5 Alasan Harus Berkunjung ke Toko Oen Saat di Semarang

Toko Oen Semarang akan membawamu mengalami perjalanan lintas waktu. Sebuah ketenangan dan kesan mendalam akan kamu dapatkan.

SHARE :

Ditulis Oleh: Tim Phinemo

Foto oleh Shabara Wicaksono

Toko Oen nampak mencolok di antara deretan bangunan lain di sepanjang Jalan Pemuda, Semarang. Bercat putih, desain atapnya melengkung tinggi khas bangunan Eropa abad 19. Tulisan “Toko Oen” berwarna merah berdiri gagah di atas restoran.

Toko Oen ini memang lebih mirip resto daripada sebuah toko.

Dia mungkin bukan restoran termegah di Semarang, namun selalu mampu memberi kesan mendalam bagi tiap pengunjungnya, termasuk saya.

1. Merasakan perjalanan lintas waktu

Bagian favorit saya adalah jendela kaca besar dan pintu masuknya. Pintu masuk Toko Oen terdiri dari 2 daun pintu berwarna cokelat dengan nuansa klasik. Jendela kaca besar di bagian depan Toko Oen membuat saya jatuh cinta. Pintu klasik dan jendela kaca itu mengingatkan pada kedai kuno zaman Eropa pertengahan yang sering ditampilkan di film -film barat.

Saya memilih duduk dekat kaca agar dapat melihat suasana sore jalanan Kota Semarang.

Ada sebuah mesin kasir kuno di sudut resto dengan tuas putar disisi kanannya di sebuah sudut restoran. Lampu berdesain antik nan elegan cantik menggantung dilangit-langit restoran, semakin memperkuat nuansa klasik Toko Oen.

2. Kelezatan amandel dan poffertjes

Alasan saya memesan amandel adalah namanya yang unik. Ternyata sebelumnya saya pernah menyantap kue sejenis ini, hanya saja saya tak tahu jika kue tersebut bernama amandel.

Kesan saya mencicip amandel, teksturnya lembut, aroma adonannya menyeruak, serta yang saya suka, porsi kacangnya cukup banyak.

Sementara untuk poffertjes saya pesan yang campur (keju + cokelat). Makanan khas Belanda ini adalah pancake berbentuk bola. Besarnya kira-kira 3/4 bola ping-pong. Poffertjes disajikan panas-panas dengan taburan keju dan cokelat diatasnya. Satu porsi terdiri dari 12 buah poffertjes -cukup banyak untuk saya habiskan sendiri.

3. Bersantap ditemani iringan musik romantis

Pada malam hari, ada pertunjukan musik di Toko Oen Semarang. Musik yang dimainkan benar-benar membangun suasana tempo dulu. Bersantap hidangan lezat, di dalam ruangan bernuansa klasik, ditemani iringan musik elegan dan menenangkan, saya tak pernah mendapatkannya ditempat lain.

4. Es Krim Terlezat yang Pernah Saya Dapatkan di Semarang

Es krim Tutti Frutti terhidang di depan saya. Bentuknya unik. Seperti sepatu berwarna cokelat, dengan kaus kaki putih.

Ada semacam irisan buah kering didalamnya. Saat es krim bagian berwarna cokelat menyentuh  langit-langit mulut, es krim langsung lumer, memberi nuansa manis yang lembut. Manisnya pas, bagi saya yang tak terlalu menyukai makanan manis.

Bagian putih agak keras, penuh dengan nuansa rasa buah segar. Manisnya cokelat dan kesegaran toping buah segar menjadi perpaduan sempurna. Tak berlebihan jika saya menyebutnya es krim terlezat yang pernah saya nikmati di Semarang.

5. Mencecap cita rasa kue-kue legendaris

Etalase kue kering Toko Oen ini menarik. Berjejer toples-toples kaca besar berbentuk tabung, mengingatkan pada toples serupa di lemari kayu tua milik kakek saya.

Ada kastengel, kattetonge – kue putih telur, cocos – terbuat dari kelapa, dan tentu saja amandel yang saya telah pesan tadi.

Sebelum menjadi resto, kue-kue kering inilah identitas Toko Oen yang sebenarnya.

***

Note : Dengan penampilannya yang unik, cukup mudah menemukan Toko Oen. Posisi tepatnya berada di Jl. Pemuda 52, Semarang.

SHARE :



REKOMENDASI




ARTIKEL KEREN PALING BARU