Seminggu yang lalu, saya berkesempatan untuk mengunjungi Candi Hindhu terbesar di dunia, Angkor Wat di Kamboja. Bukan hanya foto-foto indah yang saya dapat, tapi fakta-fakta unik tentang Angkor Wat yang terangkum dalam 9 hal berikut ini.
Berita ini dikutip dari CTVNews.ca, bahwa mulai Februari 2017, harga tiket masuk ke Angkor Wat selama satu hari penuh akan naik dari 20 USD menjadi 37 USD. Menurut pemerintah setempat, 2 USD dari hasil penjualan tiket akan didonasikan untuk rumah sakit anak Kantha Bopha di Siem Reap dan Phnom Penh.
Ketika saya berbincang dengan seorang teman warga asli Kamboja, saya sedikit terkejut saat mengetahui bahwa warga lokal tidak dipungut biaya jika ingin mengunjungi Angkor Wat. Sedangkan turis asing harus membayar 20 USD.
Ada cerita unik, ketika saya mengunjungi Angkor Wat untuk menyaksikan sunset, petugas tidak mengecek tiket saya. Kata teman saya, hal itu dikarenakan saya memiliki wajah yang mirip dengan warga asli Kamboja. Yah, tahu gitu nggak usah beli tiket saja kali ya.
Angkor Wat memang merupakan candi Hindhu yang dibangun oleh Raja Suryawarwan II pada pertengahan abad 12. Namun, seiring berjalannya waktu, Candi Hindhu terbesar di dunia ini kini digunakan sebagi tempat bersembahyang oleh umat buddha Kamboja.
Perjalanan saya ke Kamboja kali ini memberikan banyak pelajaran. Terlebih untuk selalu mensyukuri apa yang sudah Tuhan berikan. Karena tidak semua orang memiliki nasib yang beruntung seperti kita.
Seperti para biksu-biksu kecil di sekitar Angkor Wat. Menurut penjelasan teman Kamboja saya, salah satu alasan mengapa mereka menjadi biksu adalah karena keadaan ekonomi. Dimana ketika mereka menjadi biksu, mereka bisa memperoleh kehidupan yang lebih baik.
Hal tersebut dikarenakan, pada saat bulan November, warga Kamboja tengah merayakan Water Festival. Turis lokal dan mancanegara beramai-ramai mengunjungi pagelaran festival yang diadakan pemerintah setempat. Selain itu, November adalah high season bagi para traveler karena mendekati libur akhir tahun.
Setelah puas menikmati setiap sudut dan lekuk Angkor Wat, kamu bisa meminta doa kepada biksu. Serangkaian doa dirapalkan sambil mengenakan seikat tali berwarna merah atau orange, setelah itu Biksu akan mencipratkan air ke kepala agar kita selalu memperoleh berkah.
Selain Angkor Wat, ada banyak candi-candi di Kompleks Angkor. Seperti Tha Prom, Bayon, Elephant Terrace, dll. Namun, Angkor Wat menjadi candi paling populer dan terbesar di kompleks Angkor.
Jika kamu perhatikan, Kamboja merupakan satu-satunya negara di dunia yang menggunakan simbol bangunan pada bendera negara. Simbol Angkor Wat digunakan sebagai lambang bendera karena Angkor Wat sangat dibanggakan oleh warga Kamboja.
Angkor Wat dan Candi Borobudur memang tidak bisa dibandingkan. Namun, jika ditanya, mana yang lebih megah dan indah, menurut pendapat saya pribadi, Angkor Wat lebih cantik dan megah. Susunan material yang digunakan untuk membangun Angkor Wat sebagian besar masih original, belum banyak mengalami pemugaran. Selain itu, kanal-kanal luas yang mengelilingi Angkor Wat semakin menimbulkan suasana yang epik. Apalagi saat fajar tiba.
Sebelum berangkat ke Kamboja, beberapa teman memberikan review yang kurang baik tentang Angkor Wat. Hanya berbekal kata teman temannya, mereka bilang Angkor Wat kotor banyak sampah. Ternyata, saat saya ke sana, hanya menemui satu botol minuman mineral yang terbuang di pinggir tempat sampah.
Pariwisata merupakan sektor kedua setelah pertanian yang menjadi tumpuan ekonomi warga Kamboja. Banyaknya turis yang berkunjung ke Angkor Wat menjadi ladang basah bagi warga sekitar. Harga 1 botol air mineral 500 ml dihargai 1 USD. Padahal kalau kamu warga lokal, harganya hanya 1000 riel (1 USD = 4000 riel)
***