Kami bukan orang yang dapat berkunjung ke Wayag – dengan pemandangan gradasi lautnya di Raja Ampat, atau menginap di hotel mewah dengan fasilitas spa pribadi di Gili Trawangan Lombok sesuka kami.
Kami bukan orang super kaya, kami hanya pandai menabung agar dapat terus bepergian.
Sebagian besar dari kami justru pegawai kantor swasta atau PNS dengan jadwal kerja padat, bahkan ada yang memiliki shift pada hari sabtu/minggu.
Kami bukan tak punya pekerjaan tetap sehingga seolah terlihat dapat bepergian kapanpun kami mau, kami hanya pandai mengatur waktu karena kami paham pentingnya berlibur. Saat bekerja kami fokus pada pekerjaan kami. Sementara saat libur kami tak membahas urusan pekerjaan samasekali, kami sibuk menikmati keindahan bawah laut Bunaken atau hangatnya matahari terbit Bromo.
Hobi bepergian bukan berarti kami tipe penghambur uang.
Kami hanya pandai merancang biaya perjalanan kami dengan secermat dan seteliti mungkin sehingga tak melewatkan hal-hal spesial di destinasi yang kami kunjungi. Kami pun membekali diri dengan kemampuan menawar agar anggaran kami tak ‘bocor’ di tengah perjalanan.
Kami bisa saja sedang membentangkan tangan dan menikmati segarnya udara yang menyeruak masuk melalui hidung di depan Ranukumbolo tanpa jaringan internet atau media apapun. Namun kami tetap tahu perkembangan sekitar tak kalah dari orang-orang yang tiap menit memantau perkembangan berita di gadget mereka.
Di perjalanan, kami bertemu banyak orang dengan berbagai latar belakang, yang masing-masing memiliki kisah dan informasi berbeda.
Wawasan kami luas, bahkan mungkin kami tahu informasi yang media pun tak tahu, karena kami mendapat informasi langsung dari sumbernya.
Isu paling aneh yang saya tahu.
Kawan-kawan wanita traveler justru adalah wanita dengan kemampuan merencanakan dan penghemat anggaran terbaik.
Mereka tahu cara menikmati perjalanan, dengan anggaran mepet sekalipun. Mereka tahu kamar murah dengan fasilitas AC, air panas, kokok ayam dipagi hari dan senandung lagu jawa yang menemani secangkir kopi pagi -seperti Rumah Eyang Guest House di Jogja misalnya, atau tempat mendapat batik Jogja harga murah berkualitas tinggi dengan mendatangi langsung Desa Batik Giriloyo.