6 Langkah Mudah Menguasai Bahasa Sunda

Tidak ada yang susah dalam menguasai suatu bahasa, kalau niat kita kuat. Termasuk bahasa sunda. Kamu bisa mempelajarinya dalam 6 langkah ini. berikut.

SHARE :

Ditulis Oleh: Umu Umaedah

Foto dari Arga

Bandung mempesona!

Mulai dari tatanan kota, budaya, dan orang-orang kreatif di belakangnya.  Itu membuat saya begitu tertarik untuk mempelajarinya.

Sebuah kebetulan, saya bisa mempunyai teman yang berasal dari Bandung. Malam itu teman-teman kerja mengadakan makan malam bersama. Usai makan malam, kami tidak lekas pulang. Kekenyangan menjadi alasan untuk kami berlama-lama sambil menghabiskan malam.

‘Ajarin aku bahasa Sunda dong!’ Biar kekinian bisa ngomong sama bahasa Sunda.’  Sambil memutar-mutar sedotan saya memasang muka kasihan padanya.

Berikut hasil obrolan santai selepas makan dengan Nugraha Fathorrahman, seorang yang dilahirkan dan dibesarkan di Bandung.

1. Gunakan imbuhan kata ‘mah’, ‘teh’ di tengah, dan ‘atuh’ di belakang kalimat

Penggunaan kata ‘mah’ dan ‘atuh’ adalah untuk penguat kalimat yang ada di dalam bahasa sunda.

Contoh :

Mah = ‘Urang mah can ngerjakeun PR.’

Atuh = ‘Urang mah apa atuh?’

Teh = ‘Leres abdi teh urang bandung.’

2. Huruf vokal dalam bahasa Sunda ada tujuh: a, i, u, e (pepet), ѐ (tѐlѐng), o, eu

Tiga huruf vokal yang perlu dipahami agar tidak salah pengucapan adalah e, é, dan eu.

Kecap dan kécap adalah kalimat yang sama namun adanya penggunan e dan é bisa merubah arti dari kata tersebut. Kecap = kalimat, sedangkan kécap artinya saus hitam terbuat dari kedelai hitam.

Kata lain yang menggunakan é adalah saré, hapé, béja, émber, banténg. Kata lain yang menggunakan e adalah peti, semir, kendi, kembang.

‘Bapa atos saré.’ (Bapak sudah tidur.)

‘Sendal abdi kamana?’ (Sandal saya kemana?)

Untuk huruf vokal ‘eu’. Contohnya ngerjakeun, hareup, anjeun, seuneu, reungit, baeud, haseum, leumpang.

Untuk orang awam, mereka akan sangat susah untuk melafalkan huruf ‘eu’. Selain orang Sunda, banyak dari mereka akan mengucapkan ‘ngerjaken’ dan meleburkan huruf u. Dalam bahasa Indonesia sendiri tidak ada pelafalan seperti ini.

‘Masing nyuhunkeun ka Papap ogé, angger moal dipasihan.’
(Mau minta ke Bapak juga, tetap nggak akan dikasih.)

3. Hilangkan huruf ‘v’ dan ‘f’ di ganti dengan ‘p’

Kebanyakan dari orang sunda asli tidak bisa menggunakan huruf ‘v’ dan ‘f’ dengan benar walaupun menggunakan bahasa Indonesia sekalipun.

‘Lalajo pilem naon poe ieu?’ (Nonton film apa hari ini?)

4. Abaikan huruf ‘z’ diganti dengan ‘j’

Ketika orang Sunda menemukan  huruf z pada kalimat, mereka akan menggantinya dengan huruf ‘j’.

Contoh: ‘Geus jakat pitrah can?’ (Udah zakat fitrah belum?)

5. Menambahkan awalan n, ny, dan ng

Orang Sunda sering menambahkan ketiga awalan tersebut di depan kata. Hal ini menunjukkan memudahkan orang Sunda dalam mengutarakan maksud kepada orang lain.
Contoh: ‘Aya cai nginum?’ (Ada air minum?)
‘Nyuhunkeun artos ka bapa.’ (meminta uang ke Bapak)

 6. Carilah pasangan orang Sunda

Kamu akan bisa lebih menguasai bahasa tersebut ketika kamu memiliki pasangan berasal dari Sunda asli. Hidup bersamanya akan membuat kamu akan semakin sering mendengar bahasa tersebut. Dia tak akan sungkan untuk mengajarimu dari hal terkecil sekalipun sampai kamu benar-benar menguasainya.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU