Gunung Tambora yang terletak di Nusa Tenggara Barat mempunyai daya tarik tersendiri bagi para penggiat alam bebas. Kaldera super luas dan keindahan alamnya yang luar biasa membuat orang tak segan menempuh jarak yang tergolong jauh demi sekadar bercengkrama dengan jalur, keragaman hayati dan puncaknya.
Namun ada beberapa hal yang perlu perhatikan saat hendak mendaki gunung ini. Inilah 7 tips pendakian Gunung Tambora yang harus kamu tahu.
Hal yang paling utama dalam pendakian adalah persiapan matang, salah satunya adalah kesiapan fisik!
Jarak tempuh normal jika melalui jalur Desa Pancasila adalah 3 hari 2 malam, jangan paksakan fisik ingin mendaki dengan cepat, hei kamu sudah jauh-jauh datang ke Tambora, masa rela cuma sebentar, nikmati saja yang terhampar di depan mata. Dan jangan sampai saat sampai Tambora fisikmu drop karena tidak latihan fisik sebelum pelaksanaan.
Info transportasi sangat penting karena letak Desa Pancasila itu masih jauuuuuh dari Kota Bima. Saya kurang beruntung kala itu, bus dari Bima ke Desa Pancasila tidak beroperasi hari itu! Tapi untunglah kami masih diberi kemudahan, teman kami warga Bima bersedia mengantar sampai ke basecamp pendakian menggunakan mobilnya.
Hal ini bisa jadi pelajaran. Banyak-banyaklah gali info transportasi, dan cari back-up saat kendaraan utama yang kamu tentukan ternyata batal.
Untuk letak sumber air ada di pos 1, pos2 (sungai), pos 3 (letaknya jauh dari camp), dan pos 5 (kubangan). Di sarankan untuk membawa air dari pos 3 untuk summit attack karena air di pos 5 tidak direkomendasikan untuk di konsumsi karena kualitas airnya.
Gunakan jalur yang jelas saat summit attack dan turun dengan jalur yang sama.
Saat pendakian kemarin tim saya sempat tersesat. Penyebabnya karena kami mengambil jalur turun yang berbeda dari saat kami berangkat summit attack, kami mengikuti pendaki lain sewaktu turun. Sepuluh menit pertama masih jelas jalurnya, namun lama kelamaan..blank! Jalur terputus! Untungnya di titik kami tersesat itu masih cukup terbuka kondisi vegetasinya, sehingga kami di-rescue warga yang kebetulan sedang naik dan juga melihat kami yang pakai kaos merah, kontras! Warna kaos menolong kami saat itu.
Beramah-tamahlah dengan warga sekitar, warga disana menerima dengan baik kedatangan pendaki. Tidak ada ceritanya pendaki kehilangan barang. Saat kami tinggal, terbukti tenda dan semua peralatan yang kami tinggal di pos 4 masih utuh dan aman.
Memang sih tipikal wajah mereka agak’ sangar’ ya, tapi percayalah mereka baik-baik banget. Kami sangat sering mendapat pertolongan saat pendakian kemarin.
Ambil waktu summit pagi hari, sekitar pukul 3 atau setelah subuh, karena jika saat pukul 7 ke atas kamu masih berada di jalur summit itu akan sangat menyiksa. Panas, kering dan banyak menghabiskan persediaan air.
Saat sudah sampai puncak semua usaha kalian akan terbayar dengan kecantikan alam dari puncak Tambora.
Satu yang harus diingat, saat sudah sampai puncak dan cuaca cerah segeralah ambil foto karena kabut cepat sekali akan menyergap. Kala itu saya kehabisan waktu di jalan menuju puncak, alhasil cuma bisa sebentar menikmati pemandangan saat cerah dari puncak.
***
Tambora mungkin tidak begitu tinggi, namun keindahan alamnya akan membuatmu berhenti membandingkannya dengan gunung-gunung ‘tinggi’ lain yang pernah kamu singgahi.