7 Langkah Mudah Menguasai Bahasa Ngapak

Saya rasa, bahasa ngapak adalah bahasa paling kontroversial yang sering menjadi pusat perhatian dan menjadi bahan candaan.

SHARE :

Ditulis Oleh: Umu Umaedah

Foto oleh Umu Umaedah

‘Pokoke orak. Maning-maning, mengko tuman!’ (Pokoknya tidak. Lagi-lagi, nanti kebiasaan!)

Spontan teman-teman tertawa habis-habisan mendengar saya bercakap dengan sesama teman satu daerah. Kami berasal dari Banjarnegara, Jawa Tengah.

Saya rasa, bahasa ngapak adalah bahasa paling kontroversial yang sering menjadi pusat perhatian dan menjadi bahan candaan. Namun, di balik keanehan bahasa kami, ada beberapa dari mereka yang justru tertarik untuk berguru dan ingin menguasainya.

Teman saya, Vitrie, jauh-jauh dari Batam dan berasal dari keturunan Batak. Ia begitu antusias mendengarkan, berlatih, dan memperbanyak kosakata bahasa ngapak. Tak lebih dari 1 tahun, saya rasa dia cocok untuk dilepas di daerah Banyumasan. Walaupun logatnya menjadi sangat lucu, tapi untuk pemahaman arti, dia sudah cukup menguasai. Selamat.

Mungkin, ada Vitrie–Vitrie lain yang juga ingin mempelajarinya. Berikut langkah yang perlu kamu lakukan.

1. Gunakan Qolqolah yang benar seperti dalam ilmu tajwid

‘Dileboqaqen duit kas bae lah.’ (Dimasukkan uang kas saja lah.)

Seru teman saya ketika sedang mengadakan rapat kelas. Dia memang jarang menggunakan bahasa Indonesia. Tak jarang, teman-temannya sering menanyakan 2 sampai 3 kali untuk mengerti apa yang dimaksud.

Sebenarnya kalau dalam penulisan adalah ‘dilebokaken’, tapi ketika diucapkan kata ‘k’ melebur dan berubah pengucapan menjadi ‘q’. Kamu bisa mempelajarinya di ilmu tajwid qolqolah.

Intinya, jika ada huruf “k” di tengah kata, ucapkan seperti mengucap huruf “q” dengan lantang dan jelas.

2. Tambahkan imbuhan ‘koh’ atau ‘to li’ di belakang untuk memperkuat kalimat yang dilontarkan lawan bicara

‘Kose ko mbayare pira?’ (Kos kamu bayarnya berapa?)

‘500 ewu koh. Larang banget yak.’ (500 ribu. Mahal banget ya.)

‘To li oleh wifi.’ (Nah, tapi kan dapat wifi.)

Dua imbuhan ‘koh’ dan ‘to li’ dipakai sebagai imbuhan penguat bahasa ngapak di akhir kalimat.

Gunakan ‘koh‘ dan ‘to li’ di akhir kalimat jika kamu ingin menguatkan kalimat yang dlontarkan lawan bicaramu.

3. Pada kalimat tertentu huruf ‘k’ diganti ‘g’

‘Mbag, aku melu tuku bagso’ (Mbak, aku ikut beli bakso)

Kalau penilaian bahasa ngapak diwajibkan mengikuti KBBI yang benar. Pasti akan memiliki banyak kesalahan. Dalam KBBI huruf ‘k’ pasti akan di ucapkan ‘k’ secara baik dan benar. Kami memang tidak mengubah huruf, hanya saja saat berbicara, huruf tersebut terdengar berubah.

Tips untuk kamu yang ingin berbicara ngapak, jika ada huruf “k” diakhir kata, ucapkan seperti mengucap huruf “g” secara tipis. Misal, “bapak” menjadi “bapag”, “nenek” menjadi “neneg” dan lainnya.

4. Naikan dan percepat intonasi bicaramu

Kecepatan berbanding lurus dengan tekanan, itulah yang menjadi dasar logat orang ngapak. Teman-teman sering memasang wajah bingung ketika saya berbicara. Setelah saya tanyakan, mereka kurang bisa mencerna apa yang saya ucapkan karena terlalu keras dan cepat. Di sini kadang saya merasa sedih. Apa salah saya. Terpaksa, saya kembali mengulang apa yang saya bicarakan dengan lebih pelan dan jelas sehingga mereka mengerti.

Percepat, serta naik dan perlama intonasi bicaramu di tiap akhir kalimat. Misal, “Iya” menjadi ” Iyaaaa”.

5. Jadilah muka tebal

Orang ngapak terkesan cuek dengan apa yang dilakukannya sehingga orang menyebutnya tidak tahu malu. Padahal kami adalah orang yang berusaha mempertahankan apa yang menjadi kebiasaan dan menjadi kita apa adanya.

Lantang dan tegaslah dalam berbicara, karena kami orang ngapak melakukan itu.

6.  “Pahlawan” menjadi “Pahlawhan”

Pengucapan orang ngapak memang sangat khas. Meski kami berbicara dalam bahasa Indonesia, asal daerah kami akan langsung dapat dikenali dari cara kami mengucapkan kata-kata seperti, “pahlawan” menjadi ” pahlawhan”, “mi ayam” menjadi ” mi ayham”, atau “tidak” menjadi “tidhag”.

7. Bertemanlah dengan orang ngapak

Bertemanlah dengan penjual parfum, maka kamu akan ikut terciprat baunya.

Saking antusiasnya, teman saya sering mengajak saya untuk menerjemahkan bahasa Indonesia ke dalam bahasa ngapak. Atau, mereka juga sering menguping ketika saya sedang mengobrol dengan sesama orang ngapak.

‘Nyong wis teyeng ngomong ngapak siki.’ (Aku udah bisa ngomong ngapak sekarang.) Kemudian ia tertawa.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU