab mereka.

Sebagian besar dari mereka tinggal di Pulau Papan. Meski demikian pusat pemerintahannya justru terletak di pulau yang berbeda, yaitu Pulau Malenge. Jembatan kayu cokelat meliuk panjang menghubungkan Papan dan Malenge.

Meski jauh dari kehidupan modern, Suku Bajo telah mengenal politik. Seperti halnya di kota-kota “modern” Indonesia, banyak foto-foto calon legislatif bertebaran di penjuru kampung. Foto-foto bertuliskan bujuk rayu kata-kata manis khas legislator.

Selama kita sopan, mereka sangat ramah dan terbuka pada turis. Bahkan, pada dasarnya mereka sangat suka mengobrol dengan orang luar.

Anak-anak kecil Suku Bajo akan menggerombol mendekati dan menyapa, apalagi jika kita membawa kamera. Meski malu-malu, mereka suka dipotret.

Menikmati saat berdua bersama pasangan di Kepulauan Togean

Mencoba menyelam di Pulau Kadidiri salah satu ide terbaik di sini. Spot-spot terbaik snorkeling lengkap tersedia.

Rimbunan terumba karang warna-warni yang bahkan dapat disaksikan pada kedalaman 10 meter dari permukaan laut, ubur-ubur aneka warna -merah,biru,putih, cokelat di Danau Mariona, ataupun melakukan penyelaman lintas waktu bawah laut Pulau Enam, sisi selatan Pulau Kadidiri menyaksikan bangkai pesawat pembom Amerika yang masih dalam kondisi utuh ditembak jatuh Jepang saat perang dunia dulu, sempurna dilakukan bersama pasangan.

Pengalaman menjelajah Kepulauan Togean dan bercengkrama dengan Suku Bajo memberi pengalaman unik dan berkesan, membuat bulan madu lebih manis.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU