Banyak pengalaman-pengalaman seru dan tidak terduga saat menjalani peran sebagai backpacker. Pengalaman yang akhirnya mengajarkan bagaimana menjadi benar melalui kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan.
Saat pertama kali backpacking, saya melakukan kesalahan-kesalahan sepele namun cukup berhasil mengacaukan perjalanan saya. Nah, agar backpacking pertama kali mu tidak kacau, pahami beberapa hal berikut ini,
Namun, jangan hanya membaca seputar destinasi wisata saja. Cari tahulah tempat-tempat penting seperti rumah sakit, puskesmas, kantor polisi, atau atm terdekat sekitar destinasi. Biasanya, hal-hal sepele ini lah yang kerap dilupakan.
Baca: 7 Hotel Malang dengan Harga Mulai dari Rp 75 Ribu yang Cocok untuk Backpacker
Pembuatan rencana perjalanan atau interary harus benar-benar di sesuaikan dengan jarak tempuh, waktu yang dibutuhkan, dan kemampuan fisik. Patuhilah semua jadwal yang sudah tertuang. Ketepatan waktu akan menyesuaikan dengan jadwal kegiatan lainnya. Sekali saja terlambat, semua jadwal akan berantakan.
Baca: Adis, Backpacker GembelKeliling Dunia dengan Bujet Minim
Pengalaman ini pernah saya alami. Karena terlalu capek, akhirnya saya hanya bermalas-malasan di penginapan. Hasilnya, saya harus merelakan satu destinasi di Banyuwangi.
Jangan habiskan waktu terlalu lama berdiam di kamar penginapan. Penyesalan saya waktu itu, ngapain saya jauh-jauh ke Banyuwangi kalau hanya tidur-tiduran di kamar. Di rumah pun bisa setiap hari.
Baca: Ini Karakter Backpacker Indonesia, Hobi Foto Selfie, Namun Tetap Berjiwa Korsa!
Menurut saya menenteng kamera DSLR sepanjang perjalanan agak berlebihan. Mengapa? Selain tidak praktis, kamera DSLR juga bisa menarik perhatian tangan-tangan jahil. Kamu bisa menjadi sasaran pelaku kejahatan. Simpanlah kamera di dalam ransel. Keluarkan saat membutuhkannya saja.
Baca: 7 Kumpulan Kisah Horor Para Backpacker
Yang namanya backpacker pasti selalu dikaitkan dengan biaya perjalanan yang minimalis. Bahkan ada yang beranggapan bahwa backpacker itu identik dengan maaf, “gembel”.
Tapi, bukan berarti kehabisan uang diperjalanan bisa dibenarkan. Menjadi seorang backpacker berarti bisa menghemat perjalanan tanpa harus terlantar di tempat asing.
Selalu sediakan uang cadangan di atm atau di tempat-tempat tersembunyi. Gunakanlah uang tersebut saat kamu benar-benar membutuhkannya. Misalnya saat terjadi hal-hal yang tidak terduga, seperti sakit di tempat asing.
Baca: 9 Tempat Rahasia Menyimpan Uang Saat Traveling
Sering kali kita tergoda untuk mencicipi kuliner yang terlihat lezat danmenggoda lidah. Dengan alasan “masalah perut tidak boleh pelit”, akhirnya kita membeli banyak makanan.
Memang enak dan mengenyangkan, tapi bagaimana dengan nasib perjalananmu berikutnya. Maka dari itu, kamu harus konsisten dengan bujet perjalanan yang kamu buat. Misalnya nih dalam satu hari jatah makan sebesar 50 ribu rupiah. Ntah bagaimana caranya uang 50 ribu rupiah cukup untuk membeli makan dalam sehari.
Baca: Destinasi Wisata Jogja yang Ramah Backpacker
Sosial media menjadi salah satu “penyakit” dalam backpacking saya. Terlalu excited dengan pengalaman backpacking yang seru, akhirnya malah lebih fokus pada sosial media. Setiap memasuki destinasi wisata, saya buru-buru check in di path. Setelahnya, live post di instagram.
Nggak salah sih, tapi saya jadi kehilangan keksyukan bercumbu dengan indahnya alam. Gunakan sosial media seperlunya saja. Saat istirahat di dalam kamar bisa jadi waktu yang tepat.
Pada poin ketiga, saya menyebutkan bahwa terlalu banyak istirahat di penginapan harus rela menghilangkan beberapa destinasi wisata. Nah, sebaliknya, terlalu “ngoyo” mengunjungi semua tempat pun bisa jadi sumber malapetaka. Fisik yang kurang fit bisa menyebabkan tubuh kelelahan. Hingga akhirnya sakit pun tak terelakan.
Sesuaikan destinasi wisata yang akan kamu tuju dengan kekuatan fisikmu. Jika memang kamu harus mengunjungi banyak tempat, banyak-banyaklah istirahat, minumlah vitamin atau suplemen tubuh, dan banyak-banyak olahraga sebelum melakukan perjalanan.
***
Yup, beberapa tips di atas semoga bisa membuat perjalananmu semakin menyenangkan. Ingat, apapun yang dilakukan secara berlebihan tidak baik untuk kesehatan tubuh, hati , dan pikiran.