Pertanyaan ini dilontarkan seorang mahasiswa asal Jogja berjaket merah dengan headset yang selalu menempel di telinga, menyapa saya saat perjalanan di KA Sri Tanjung Solo – Banyuwangi.
‘Masnya mau kemana? Kok bawa-bawa backpacker?’
Saya hanya tersenyum bingung. Mungkin mahasiswa itu terlalu lelah menempuh 13 jam perjalanan kereta menuju Banyuwangi.
Pertanyaan ini saya dapatkan saat acara kopdar forum para backpacker. Mungkin sejenis pertanyaan wajib dalam forum para pejalan.
Pertanyaan dan ‘sedikit paksaan’ dari teman dan ibu kos setiap saya akan bepergian ke suatu tempat.
Dan semua kecewa saat saya bilang yang khas dari Kawah Ijen adalah ‘belerang’-nya. Pengertian oleh-oleh bagi sebagian besar orang Indonesia mungkin adalah ‘makanan’.
Pertanyaan khas dari sesama traveler saat mengetahui bujet yang saya keluarkan di satu tempat lebih sedikit dari bujet ‘pasaran’ pada umumnya.
Pertanyaan yang saya dapat saat berkunjung ke Jogja dan minta tolong seorang kawan lama -3 tahun kami tak bertemu, untuk berkeliling Jogja.
Pertanyaan tersebut muncul saat saya menyebut Malioboro, Candi Ratu Boko, dan Taman Sari sebagai daftar kunjung.
Saya tak masalah mengunjungi tempat yang sama berkali-kali, karena saya yakin saya akan selalu menemukan hal baru disana.
Pertanyaan yang muncul saat saya memposting foto perjalanan saya di sosial media. Kolom komentar tak pernah sepi dari komentar, ‘wah fotonya bagus, kok nggak ajak-ajak!?‘
Biasanya pertanyaan dari sang pacar. Saya sendiri jarang mendapat pesan seperti itu. Kawan seperjalanan saya saat berada di bus perjalanan pulang ke Semarang hampir tiap jam handphone jadulnya berdering karena mendapat pesan dengan isi yang hampir sama, ‘Dimana? Kenapa nggak pulang-pulang?’ dari pacarnya.
Pertanyaan yang sering dilontarkan orang tua saat tahu saya dalam perjalanan jauh. Beda dengan pacar, beliau berdua hanya mengirim pesan satu kali saat diperjalanan dan kemudian menunggu kabar dari saya telah sampai di tujuan.
Pertanyaan yang sering dilontarkan kawan perjalanan sepulang traveling. Seorang yang bertugas sebagai tukang dokumentasi dadakan saat traveling paling sering mendapat pertanyaan sejenis ini dari teman-teman rombongannya.