Kesalahan Saat Pendakian Jangan Terus Disesali, Karena 'Menyerah' Bukan Gaya Seorang Petualang

SHARE :

Ditulis Oleh: Agung Ristiana

Foto oleh Echigo

Tak ada manusia yang sempurna, kita semua pasti pernah membuat kesalahan, termasuk saat sedang penjelajahan di alam liar. Dari mulai kesalahan konyol seperti salah kostum, tidak membawa jas hujan atau senter, hingga kesalahan fatal saat salah prediksi cuaca atau salah mengambil jalur yang membuat kita tersesat.

Membuat kesalahan memang menyebalkan, bahkan tak jarang menimbulkan rasa penyesalan, namun jangan sampai kesalahan-kesalahan tersebut membuat kita kapok untuk kembali bertualang di alam bebas. Jadikanlah kesalahan tersebut sebagai pengalaman berharga untuk bahan pembelajaran dan introspeksi diri. Percayalah jika sukses mengambil pelajaran, kita pasti akan naik level menjadi petualang yang lebih baik dari sebelumnya, dan yang pasti lebih percaya diri dalam menghadapi dan menangani berbagai tantangan dan rintangan.

Tersesat memang menyebalkan, namun ada banyak pelajaran yang bisa dipetik dari sana

Kawan-kawan yang sudah pernah tersesat, pasti tahu betapa kehilangan arah dan tujuan di antah berantah adalah momen yang sangat melelahkan baik secara fisik maupun mental. Semangat yang sebelumnya begitu membara, tiba-tiba padam begitu saja saat kita sadar bahwa kita telah salah jalan. Pikiran-pikiran buruk datang dengan mudahnya, perasaan panik, takut dan gelisah membuat usaha mencari jalan kembali terasa semakin berat. Namun beruntung dari beberapa pengalaman tersesat yang pernah saya alami, banyak pelajaran berharga yang bisa saya petik.

Tersesat tak terjadi begitu saja, kejadiannya pasti bertahap, yang berawal dari sebuah kesalahan kecil, diikuti kesalahan-kesalahan pengambilan keputusan lainnya. Yang harus kita lakukan adalah berusaha untuk tetap tenang dan memikirkan titik awal saat kita mulai keluar dari jalur yang benar. Mungkin saat menemukan persimpangan, kita telah salah mengambil jalur yang biasa digunakan penduduk, atau malah mengikuti jalur hewan sepeti babi hutan.

Dari pengalaman itu, kita bisa belajar membedakan mana jalur pendakian resmi dan jalur-jalur lain yang ada di alam, agar di kemudian hari kita tak lagi melakukan kesalahan yang sama saat menemukan persimpangan yang membingungkan. Kita juga menjadi tahu betapa pentingnya membawa alat navigasi darat dan menguasai ilmu-ilmunya.

Selain faktor dari luar, kesalahan pengambilan keputusan juga bisa terjadi karena factor dari diri kita sendiri, seperti perut kelaparan, dehidrasi atau tubuh yang terlalu lelah karena kita paksakan. Saat dalam kondisi lelah dan kurang nutrisi, kita biasanya cenderung lebih mudah mengambil keputusan yang salah tanpa banyak pertimbangan yang rasional. Ini juga bisa jadi pelajaran penting lainnya, lain kali sebaiknya kita membawa lebih banyak snack, lebih banyak air, dan istirahat yang cukup sebelum melanjutkan perjalanan.

Pengalaman cedera bisa jadi cambuk agar di kemudian hari kita lebih mempersiapkan diri

Saya berharap cedera petualangan yang pernah kita alami tak lebih parah dari kaki yang terkilir, kram, dan cedera ringan lainnya. Namun kita perlu tahu, banyak resiko cedera yang lebih parah yang mungkin bisa terjadi dalam petualangan alam bebas. Ambil contoh dari film 127 Hours, kisah perjuangan Aaron Ralston tersebut benar-benar nyata terjadi dan beruntung ia selamat. Hebatnya, meski telah mengalami kejadian seburuk itu, ia tak pernah kapok dan tetap kembali bertualang.

Jadi, jangan sampai pengalaman pribadi atau cerita-cerita cedera dari orang lain membuat kita enggan dan takut untuk kembali bertualang. Yang perlu kita lakukan adalah belajar dari pengalaman tersebut, agar kita bisa mencegah sebelum terjadi, dan melakukan penanganan terbaik saat kebetulan kecelakaan yang menimbulkan cedera menghampiri diri atau teman kita sendiri.

Langkah pertama yang bisa diambil adalah dengan memilih peralatan yang sesuai dan nyaman di tubuh kita. Cedera punggung dan pundak bisa dicegah dengan menggunakan keril yang memiliki back-system yang bagus. Pengurangan beban dengan menerapkan teknik ultralight juga bisa sangat membantu. Sepatu hiking jenis sturdy boots akan mencegah cedera pada ankle. Untuk mencegah lecet, banyak cara bisa dilakukan, antara lain dengan memasang plester pada bagian kaki yang biasanya mengalami lecet parah.

Berikutnya, kita perlu memilih peralatan dan obat apa saja yang harus kita masukkan ke dalam kantong P3K. Sebaiknya lakukan pemilihan sesuai dengan medan yang akan kita tuju. Belajar teknik pertolongan pertama juga sangat penting untuk dilakukan, bila perlu kita ikut kursus dan pelatihan di institusi terkait seperti PMI dan Basarnas.

Langkah terakhir, jangan lupa untuk selalu memberikan informasi itinerary kita kepada keluarga atau kawan di rumah, agar mereka bisa cepat melakukan tindakan pertolongan saat sesuatu terjadi dan mengganggu keselamatan perjalanan kita.

Belajar menghadapi cuaca buruk, belajar beradaptasi dengan perubahan alam

Ada yang pernah terpaksa basah-basahan dan kedinginan sepanjang perjalanan gara-gara jas hujan bocor? Atau bahkan lebih parahnya gara-gara kita lupa membawa jas hujan? Saya pernah mengalami keduanya, dan pengalaman menyengsarakan tersebut kemudian menjadi poin pelajaran penting bagi diri saya. Kemana dan kapan pun kita pergi bertualang, entah itu sedang musim hujan atau kemarau, jas hujan harus selalu kita bawa dan simpan di bagian teratas keril. Untuk mengantisipasi kerusakan dan kebocoran, lebih baik kita juga membawa jas hujan cadangan.

Simpan semua barang penting dalam kantong plastic atau dry bag, dan tutupi keril kita dengan cover bag yang teruji anti bocor. Sebagai persiapan mengantisipasi situasi terburuk, flysheet untuk shelter darurat, space blanket (selimut darurat), dan bivy sack (bivak saku) juga penting untuk dibawa.

Dan saat merencanakan perjalanan, lebih baik kita perhatikan update perkiraan dan kondisi cuaca terkini untuk pegunungan atau daerah manapun yang akan kita tuju. Jika memang kondisi cuaca sedang sangat buruk dan membahayakan keselamatan, lebih baik menunda dulu waktu perjalanan.

Alam tak pernah bisa ditebak, dan alam bukanlah satu hal yang bisa kita remehkan. Jangan pernah memaksakan diri untuk melawan kekuatan alam, dan selalu lakukan persiapan sebaik mungkin kemanapun kita akan pergi bertualang.

***

Selalu utamakan keselamatan dalam setiap petualangan, semoga bermanfaat, salam lestari!

 

Baca juga:

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU