8 Hal yang Harus Dilakukan Pendaki agar Sumber Air di Gunung Tetap Lestari

Pendakian yang semakin menjadi trend memunculkan banyak masalah baru. Selain sampah, pencemaran sumber air yang makin parah butuh perhatian khusus.

SHARE :

Ditulis Oleh: Fransisca Arnoldi

Foto oleh Sebandung

Pengalaman saya sebagai seorang penikmat alam mewajibkan saya untuk sangat berhati-hati dan seefisien mungkin dalam menggunakan air. Karena sumber mata air di pegunungan tidak hanya digunakan oleh para pendaki, tetapi juga para penduduk sekitar gunung, tumbuh-tumbuhan, juga hewan-hewan yang berhabitat di gunung.

Bulan lalu, saya kebetulan mendaki gunung Talang di Solok, Sumatera Barat. Gunung ini memiliki pemandian air panas. Pemandangan dari pemandian air panas ini berlatarkan 3 buah danau.

Di pos terakhir, tepat sebelum puncak, datarannya berbentuk tanah lapang yang cukup luas untuk ratusan tenda. Tepat di tengah-tengah lapangan itu mengalir sumber air yang berbentuk sungai kecil mengalir membelah lapangan campground. Sumber mata airnya sangat berlimpah. Saya kaget, karena jarang-jarang ada sumber mata air berlimpah tepat di tengah-tengah campground di sebuah gunung. Sebuah anak sungai kecil alami yang dangkal mengalir tanpa henti dari ujung ke ujung membelah dataran meskipun musim kemarau tiba. Airnya bersih, sejuk, walaupun dekat dengan kawah tapi tidak berbau belerang, hingga banyak tenda yang didirikan dekat persis di sebelah sungai kecil aliran tersebut.

Namun, ibarat pedang bermata dua, kemudahan tersebut membuat para pendaki sering lalai dan lupa akan kebersihan sekitarnya. Beberapa yang saya lihat malah mencelupkan kakinya seperti bersantai di kolam renang. Ada yang mencuci beras langsung di dalam air dan meninggalkan sisa beras di dasar sumber air. Juga ada yang dengan santainya membuang apa-apa ke aliran air karena menganggap hal itu lumrah. Padahal, masih banyak pendaki lain di hilir yang menggunakan air yang sama. Bukan hanya untuk masak, tetapi juga yang digunakan untuk minum, atau untuk sekedar cuci muka. Bahkan, hingga menuju ke bawah pun aliran air yang sama masih digunakan penduduk kaki gunung untuk keperluan sehari-hari. Hal-hal seperti inilah yang kadang membuat saya sedih dan kecewa.

Beberapa gunung yang pernah saya daki juga membuat saya prihatin dengan keadaan sumber airnya yang kadang tidak hanya tercemar kotoran dan sampah, tapi juga sisa-sisa makanan, sabun, dan benda-benda berkategori limbah lainnya. Selain menghindari diri dari keegoisan, tips-tips di bawah ini semoga mampu menjaga kelestarian air dan lingkungan yang ingin kita nikmati bersama

1. Bawa pulang botol shampo/sabunmu ke rumah

Sumber air bukanlah benda sekali pakai yang bisa diperlakukan seenaknya setelah airnya diambil. Jangan pernah buang sampah di sekitar gunung apalagi di sekitar sumber mata air. Pencemaran terhadap air di gunung akan berakibat fatal bagi para pengguna berikutnya. Sangat sering saya temukan sisa-sisa beras dan berbagai sampah plastik dari sabun/shampoo di dalam air.

Bawalah selalu wadah dan trash bag ketika menemui sumber air. Sekalipun tidak membuang sampah, ada baiknya kita memunguti sampah yang ada di sekitar sumber mata air. Selalu ingat bahwa orang lain juga akan menggunakan air tersebut.

2. Cucilah baju atau alat makanmu jauh dari sumber air

Cucilah perlengkapan makan, pakaian, dan alat-alat lain sedikit menjauhi sumber air. Hal ini untuk menghindari tercemarnya air dari sisa-sisa kotoran dan bahan-bahan kimia yang mungkin digunakan untuk membersihkan barang-barang tersebut.

Carilah tempat yang sekiranya tidak akan mengalir lagi ke sumber air. Tidak harus berkilo-kilo meter jauhnya. Cukup dengan memperkirakan dengan mengamati kontur sekitar agar air bekas pakai tidak mengalir langsung ke sumber air tersebut lagi.

3. Sumber air bukan jamban!

Sudah terlalu sering saya menemui hal ini yang tentu saja membuat risih pengguna air lainnya di gunung. Beberapa pendaki ada yang buang air kecil/besar di dekat bahkan di sumber airnya langsung. Padahal, air yang mengalir biasanya digunakan penduduk sekitar gunung untuk digunakan dalam keseharian mereka.

Untuk buang air besar, ada baiknya dilakukan dengan menggali lubang terlebih dahulu dan menutupnya ketika selesai. Jangan lupa juga membawa gayung, tissue dan wadah air terpisah agar tidak mencuci langsung di air.

4. Selalu sedia jerigen kecil atau botol air besar

Tentu tidak harus membawa ember atau galon ke atas gunung sebagai wadah. Bisa digunakan jerigen atau botol air mineral besar sebagai penggantinya. Hal ini digunakan untuk menghindarkan air dari kontaminasi langsung terhadap kotoran-kotoran yang mungkin tersisa, baik dari mencuci, mandi, atau membersihkan diri.

Bawa wadah yang sudah diisi air tersebut sedikit menjauh dari sumber mata air untuk melakukan kegiatan bersih-bersih piring, tas, pakaian ataupun membersihkan tubuh dan sepatu.

5. Gunakan satu tangan

Jika keadaan memang mengharuskan kamu menyentuh langsung sumber airnya, ada baiknya gunakanlah satu tangan terbersih saja yang kamu punya. Tujuannya, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kadar tercemarnya air dari anggota tubuh lainnya.

Misalnya, ketika kamu ingin mencuci anggota tubuh, gunakan cukup satu tangan untuk mengambil air langsung dari sumbernya. Jadi tidak perlu mencelupkan satu-persatu bagian tubuh yang kotor.

6. Bawa selalu Trash Bag

Hindari penggunaan bahan kimia sejenis sabun, shampoo dan detergen. Selain mencemari air, sampah-sampahnya juga dapat mengotori lingkungan. Membawa trash bag akan sangat membantu dalam mengurangi peredaran sampah-sampah plastik di sekitar sumber air. Tidak harus selalu sampah sendiri yang dipungut, bisa juga sampah lain yang terlihat.

Selain itu. Trash bag bisa digunakan sebagai wadah untuk alat-alat yang akan dicuci seperti pakaian, nasting, piring, gelas, kompor, ataupun alat lain.

8. Jangan mencelupkan benda-benda

Tidak hanya anggota tubuh yang kotor, tetapi juga jangan mencelupkan langsung barang-barang yang akan dicuci. Hal ini untuk menghindari kontaminasi langsung dari alat-alat tersebut. Terutama alat-alat makan yang mungkin masih mengandung sisa kotoran, karat dan minyak. Ingat selalu bahwa pengguna air lainnya juga membutuhkan air bersih, bukan air sisa kotoran.

Repot? Memang harus. Karena akan ada banyak pemakai air lainnya yang juga ingin menikmati air bersih. Selain itu, dalam kasus air yang mengaliir, air yang kita gunakan di atas gunung sesampainya di bawah juga akan digunakan oleh penduduk sekitar. Digunakan oleh orang satu desa.

***

Polusi air banyak dilakukan karena ketidakpedulian kita terhadap lingkungan sekitar. Bahkan terjadi pada yang terpenting sekalipun seperti mata air. Sumber di mana berbagai kehidupan bergantung di situ. Maka dari itu, ada baiknya kita sebagai penikmat yang hanya sekedar lewat, haruslah menjaga dan merawat kebersihan sumber air di gunung. Baik mata air, sungai, air goa, danau, dan juga air mengalir lainnya. Kebersihan air ini diharapkan menjadi keberlangsungan hidup ekosistem penghuni hutan lainnya.

Apa yang kita lakukan ketika bertamu ke rumah orang lain? Tentu saja menjaga etika. Apalagi jika tuan rumahnya adalah Sang Maha Pencipta.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU